4 : 1

81 18 0
                                    

“Jangan berbesar kepala hanya karena sebuah kemenangan. Jika itu terjadi, badai kehancuran akan bersiap menghancurkanmu kapan saja, karena dia—kemenangan—tak mengenal kata abadi.”

Chapter 4: Dark Obsession (1)

****

SMA Bagawanta, 15 Agustus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SMA Bagawanta, 15 Agustus

Goresan pensil lukis mengayun perlahan membentuk pola indah. Sorot mata tajamnya seakan memanipulasi goresan yang akan timbul. Suasana kantin cukup ramai, namun bukan masalah besar bagi Kelvin 'tuk menuangkan imajinasi liarnya.

Senyum mengembang tatkala imajinasi liar itu telah tertuang ke dalam notebook hitam kesayangannya. "Perfect," gumam Kelvin seraya membolak-balik​ sebuah notebook yang berisi banyak lukisan indah.

Tangannya kini beralih pada segelas jus jeruk yang sedari tadi belum ia jamah sama sekali. Ketika ia sedang asyik meminumnya, tiba-tiba ....

"Uhukk! Uhukk!"

Dalam sekejap, pandangan semua orang tertuju pada dua cowok yang tengah beradu pandang di bangku pojok kantin itu.

"Bisa-bisanya lo masih nyantai di sini," ujar cowok yang ber-name tag Aksa Aghasya, sedangkan lawan bicaranya masih terbatuk karena tersedak jus jeruk tadi.

Kelvin berdeham. "Ada apa? Untung aja notebook gue nggak kena tumpahan jus. Kalo kena walaupun itu cuma setetes, gue nggak akan segan bikin lo lupa cara bernafas. Cepetan ada apa? Lo mau minta tolong ngerjain tugas melukis kemarin, kan? Jawabannya tetep nggak dan nggak akan! Sampai sini paham?" jelas Kelvin sambil sibuk memeriksa notebook miliknya.

Aksa menghela nafas sembari memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana. "Sok tau! Gue ke sini mau ngasih tau kabar yang nggak penting-penting amat buat gue, tapi buat lo mungkin lain lagi," kata Aksa penuh keseriusan. Mendengar itu, Kelvin langsung meletakkan notebook-nya lalu beralih menatap tajam Aksa.

"Lo liat aja sendiri di mading," jawab Aksa yang terkesan cuek.

Kelvin membuang nafas. "Kata lo tadi bawa kabar penting buat gue, tapi sekarang lo nyuruh gue liat sendiri di mading. Maksud lo gimana sih? To the point aja."

"Maksud gue, kabar itu ada di mading."

Kelvin yang penasaran semakin mendesak Aksa. Apa susahnya sih langsung bilang sekarang, batinnya. "Harus banget gue ke sana? Tinggal ngomong disini aja ribet bang—"

"A challenge for your hobby! (Sebuah tantangan untuk hobimu)" pangkas Aksa cepat. Kelvin membulatkan matanya seakan tak percaya dengan apa yang dibilang Aksa. "Mau percaya atau nggak, terserah!" kata Aksa sebelum beranjak dari tempat itu.

SPARGITORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang