First Rooftop

18 2 0
                                    

Tetangga Rese
Ji Ah, maaf
Dimana?
Aku beliin pizza ya
Maaf....

Read.

Ji Ah menutup ponselnya begitu membaca pesan dari Sungchan.

Angin malam mulai menusuk tubuhnya. Ia mengarahkan penglihatannya ke gedung-gedung tinggi yang terlihat dari pemandangan atas.

Pada zaman sekarang ini sudah jarang terlihat bintang di langit, sebagai gantinya nyala lampu jalanan dan lampu dari gedung-gedung itu cukup untuk menggantikan terangnya bintang di malam hari.

Bunyi klakson kendaraan yang dibunyikan tak henti para pengemudi tidak sabar dari macetnya jalanan juga mengisi kesunyian.

Lagipula apa yang salah dengan para pengemudi itu? Jam-jam seperti ini memang jam macet, lalu apa yang harus dilakukan? Saling menabrak mobil di depannya?

Awalnya bunyinya cukup untuk menemani Ji Ah namun lama-lama cukup menyebalkan juga.

Ji Ah merogoh sakunya mengambil sepasang earphone dan hendak memasukkan ke telinganya.

Ceklek!

Ji Ah agak terperanjat mendengar bunyi pintu rooftop dibuka seseorang.

Bertemu sosok lain yang pergi ke rooftop sendirian pada malam hari.

Dan lebih terkejutnya lagi adalah orang yang ia temui adalah...

Lee Haechan.

Haechan yang tidak kalah terkejut dengan Ji Ah, melebarkan matanya.

"Ng- ngapain di sini?" tanya Ji Ah sedikit gugup.

"Harusnya gue yang tanya sama lo. Ini apartement gue kalo lo lupa."

Iya, sekarang ini mereka berdua sedang berada di rooftop apartement Helios Group, milik keluarga Haechan dan tentu saja ini adalah bangunan tempat Haechan tinggal.

Apartement milik keluarga Lee bisa dibilang sebagai salah satu gedung tertinggi di Seoul.

Lantai paling atas terdapat semacam disco bar untuk berpesta dan sekarang mereka berdiri di rooftop terbuka, satu lantai di atas tempat disco.

Jarang sebenarnya ada orang yang ke sini karena memang tidak ada fasilitas apapun dan hanya seperti lahan terbuka dengan beberapa barang bekas tidak terpakai, bisa dibilang tempat ini dijadikan gudang barang rusak sebelum dipindahkan ke tempat pembuangan akhir.

Sayangnya orang-orang itu tidak tahu bahwa di balik tumpukan barang tidak terpakai itu terdapat pemandangan yang menakjubkan. Tempat di mana kamu dapat berteriak sepuasnya tanpa didengar orang, tempat di mana kamu dapat menumpahkan segala tangisan tanpa diketahui orang, tempat di mana tidak seorangpun dapat menemukanmu, bahkan bisa juga jadi tempat.....

persinggahan terakhir.

Ini adalah lantai 100.

Lift hanya dapat mengantarkanmu sampai lantai 99 ke disco bar, untuk ke rooftop harus menaiki beberapa anak tangga lagi.

HELIOPHILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang