1 : 1

312 33 0
                                    

"Peran mereka dimulai. Peran membalaskan dendam serta mengubah ilusi ketentraman sekolah ini menjadi sebuah kenyataan, walau akan ada banyak pihak yang menjadi korban."

Chapter 1: First Rumor (1)

****

SMA Bagawanta, 12 Juni

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SMA Bagawanta, 12 Juni

Beberapa lembar kertas di genggaman serta ruang aula di depan matanya menjadi saksi perjuangan yang tak disangka berakhir mengecewakan. Sorot api yang berkobar di mata serta senyum getir di bibir tak bisa terelakkan. Semakin diredam, semakin kentara.

Persiapan awal untuk berevolusi menjadi seperti yang diharapkan telah pupus, tapi ia percaya suatu saat akan ada cari lain selama semangat belum putus.

Sekon demi sekon terus berlalu. Sevi, gadis itu memasukkan lembaran tadi pada tas mahal miliknya. Kaki yang sedari tadi membeku di depan ruang aula, kini dipaksa bergerak meninggalkan tempat itu.

Kekecewaan, rasa marah yang tak tertahankan serta kepanikan tak beralasan menjadikan langkah Sevi tak bertujuan. Jika koridor tempatnya melangkah bisa bicara, mungkin mereka akan mengatai Sevi manusia lamban, tapi sayangnya mereka hanyalah benda mati yang tak bisa merasakan betapa perihnya jeritan di dalam hati.

Sevi terperanjat sekejap, menatap linglung koridor utama yang kini berada di depannya. "Ini sebab pikiran gue yang kacau atau koridor di sekolah ini yang terlalu banyak?" Sevi menggelengkan kepalanya, takjub dengan apa yang dialaminya kini. Ia akui pikirannya sungguh kacau dan sedari tadi dirinya hanya mengambil jalan lurus, tapi kini? Ia tiba-tiba berada di koridor utama-yang jika dipikir-pikir, jaraknya cukup jauh dari ruang aula.

Sebuah benda membuatnya urung meninggalkan tempat itu. Langkah Sevi menggema di koridor lantaran masih pagi dan sepi.

Jemari Sevi meraba sebuah benda yang dilapisi kaca tebal dan menampilkan beberapa foto yang telah dicetak di dalamnya. Selain menyimpan beberapa lembar pengumuman, mading SMA Bagawanta juga memproyeksikan beberapa potret muridnya yang berprestasi. Foto yang merekam jejak prestasi beberapa siswa-siswi SMA Bagawanta itu tak ayal membangunkan penyakit dengki yang tersembunyi di dalam sisi gelap Sevi.

"Gue ... akan ... segera ... menggeser ... posisi kalian .... dan akan ... menjadi orang ... yang ... paling dihormati. Meskipun sulit, dengan uang ... semuanya ... tampak mudah ...." Sevi mengatakan itu mengikuti suara ketukan jemarinya menilik satu persatu foto.

Beberapa foto membuatnya muak karena baginya terkesan sedikit ... berlebihan. "Cih. Mana ada king dan queen di sekolah? Gunanya apa coba?" Sevi memberi ketukan keras di foto yang sepertinya mengabadikan sebuah momen penobatan. Ia melihat sepasang insan dengan penuh kehormatan dipasangkan suatu mahkota bak raja dan ratu di suatu kerajaan.

SPARGITORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang