"Udah tau luka, jangan dipegang!" kata Sungchan.
Ji Ah langsung mengubah posisi duduknya yang tadi selonjoran jadi duduk tegak, memandang Sungchan dengan tatapan serius.
"Lo berantem?" tebak Ji Ah.
Sungchan mengalihkan pandangannya tidak berani menatap kedua mata Ji Ah yang begitu dekat dengan dirinya.
"Enggak," jawab Sungchan setenang mungkin. Padahal jantungnya tidak karuan.
"Lo kira gue sebodoh apa bisa bohongin gue? Kemarin lo kemana? Seharian ga di rumah."
Sungchan kemudian tersenyum dan mendorong jidat Ji Ah dengan telunjuknya.
"Cuma jatuh dari motor Ji Ah. Kemarin gue kerja part time sampe malem, terus pas pulang gue jatuh."
"Kok ga diobatin lukanya? Udah ke dokter?"
Sungchan menggeleng, "Ga usah cuma segini doang. Gue laki, udah biasa jatuh."
"Aduhhhh segini apanya? Ini muka lo parah bangettttt," kata Ji Ah khawatir.
"Gantengnya ilang ya?"
Ji Ah memukul lengan Sungchan, kali ini bukan waktunya yang tepat untuk bercanda.
"Kok ga ngabarin gue pas pulang?"
"Lo nya udah tidur, takut ganggu."
"Terus tadi pagi? Gue ke kamar lo kok ga ada jawaban? Lo ga sekolah?"
"Engga. Badan gue buat bangun aja sakit."
"Kalo sakit makanya ke rumah sakit, ayo diobatinnn," kata Ji Ah berdiri dan menarik tangan Sungchan.
Sungchan menahan pergerakan Ji Ah, "Lo sendiri ga sakit? Bisa jalan?" tanya Sungchan mengarahkan pandangannya pada kaki Ji Ah.
Benar sih. Jangankan berjalan, menapak lantai saja Ji Ah kehilangan keseimbangan.
"Gue gapapa, Ji Ah," kata Sungchan lagi sambil tersenyum.
"Ya udah gue obatin aja ya. Ga ada penolakan!" kata Ji Ah mengambil obat merah dalam kotak P3K yang sudah ada di depannya.
"Ji Ah, laper," kata Sungchan setelah Ji Ah selesai mengobatinya.
"Kemarin mama gue ngirimin kimchi. Gue buatin ya? Mau apa? Kimchi jjigae? Kimchi bokkeumbap?"
Ji Ah dan Sungchan suka sekali dengan kimchi.
Dan jangan diragukan, kemampuan Ji Ah dalam mengolah kimchi sangatlah baik.
"Gue aja sini yang masak," kata Sungchan.
"Heh jangan! Emang lo bisa?"
"Emang lo juga bisa masak tanpa berdiri gitu? Bilangin aja gue harus ngapain, lo duduk aja."
"O- oke," kata Ji Ah agak ragu.
Ternyata hasilnya juga tidak buruk. Sungchan berhasil membuat kimchi bokkeumbap dengan enak, sesuai dengan arahan Ji Ah.
"Makanya kalo jalan tuh hati-hati. Udah tau sering jatuh pake aneh-aneh segala," ceramah Sungchan.
"He he ya gimana, udah kebiasaan."
"Jangan dibiasain makanya. Untung ada gue, kalo ga ada gimana? Mau ngesot?"
Ji Ah hanya meringis sambil menyuapkan satu sendok penuh ke dalan mulutnya.
"Gue ga bisa selalu ada di samping lo Ji," lanjut Sungchan.
"Ih apaan sih! Kok lo ngomong gitu, kayak mau pergi aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
HELIOPHILIA
FanfictionKetika dunia ternyata memiliki rahasia lebih besar daripada yang ia kira. Antara tetangga sebelah 3 tahun yang berbagi satu sel otak sama setiap harinya dan kakak kelas yang cuek bebek ngeselin sejak day 1.