6. Setelah kemarin

2 2 0
                                    

-Semesta seakan mempermainkan kita. Menempatkan kita pada ruang rasa yang sama. Lalu kemudian menghempaskan kita pada ruang hampa-

-Long Last Time

🌻🌻🌻

Netha berdiri di rooftop laboratorium IPA,dia tengah memilah tanaman hidroponik untuk dijadikan praktek.

Hembusan nafas pelan terdengar,ah! Sesulit inikah mencintai seseorang? Sampai tepukan di bahunya membuyarkan lamunan Netha.

"Neth! Lo ngelamun?" Tanya Sesil.

Netha menggeleng pelan. "Ah! Enggak! Gue nggak ngelamun" elak gadis itu.

"Oh oke. Tanamannya udah apa belom? Kalo udah ayo dibawa kebawah"ajak Sesil mengambil dua tanaman hidroponik itu.

Netha mengangguk pelan. Mereka berjalan beriringan menuruni tangga.

🌻🌻🌻

Kantin benar-benar ramai hari ini,tidak seperti hari-hari biasanya. Netha sudah duduk dengan tenang di salah satu meja kantin dengan batagor dan es jeruk yang ada didepannya. Sedangkan Sesil,dia masih mengantri untuk makan siangnya.

"Netha ya?"

Merasa namanya disebut,Netha mendongak dan mengangguk. Didepannya ada tiga orang gadis cantik.

"Oh! Jadi,lu yang namanya Netha?!" Salah satu bertanya dengan nada tidak suka.

Netha lagi-lagi mengangguk. "Iya. Sebelumnya ada apa ya?" Netha masih tidak mengerti. Dia tetap tenang.

"Shut! Vi! Jaga etika,gak boleh langsung nyolot. Pelan-pelan aja dulu..." Salah satu diantara mereka membisiki gadis yang tadi memastikan nama Netha.

Vivi-nama gadis itu- mengangguk tanda mengerti.

"Oke Netha. Boleh gue tanya sesuatu?" Vivi bertanya,kali ini nadanya seperti menahan sesuatu.

"Boleh. Silakan"

"Ekhem" bukan. Ini bukan Vivi yang berdehem.

"Apa lo selalu begini setiap suka sama seseorang?" Vivi mulai bertanya.

Dahi Netha membentuk lipatan-lipatan,tanda tidak mengerti.

"Maksudnya?"

"Gini-gini. Apa lo selalu ngejar, ngemis,dan minta perhatian ke orang yang lu suka?" Salah seorang menjelaskan.

Deg! Apalagi ini?

Netha terdiam membisu, jujur,dia sendiri juga tidak tahu jawabannya. Beberapa detik,Netha terdiam, tidak mampu berkata-kata. Apa yang harus dia katakan sebagai jawaban?

"Netha? Halo? Pendengaran lu masih bagus kan?"  Vivi melambaikan tangannya didepan Netha.

Netha meneguk ludahnya susah payah, apa yang harus dia katakan sebagai jawabannya?

"Mulut lu masih berfungsi dengan baikkan buat jawab pertanyaan dari kita? Netha?" Tanya Bianca menunjuk bibir pink Netha.

Netha memejamkan matanya, menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya pelan.

Long Last TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang