"Perjodohan? Perjodohan apa?"
Seorang wanita terkejut saat dirinya baru membuka pintu ruang kesehatan itu dan mendengar tentang perjodohan.
"Kau salah dengar sayang" jelas Tommy, lalu bangun dan jalan mendekati pacarnya. Wanita itu adalah pacar Tommy.
"Jelas-jelas aku mendengar tentang perjodohan. Apa kau ingin dijodohkan Tom?"
"Iy-"
"Tidak bukan aku. Itu Jimmy, tadi dia bercerita dia akan dijodohkan" potong Tommy cepat saat Jimmy akan menjawab.
"Ah begitu rupanya. Kau saking tidak lakunya sampai orang tua-mu putus asa seperti itu ya Jim? Hahahaha"
"Begitulah, mana ada yang mau dengan lelaki idiot sepertinya"
"Kau benar sayang"
"By the way, ada apa kamu kesini sayang?"
"Aku mencarimu, aku ingin satu kelompok dengan mu. Aku tidak mau satu kelompok dengan si wanita kampungan di kelas kita itu. Jim, kita tukeran ya"
"Wahhh ide yang bagus, aku juga tidak ingin dengan dia"
"Tapi-"
"Tidak ada tapi-tapian Jim. Aku tidak pernah dan tidak mau bersama denganmu. Ayo pergi sayang" Tommy merangkul pinggang wanitanya dan meninggalkan Jimmy.
~~~
"Kau darimana saja Tom? Jam segini baru pulang" ayah Tommy yang sedang berada di ruang keluarga menyapa Tommy yang baru saja pulang.
"Itu bukan urusan ayah"
"Ayah hanya mau bilang, sabtu ini kau akan bertunangan dengan Jimmy"
"AYAH! Aku sudah bilang tidak mau dijodohkan dengan dia. Aku sudah punya pacar yah"
"Tidak ada penolakan atau keluarga kita akan terkena masalah"
"Masalah apa? Bukannya selama ini masalah keluarga kita karena ayah?"
"Intinya ayah tidak menerima penolakan. Sabtu ini kau akan bertunangan" Ayah Tommy beranjak dari tempatnya menuju kamar utama di rumah itu.
"Arrghhhhh..."*pyaangg* Tommy membanting salah satu vas di ruangan itu sampai tidak berbentuk.
"Tom. Ada apa nak?" Ibu Tommy yang mendengar kegaduhan dari ruang keluarga segera menghampiri ananknya.
"Bu, aku tidak ingin dijodohkan. Aku sudah punya pilihan sendiri bu"
"Lebih baik kau dengarkan kata ayah mu nak"
"Ibu sama saja, kenapa tidak pernah ada yang memihak kepadaku?"
"Bukan begitu Tom, ini karena janji kakek"
"Masa bodoh dengan janji orang tua yang sudah meninggal bahkan mungkin sudah menyatu dengan tanah itu. Sampai kapanpun aku tidak mau dijodohkan. Tommy pergi dari rumah ini"
"Tom" Ibunya ingin mengejar Tommy tetapi ditahan oleh ayah Tommy.
"Biarkan saja dia pergi, dia tidak akan betah berada di luar tanpa punya apapun"
"Maksudmu?"
"Aku sudah memblokir semua kartu miliknya"
Tommy mengendarai mobil nya membelah jalanan Bangkok yang sepi saat tengah malam seperti ini. Tommy tidak memiliki tujuan.
"WAAAHHHHH!!!! Semua sudah gila. Kenapa kakek sialan itu membuat janji seperti itu? Apa dia tidak berfikir kalau misalnya cucunya yang lahir adalah laki-laki? Sekarang aku harus kemana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced to Marry (End)
FanfictionJimmy & Tommy berasal dari keluarga terpandang. Karena perjanjian kakek mereka dulu, mereka harus dijodohkan, tanpa memandang gender. Tommy menolak, tetapi Jimmy tidak. Karena Jimmy menaruh hati pada Tommy semenjak menjadi mahasiswa baru, saat itu T...