PART 14 : KOTAK PANDORA YANG TERBUKA

1K 117 4
                                    


Yoongi menghampiri Seungwan yang menatapnya dengan eksprsi horor di matanya.

"Dimataku, kau lebih mengerikan, tahu!" Ucap Yoongi bercanda. Mengira tatapan Seungwan padanya karena beberapa bagian pakaiannya kena darah. Padahal Seungwan lebih berantakan daripada dia. Blouse bagian depannya terkena percikan darah, untungnya dia memakai sarung tangan lateks dari peralatan medis itu sehingga sarung tangannya lah yang berlumuran darah.

Seungwan mengikuti arah tatapan Yoongi. Dan ia sendiri terlihat terkejut dengan tangannya. Seungwan berusaha melepaskan sarung tangan itu.

"Sini, kubantu." Yoongi mengulurkan tangan.

"Jangan. Infeksius." Akhirnya sarung tangan itu terlepas, Seungwan mencari plastik dan memasukkan sampah itu kesana. Ia melangkah menuju mobil Yoongi, tempat yang relatif sepi karena kerumunan sudah mulai bubar ketika ambulan terakhir sudah pergi.

Yoongi hendak mengikuti Seungwan tapi tertahan karena seorang petugas polisi meminta keterangannya. Yoongi menjawab beberapa pertanyaan polisi tersebut sambil memperhatikan Seungwan yang masuk ke dalam mobilnya.


Dan matanya membelalak, pikirannya tiba tiba macet melihat Seungwan membuka blusnya. Memperlihatkannya hanya dengan pakaian dalam.


"Maaf, pak?" Tanya Petugas polisi melihat pria di hadapannya tiba tiba berhenti bicara. Petugas itu hampir berbalik, melihat ke belakang bahunya ke arah tatapan Yoongi, tapi Yoongi menahan bahunya.

"Lihat saya saja pak!" Lalu dengan terbata bata, Yoongi menjawab pertanyaan yang tadi belum ia jawab. Matanya terus melirik Seungwan yang akhirnya memakai baju lain untuk menutupi tubuhnya. Ah, itu adalah jas miliknya yang ia tinggalkan di mobil.


Yoongi menghela nafas lega. Memusatkan konsentrasinya pada petugas polisi di hadapannya. Sadar bahwa daritadi ia meracau.

Setelah selesai, Yoongi segera melangkah menuju mobilnya, membuka pintu, menyusupkan tubuhnya ke balik kemudi dan menatap Seungwan marah, "Apa apaan kau??"

"Kenapa? Tidak boleh memakai jas Oppa?" Tangan Seungwan meraih kancing jas, hendak membukanya tapi tangan Yoongi yang bagaikan capit besi menahannya.

Lagi, amarah berkilat di mata Yoongi, "Kau main main denganku sekarang?"

"Oppa yang main main denganku!" Sembur Seungwan, "sejak kapan Oppa tau aku dokter? Apalagi yang Oppa tau? Darimana Oppa tau?"


Ah, dia ketahuan.

Tunggu, maksudnya, Ah, dia ketahuan bahwa dia sebenarnya tahu.


"Jawab aku!"

"Bukankah seharusnya kau yang memberi jawaban?"

"Aku ingin pulang." Seungwan berbalik hendak membuka pintu mobil tetapi Yoongi lebih cepat. Ia menekan tombol dan terkuncilah semuanya.


Seungwan menatap Yoongi marah. Tapi bukan hanya ada kemarahan di matanya. Tetapi juga kepanikan. Sekarang Yoongi tau itu sinyal untuknya mundur. Bukan kalah, hanya menunda agar mendapat nafas yang lebih lama.

"Aku akan mengantarmu." Ucapnya pelan. Ia tidak bisa seperti Jimin yang bisa langsung melembut jika menghadapi amukan Seulgi, tapi ia bisa belajar.

Seungwan tidak menjawab. Hanya membuang pandangannya ke depan. Postur tubuhnya kaku. Matanya menerawang entah kemana. Yoongi menyalakan mobil setelah terlebih dahulu mengirim pesan pada Jungkook, menanyakan keberadaan pemuda itu. Menyuruhnya segera pulang.

JODOH PILIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang