2. Perpus

9 3 0
                                    

-Kamu; Orang yang aku cintai. Orang yang ingin aku miliki. Tetapi apakah itu akan terjadi?-
-Long Last Time

🍁🍁🍁

Seorang gadis dengan rambut tergerai bebas duduk sendiri didalam perpustakaan. Jam pelajarannya hari ini kosong di mapel matematika. Perpustakaan hari ini tidak ada yang menjaga, karena yang kebagian jadwal menjaga tengah sakit.

Klotak!

Netha mendongakkan kepalanya mencari sumber suara tersebut, beberapa detik hening. Tidak ada siapapun disini. Hanya ada dirinya. Dan dia yakin akan hal itu.

Mencoba memberanikan diri, Netha perlahan beranjak dari duduknya berjalan menjauh dari tempat yang yang di menjadi tempat persinggahanNya.

Gadis itu berjalan menyusuri rak-rak buku. Mencari sumber suara yang dia dengar tadi.

Lama mencari. Tak ada siapapun disini. Netha mengerutkan keningnya, instingnya bekerja pada balkon perpustakaan, gadis itu melangkah menuju balkon. Nihil! Tidak ada siapapun dibalkon.

Langkah gadis itu berjalan mundur menuju rak buku bagian sebelah utara, hasilnya pun sama. Tidak ada siapapun disana. Netha mengedikkan bahunya acuh, mencoba untuk tidak peduli. Ketika dia membalikkan badan tiba-tiba ada sebuah tangan kekar yang membekap mulutnya.

"Hmmph..." Netha mencoba berontak dari tangan kokoh nan besar yang membekap mulutnya itu.

"Ssstt! Jangan berisik!"

Suara itu. Jantung Netha berdegup kencang ketika mendengar suara itu tepat disamping telinganya. Perlahan tangan itu mulai mengendur dan menjauh dari mulut Netha.

Segera Netha membalikkan badan mendapati sesosok lelaki tinggi tegap menggunakan jaket denim. Netha membelalakkan matanya tidak percaya , melihat respon yang diberikan gadis didepannya cowok itu mengangkat satu alis heran.

"Apa? Biasa aja kalo liatin gue. Gue tahu kalo gue ganteng."

"Idih! PD bener jadi orang! Untung emang beneran ganteng!" Cibir Netha dengan mencebikkan bibirnya.

"Iyain aja biar cepet!" Satria berujar seraya melangkah menjauhi Netha.

"Kakak baru dateng ya?"

Satria menghentikan langkahnya berbalik dan menatap lurus Netha.

"Iya, emang kenapa? Lo mau ngadu ke guru BP?" Tanya Satria dengan enteng.

Netha mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya mengerti apa yang dikatakan Satria. Netha menyunggingkan senyum liciknya.

"Iyalah! Secara kakak udah melanggar aturan sekolah!" Jawab Netha percaya diri.

"Emang lo berani?" Tanya Satria lagi, remeh.

"Iya berani! Ngapain enggak berani? Kakak sebagai pihak yang salah disini! Netha sebagai pihak yang benar harus mengambil sebuah tindakan yang benar!" Jawab Netha panjang. Entah mendapat keberanian dari mana hingga dia mampu mengatakan hal demikian.

"Yakin berani?" Tanya Satria, berjalan mendekat kearah Netha dengan senyum devilnya.

Netha gelagapan. Satu langkah Satria berjalan maju, satu langkah pula Netha berjalan mundur.

Long Last TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang