Penghianatan

5.9K 433 70
                                    

"Kalian menyiksanya tanpa mengajak kami ehh?" ucap seorang gadis berambut pirang yang di kuncir satu. Manik birunya menatap penuh kebencian pada Sakura.

Kedua manik emerald Sakura sontak membulat, begitu mendengar ucapan dari salah satu sahabatnya.

"I-ino," batah Sakura menatap terkejut dan juga sedih pada Ino.

Entah kenapa Sakura merasa sahabat-sahabatnya itu tak lagi sama, ada sesuatu yang terasa salah.

"Jangan pernah menyebut namaku lagi sialan!" seru Ino menatap jijik ke arah Sakura yang terbaring lemah bersama kursi yang ia duduki.

Bercak darah mengotori wajah putih Sakura, debu juga mengotori wajah dan seragamnya. Rasa pening dan juga perih mulai menyerang Sakura, membuatnya meringis kecil.

"Sakit ehh?" ujar seorang gadis berkuncir empat, ia tampak berjalan mendekat ke arah Sakura. Begitu berada di depan Sakura, dengan tanpa belas kasih ia menendang kepala Sakura membuat pening yang awal tak terlalu terasa menjadi benar-benar terasa menyakitkan.

"He-nti-kan," lirih Sakura begitu tak hanya satu pukulan ia dapatkan, sebab kini gadis berambut indigo pun turut memberikan tamparan pada pipinya setelah ia berhasil di dudukkan kembali.

Gadis indigo itu tampak mencengkram rahang bawah Sakura, membuat Sakura terpaksa mendongak ke arah gadis itu.

"Hina-ta, kenapa?" ucap Sakura dengan mata yang telah di genangi oleh air mata. Tidak, ia tak menangisa karna luka di tubuhnya tetapi karna luka di hatinya.

"Kau masih bertanya kenapa? Wah, kau memang aktris yang hebat nee Sakura-chan!" ucap Temari sebelum menusuk paha Sakura menggunakan gunting yang entah ia dapat dari mana.

"Arghtt!!" raung Sakura begitu merasakan ujung gunting itu mengoyak daging pahanya. Setetes air mata mengalir di pipi Sakura, bahu itu bergetar namun tak mengeluarkan isak tangis.

"Bagaimana kalau kau mati saja hem?" seru Ino tiba-tiba dengan menggenggam sebuah pisau di tangan kanannya. Senyum jahat terukir di bibirnya.

"Kenapa?" tanya Sakura dengan kepala yang tertunduk.

"Kau masaih tanya kenapa hah? Setelah apa yang kau lakukan pada Tenten? Kau memang iblis Sakura!" bentak Neji dengan raut wajah yang terlihat sangat marah. Tangan kirinya tampak mencengkram sejumpun rambut Sakura, sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk mencekik Sakura.

Bibir Sakura tampak terbuka, mencoba meraup udara ketika saluran pernapasannya tak lagi dapat ia gunakan akibat cekikan yang Neji lakukan padanya. Manik emeraldnya tertutup oleh kristal bening yang telah tumpah. Rasa pening mulai menghampiri Sakura, membuat pergerakannya melemah.

"Neji kau akan membunuhnya?" ujar Sai dengan manik jelaga yang tampak enggan menatap ke arah Sakura. Ada rasa sakit di hatinya begitu melihat sosok Sakura saat ini.

"Maaf!" batin Sai dengan satu tetes ai mata di pipinya. Cepat-cepat ia hapus air mata itu sebelum ada yang menyadarinya.

"Ya, ia harus mati. Ia membuat Tenten kritis di UGD!" seru Neji sebelum mendorong kursi yang Sakura duduki, membuat tubuh Sakura kembali terjatuh dengan tubuh yang semakin melemah.

"Sa-i," lirih Sakura, amat sangat lirih hingga tak ada yang menyadarinya kecuali Sai yang melihat gerakan bibir Sakura.

Mendapati hal itu, Sai memilih memalingkan wajahnya. Enggan menatap Sakura, membuat hati Sakura semakin sakit.

"Bagaimana kalau kalian buang saja jalang ini ke danau yang ada di taman komplek Rose Garden?" usul Karin dengan senyum manis di bibirnya.

Cukup lama semuanya terdiam hingga sebuah anggukan dari Neji, Ino dan juga Sasuke menjadi jawaban dari usulan Karin.

"AAh ini menyenangkan!" batin Karin terlampau senang.

Dengan segera mereka semua mengangkat tubuh tak berdaya Sakura menuju mobil Sai dan Shikamaru. Ketika berada di mobil Sai, Sakura hanya memilih diam tanpa mau melawan. Ia lelah, dan cukup terluka untuk melawan.

"Apa yang sebenarnya terjadi Sai?" tanya Sakura dengan sauara yang terdengar lirih dan juga pelan.

"Kau pasti berpura-pura tak tahu kan Sakura?" sinis Shikamaru.

"Aku tahu kau tak bodoh Shika," balas Sakura sembari melirik ke arah Shikamaru yang tengah menyetir.

"Kau membayar Kabuto untuk menabrak Tenten saat ia tengah berada di gerbang sekolah, ketika ia menunggu kau dan Sasuke."

"Ah, ternyata begitu," ujar Sakura menatap lurus ke arah Sai ketika pemuda klimis itu menyelesaikan ucapannya.

"Seseorang menjatuhkan bingkai padaku, menyenangkan sekali," lanjut Sakura dengan nafas yang tersenggal.

"Kau berusaha mengelak padahal Kabuto sendiri yang mengakuinya?" seru Shikamaru menatap marah Sakura.

Sakura tampak mengacuhkan ucapan Shikamaru, ia memilih mencoba meraih tubuh Sai yang berada di hadapannya. Meluhat hal itu Sai hendak menghindar, sebelum Sakura terbatuk dan memuntahkan darah dari mulutnya.

"Jaga semuanya untukku Sai, karna aku me-nyayangi ka-lian!" ucap Sakura sebelum manik emeraldnya tertutup sempurna dan tubuhnya limbung ke belakang.

Deg

Rasa resah mulai menguasi tubuh Sai dan juga Shikamaru. Ada rasa tak enak di hati mereka, seolah olah apa yang mereka lakukan ini salah.

Tanpa mereka sadari mereka telah sampai di danau yang menjadi tujuan mereka. Kedua pemuda itu masih terdiam di posisi mereka masing-masing membuat Sasuke, Ino, Neji, Hinata, Temari dan Karin merasa sedikit cemas.

Namun tak berapa lama, pintu mobil Sai terbuka menampilkan Sai dan Shikamaru yang berjalan keluar dengan raut wajah linglung. Dengan kaku Sai menggendong Sakura dalam dekapannya. Pemuda klimis itu tampak melirik wajah lebam penuh memar dan darah dalan dekapannya.

"Apa ini salah?" tanya Sai dalam hatinya.

"Ada apa?" tanya Ino pada Sai, yang di jawab gelengan kepala oleh pemuda itu dan Shikamaru.

"Sudahlah, sebaiknya buang saja dia!" ucap Neji melirik ke arah danau.

"Hn," guman Sasuke.

Dengan langkah pelan Sai, membawa tubuh Sakura menuju danau. Manik jelaganya tampak menggelap dan juga kosong.

Tanpa banyak bicara Sai segera menjatuhkan tubuh Sakura ke dalam danau. Membiarkan tubuh lemah Sakura tenggelam.

Seringai kepuasan terlihat di wajah semuanya kecuali Sasuke yang tetap berwajah datar. Tanpa menunggu lama, mereka meninggalkan danau itu.

"Aku akan bersama Temari," ucap Shikamaru meninggalkan Sai di mobilnya.

Mobil Sasuke dan Karin memimpin, di ikuti Hinata dan Ino, Shikamaru dan Temari dan terakhir adalah Neji. Sai?

Pemuda itu tampak memandang danau sejenak, sebelum memilih meninggalkan danau dalam keadaan hati yang kacau balau.

Sakura And Revenger[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang