Part 4

481 59 12
                                    

Rumah sederhana yang di bangun ditengah kota menjadi tempat tinggal dua insan yang sangat bertolak belakang ini.

"AYAH! Apa sih mau ayah? Sekarang mobil Tommy yang disita gitu?" Tommy menghungi ayahnya setelah dirinya dan Jimmy sampai di rumah mereka.

"Bukannya bagus, jadi lebih menghemat"

"Tapi kita tidak pernah membuat kesepakatan seperti ini, trus nanti juga kalau aku mau peri bagaimana?"

"Ya tinggal minta ijin sama Jimmy"

"Aku tidak mau yah, sekarang juga kembalikan mobil ku"

"Mobil mu? Itu mobil ayah yang beli, sejak kapan jadi mobil mu?"

Jimmy yang mendengar pertengkaran itu, lebih memilih pergi ke kamarnya dari pada makin pusing mendengar teriakan-teriakan dari mulut Tommy.

"AYAH!"

"Kalai kamu tidak mau, ya sudah pakai kendaraan pribadi saja. Sudah ya, ayah sibuk, mau carik uang lagi untuk menghidupi anak nakal seperti mu" bip-

"AYAH! YA! DIMATIIN. SIAL. ARGHHHH"

"Tom jangan berisik, nanti tetangga denger" Jimmy yang mendengar teriakan Tommy bergegas keluar kamarnya.

"Persetan dengan tetangga, aku tidak peduli. Aku mau pergi"

"Kemana?"

"Suka-suka ku, jangan pernah mencampuri urusanku"

"Naik apa?"

"Mobil lah"

"Mobil siapa?"

Tommy terdiam saat mengingat dirinya tidak dibekali mobil lagi oleh ayahnya dan harus memakai mobil yang sama dengan Jimmy.

"A-aku pinjam mobil"

"Tidak akan aku ijinkan"

"Kau ada masalah apa sih? Kau ingin main-main denganku hah?"

"Memangnya orang seperti mu bisa melawanku?"

"Kenapa tidak? Orang cupu seperti mu pasti lemah. Hahaha.."

"Percaya diri sekali anda tuan Sittichok"

"Kalau aku bisa mengalahkan mu, mobil jadi milikku seorang"

"Okay siapa takut. Sini maju duluan"

Tommy merasa di tantang dengan orang di depannya ini. Tommy sudah bersiap mengambil ancang-ancang untuk memukul Jimmy, sedangkan Jimmy terlihat biasa saja seperti menunggu serangan dari Tommy.

Tommy maju ke depan dengan tinjuannya, Tommy kira dirinya sudah hebat, tetapi Jimmy bisa menghindar dengan cepat, menangkis dan menangkap kedua tangan Tommy membawanya kebelakang tubuh Tommy. Setelah mengunci lawan tarungnya itu, Jimmy segera menghimpit tubuh Tommy dengan tembok di belakangnya.

"Jadi cuman segini kekuatan anda tuan Sittichok?"

"Lepaskan tanganku brengsek" Tommy menatap nyalang ke arah lawannya.

Jimmy tidak takut bahkan tambah memajukan tubuhnya untuk semakin menghimpit Tommy. Kepala Jimmy semakin dimajukan dan mulai berbisik ke telinga Tommy.

"Dilihat dari jarak dekat kau sexy juga Tom, aku jadi lapar, slurp.." Jimmy menjilat daun telinga Tommy.

Tommy yang mendapatkan serangan itu semakin marah, tapi dirinya tidak bisa apa-apa, kekuatan Jimmy lebih besar darinya dan jangan lupakan tinggi badannya yang sangat berbeda jauh.

"Masih ingin melawanku?" Jimmy tersunyum mengejek kearah Tommy.

"Sial kau Jim"

"Sudah mengaku kalah?"

Forced to Marry (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang