PART 1 : THE FIRST TIME WE MET

2.6K 183 5
                                    

Suara bising, suara teriakan, suara tangis, semuanya bercampur. Tapi tidak ada satupun suara yang bisa menembus gendang telinganya. Hanya suara amarah dari hadapannya saja yang bisa ia dengar.

"Are you even human??"

Dia menatap kosong, tidak ada gunanya menjawab. Tubuhnya terangkat, orang itu menarik kerah blousenya, membuatnya berdiri dengan ujung jari menyapu lantai, terkulai.

"I will kill you!" Ludah orang itu berhamburan di hadapannya, tapi ia tak peduli. Bagaikan boneka, ia hanya diam saja saat tubuhnya di guncang pria di hadapannya.

"No, it will be so easy." Mata yang menatapnya dipenuhi amarah, kesedihan, dendam, "I will take yours as you snatch mine!"

Tubuh mungilnya terhempas, menabrak keras bangku ruang tunggu. Tapi sekali lagi ia tak peduli. Dia mati rasa.

"Stop!" Seseorang datang dan mendorong pria itu. Tangan kekar meraihnya dengan lembut. Menghelanya dalam pelukan, "Itu tidak akan terjadi." Bisiknya menenangkan. Memberitahunya agar tidak khawatir dengan ancaman pria itu.

"Aku tidak peduli." Akhirnya ia mengeluarkan suara, hampa, "Aku tidak punya siapa siapa. Aku tidak akan kehilangan apa apa. Biarkan dia membunuhku sekarang."




*



Seungwan menyeret kopernya pelan, berusaha menghindari orang orang yang juga tengah berlalu lalang. Matanya memindai di kerumunan. Mencari cari orang yang ia kenal diantara manusia berwajah asing yang tak ia kenal.

"Seungwanie!"

Ah! Itu dia. Senyum Seungwan muncul ketika melihat laki laki yang melambai heboh padanya.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Wajah laki laki itu bercahaya, tampak menonjol dengan senyum lebarnya. Membuat senyum Seungwan makin terkembang. Ia melangkah dengan lebih cepat. Dan langsung menghambur ke dalam pelukan lelaki itu ketika sampai di hadapannya.

"Aigooo! Kenapa kau masih pendek saja?"

"Jahat sekali! Kita sudah bertahun tahun tidak bertemu tetapi itu kalimat pertama yang Oppa ucapkan padaku!" Seungwan mencebik.

Lelaki itu tertawa, membuat beberapa orang yang berada di dekat mereka menoleh mendengarkan suara tawanya. Tapi Seungwan tidak bisa marah lebih lama karena tawa pria dihadapannya ini menular. Ia ikut tertawa.

"Kau tampak luar biasa." Lelaki itu mengacak rambut pendeknya dengan sayang, "Hampir tidak terlihat tanda tanda teler karena jetlag" Ia meraih koper Seungwan  dengan tangan kanannya, lalu menggenggam tangan gadis itu dengan tangan kirinya yang bebas, "Selamat datang di negara kelahiranmu. Selamat datang di rumah, sister." Ucapnya sambil melangkah, membawa Seungwan bersamanya.

JODOH PILIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang