3. Rencana Semesta

5 2 0
                                    

-Semesta kembali mempermainkan kita. Membuat kita seolah saling memiliki rasa yang sama. Apakah ini rencana semesta pada kita?-
-Long Last Time

🥀🥀🥀

Satria berjalan dengan tenang dikoridor kelas XII, dengan sepasang earphone yang menyumbat kedua telinganya, serta jangan lupakan hoodie  putih yang menyertai penampilannya pagi ini.

Jam sudah menunjukkan pukul 08.30 WIB, dia terlambat hari ini. Apa pedulinya? Satria berbelok ditikungan koridor kelas IPS, langkah kakinya menuntunnya menuju kelas XII IPS 3, kelasnya.

"Permisi ,Bu" ujar Satria masuk kedalam.

Seketika Bu Eva menghentikan acara menerangkan mapel geografi dan menatap Satria dibalik kaca mata tebalnya. Satria masuk kedalam kelas, meletakkan tas dan membalikkan badan menatap Bu Eva.

"Jadi? Ibu mau kasih hukuman apa ke saya?" Tanyanya dengan tenang.

Bu Eva menghembuskan nafas kasar melepas kacamatanya dan berjalan menuju kursi kebesarannya.

"Satria... Satria... Kamu itu harusnya sudah mengerti, kamu itu sudah dewasa, jadi contoh buat yang lain. Mana Bayu? Bisasnya dia terlambat bareng kamu."

"Bayu sakit gigi katanya. Jadi, apa hukuman buat saya?" Tanya dan jawab Satria.

"Cabutin rumput ditaman belakang, kalo selesai jangan lupa bersihkan apa yang telah kamu kerjakan" jawab Bu Eva mulai lelah dengan anak didiknya yang satu ini.

Satria mengangguk faham, dia membalikkan badannya dan berjalan keluar meuju taman belakang.

🥀🥀🥀

Satria dengan sabar mencabuti rumput yang ada didepannya. Toh! Ini juga kesalahannya, didalam hati Satria juga menyalahkan Paman Robert yang tak segera membangunkannya.

Tiba-tiba sebuah tangan mungil ikut serta mencabuti rumput bersama Satria. Cowok itu menoleh kearah samping dan menemukan Netha yang ikut berjongkok disampingnya. Yang Satria lihat gadis disampingnya itu memasang raut serius.

Merasa diperhatikan Netha menolehkan kepalanya, gadis itu mengerjapkan matanya berkali-kali. Satria menghembuskan nafasnya pelan. Sial! Jantungnya kembali berpacu.

"Lo gak bosen gitu ganggu hidup gue?" Satria bertanya penuh penekanan.

Netha menggeleng dan tersenyum manis.

"Enggak!" Jawabnya semangat.

Satria berdecak pelan, gadis ini benar-benar keras kepala. Sudah diperingatkan berulang kali agar tidak mengganggu Satria, tapi tetap saja.

"Oke gini-gini! Tau dari mana gue ada disini?"

Netha mengedikkan bahunya.

"Apa yang Netha enggak tau dari kakak?" Netha balik bertanya.

"Yang enggak lu tau dari gue banyak" jawab Satria enteng.

Gadis itu terkekeh kecil. "Apa perlu Netha mengatakan apa yang Netha tau didepan kakak?"

"Boleh." Satria menjawab singkat.

Long Last TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang