09. Jealousy

773 126 83
                                    

Up!

Vote ya sayang ❤️

Komentarnya juga, 💚

Happy reading, hope y'all like it.







































💚🐶💚
•••

"Sayang, besok temenin Mama lagi, ya?"

Kamu yang sedang menata beberapa belanjaan di dapur dan sesekali memasukkannya ke dalam lemari es yang ada di dapur apartemen Jeno pun menoleh ke arah suara.

Itu Mama, ehm... Maksudnya, Mama Jeno. Kamu barusaja kembali ke apartemen setelah acara berbelanja bersama Mama Jeno usai. Kamu juga sempat sarapan bersama tadi, di kedai bubur ayam dekat supermarket. Mama Jeno yang memaksa untuk membayar. Sungguh, Beliau ini memiliki hati yang baik. Membuatmu semakin merasa tidak pantas untuk menerima semua kebaikan hatinya.

Awalnya kamu ingin pulang sendiri, setelahnya bisa segera berangkat ke kampus. Namun, Mama Jeno memaksa untuk mengantarmu pulang dan juga berangkat ke kampus nanti.

Jadi di sinilah kalian sekarang, berdua dengan Mama Jeno di dapur apartemen milik putranya. Beliau duduk di minibar yang ada di sana. Ingat, apartemen ini sangat elit. Bahkan, penampilan Mama Jeno ini begitu sosialita dibandingkan denganmu yang hanya memakai jeans sederhana dan kemeja santai.

"Kemana, Ma?" Tanyamu sopan.

"Ke arisan. Harusnya Mama ngajak Papa, atau nggak ya Jeno, tapi Papa besok ada meeting di luar kota, terus Jeno juga pastinya ga mau ikut kalau ke acaranya Ibuk-ibuk. Mau ya?"

Kamu tidak keberatan sebenarnya, hanya saja... kamu kan tidak cocok dengan acara orang-orang kaya dan sosialita seperti Mama Jeno ini. Kamu tidak menjawab, dan melanjutkan meletakkan beberapa telur di kulkas.

"Gausah bingung mikir nanti pakai apa, Mama yang akan siapin. Kamu cuma nemenin aja kok, Mama suka bosen kalau ga ada temen ngobrol di tempat rame kaya gitu." Mama Jeno merayu lagi.

Kamu berpikir sejenak, lantas kembali menoleh, memandang sopan ke arah Mama Jeno yang baik hati ini, "Tapi saya--"

"Ih, jangan canggung gitu sama Mama. Kan Mama udah bilang semalem." Tegur Mama Jeno dengan nada merajuk.

Kamu tersenyum kikuk dan berdeham, "Ehm, maaf. Maksudnya, nanti, Mama ga malu kalau ke sana sama say-- aku?"

Mama Jeno tersenyum lembut dan menggeleng, "Ngapain malu? Kamu cantik, manis, sopan, dan Mama nyaman deketan sama kamu. Jadi kamu gausah cemasin apa pun lagi. Mau ya?"

Kamu menghela napas, "Iya, Ma. Aku mau. Besok ketemu dimana?" Tanyamu. Semua belanjaanmu sudah tertata dan tersimpan dengan baik. Kamu melangkah mendekati Mama Jeno yang masih duduk di tempat yang sama.

"Besok Mama jemput, Mama bakal ke sini dua jam lebih awal biar bisa bantuin kamu dressing." Jawab Mama Jeno terdengar antusias.

"Mama ga perlu ngelakuin itu." Tolakmu halus.

"Aish, Mama tuh pengen banget ngerasain punya anak cewek, bisa bantu dressing, make-up, pokonya semuanya deh. Dilarang nolak."

"Tapi aku bukan--"

"Soon to be my daughter, lilgirl. Kamu itu udah dibawa ke rumah sama anak Mama, itu artinya kamu juga anak Mama. Jadi hilangin semua pemikiran bodoh tentang itu. Kamu anak Mama, titik. Mama ngga suka tanda koma."

Senyummu terbit perlahan saat mendengar jawaban dari Mama Jeno. Beliau adalah sosok Ibu yang penuh kasih sayang. Jika saja Ibumu masih hidup, mungkin kamu akan merasakan suasana ini setiap hari.

LEE JENO 🐾 Soulmate SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang