PART 8 : TERLANJUR

1K 135 1
                                    


"Apa Oppa marah pada Jungkook?" Bisik Seungwan ketika Yoongi duduk di sebelahnya.

Yoongi menatap Seungwan tanpa berkedip membuat Seungwan mengerutkan kening, "Benar marah ya?"

"Tidak." Jawab Yoongi lalu meminum gelas berisi soju di hadapannya.

"Apa kita harus berhenti saja?"

Gerakan Yoongi yang baru akan mengisi gelasnya lagi terhenti. Ia meletakkan botol soju kembali, "Maksudmu?"

"Perjodohan ini, apa kita hentikan saja?"

"Apa kau menyukai Jungkook?"

"Tidak. Dia dongsaengku."

"Mungkin hanya kau yang berfikiran seperti itu sementara dia tidak."

Wajah Seungwan terlihat terluka, "Tidak . Mungkin dia terlihat seperti itu, tapi dia hanya tak suka jika aku bersama orang lain. Dia dan aku selalu bersama sejak kecil, dia tidak suka kakaknya direbut orang. Sama seperti anak kecil yang tak ingin mainan miliknya direbut orang lain."

Yoongi meraih botol soju tadi, tapi bukannya menuangkannya ke gelas, ia meminum soju dari botolnya langsung, sambil matanya tak lepas menatap Seungwan, "Kau pikir aku percaya?"

"Percayailah yang ingin Oppa percayai. Kalau perjodohan kita berakhir, aku tidak mau itu karena alasan konyol seperti Jungkook."

Yoongi diam menatap kearah Jimin yang sedang mengobrol dengan Seokjin lima langkah darinya, sementara Seulgi bersandar di pundak Jimin. Yerim, Taehyung dan Joohyun bermain kembang api di tengah halaman. Sementara Jungkook mengikuti Namjoon ke studionya di bangunan terpisah di samping rumah. Studio tempat Namjoon membuat musik.

Mereka sudah selesai makan dan hanya menikmati malam sebelum benar benar larut dan harus berakhir.

Lagi, Yoongi meneguk soju dari botolnya sampai habis tak bersisa, "Apa ini pertengkaran pertama kita?" Tanyanya sambil tersenyum sinis, "Jung Seungwan-ssi?"

Bulu kuduk Seungwan meremang mendengar suara Yoongi memanggilnya. Dia menelan ludah sebelum menjawab, "Aku tidak akan menyebutnya pertengkaran, toh ini bukan hubungan yang sebenarnya."

"Bukankan sudah kubilang kalau meski ini perjodohan yang diatur oleh orangtua, ini tetaplah sebuah hubungan? Dan aku bertanggung jawab atas milikku. Termasuk kau."

Seungwan menatap Yoongi yang membuang pandangannya ke arah halaman, "Aku bertanya tanya berapa banyak wanita yang kau lepaskan dari tanggung jawabmu."

Sudut bibir Yoongi terangkat, masih tak menatap Seungwan, "wanita lain tak berhasil sampai tahap yang kau tapaki sekarang." Dia melirik Seungwan, "Mengerjakan pekerjaan rumahmu untuk memeriksa berkasku?"

"Oppa adalah lelaki yang dijodohkan denganku, bukan calon sekertarisku." Seungwan mengulang kata kata yang diucapkan Yoongi di pertemuan pertama mereka.

Yoongi bergerak mendekati Seungwan, berhenti beberapa centi dari wajah Seungwan, "Jangan membuatku bingung Jung Seungwan. Sedetik bilang ingin membatalkan perjodohan, detik berikutnya bersikap seolah ingin mempertahankanku. Apa kau sedang bermain main denganku?"

Nafas Yoongi menerpa wajah Seungwan. Aroma mint bercampur dengan sedikit aroma soju yang lelaki itu minum menguar, membuat fikiran Seungwan menggila, "Aku tidak tau." Matanya menatap mata Yoongi, "Aku tidak suka Oppa salah paham dengan Jungkook. Dengannya, aku tidak pernah berfikir akan melakukan hal yang ingin kulakukan padamu." Sebut saja Seungwan gila, ia memajukan wajahnya, bibirnya menyentuh bibir tipis Yoongi.

Keterkejutan melintasi wajah Yoongi, belum sempat ia bereaksi, Seungwan sudah mundur kembali. Tapi dengan berani masih menatap Yoongi.

"Aku tidak pernah salah paham dengan Jungkook. Menurutmu apa aku akan membiarkannya tinggal bersamamu jika aku menganggapnya sebagai rivalku? Aku hanya tidak suka kau mengungkit untuk membatalkan perjodohan hanya karena hal remeh." Yoongi mengulurkan tangannya, menyentuh pipi Seungwan, "jadi, katakan padaku, apa kau benar benar menginginkan perjodohan ini batal?"

JODOH PILIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang