15. On Going II

261 42 19
                                    

Up!

Vote!

Comment!

Happy reading!

•••

"Why don't you just be with me?

•••
















💚🐶💚
•••

"Ini Seungcheol, kuasa hukum (Y/n) nanti."

Terdengar suara dominan milik Donghae di ruang kerjanya. Hari ini adalah hari kedua pertemuan antara ia, Kyuhyun dan Taeyong untuk membahas rencana laporan polisi mengenai kematian ayah (Y/n) serta pengalihan warisan yang tidak legal.

Donghae menghubungi pengacara terkenal dan handal untuk menjadi kuasa hukum dari (Y/n) di pengadilan, sedangkan Kyuhyun datang bersama putranya dan juga notaris yang dulu sempat membantu kakaknya untuk menyabotase isi surat wasiat tersebut.

"Selamat siang, saya Seungcheol, mohon kerjasamanya." Ucap pengacara tersebut dengan sopan.

Mereka mengangguk, merespon dengan singkat dan seadanya.

"Saya Jinki, notaris keluarga (Y/n). Saya siap membantu apapun kedepannya." Ucap Notaris tersebut sambil membungkuk.

Suasana kembali hening sebelum Donghae kembali mengeluarkan suara untuk memulai pembahasan mereka.

"Semuanya sudah ada di sini. Kita mulai saja agar bisa cepat selesai."

Kyuhyun mengangguk, "Kita akan melaporkan dua kasus untuk kakak saya. Pembunuhan berencana, dan pengalihan warisan ilegal."

"Kami membawa beberapa file terkait tuntutan tersebut, rekaman suara, salinan gambar dari surat wasiat asli, dan saksi hidup mengenai pemalsuan surat warisan, yaitu Pak Jinki." Taeyong menimpali kalimat ayahnya.

Donghae terlihat mengangguk kecil, begitu pula Seungcheol yang kini mulai melihat-lihat file yang dikeluarkan oleh Taeyong dari sebuah map, serta alat perekam suara kecil yang bisa dibawa kemana-mana.

"Untuk gambar wasiat palsu nya, apakah ada?" Tanya Seungcheol.

Kyuhyun mengangguk, "Wasiat palsu yang berupa kertas asli masih disimpan oleh kakak saya. Tidak tau dimana ia menyimpannya, dan saya tidak memiliki salinannya."

Seungcheol menatap Kyuhyun dengan serius, "Tapi kita butuh itu untuk dijadikan bahan perbandingan, karena surat wasiat ini berupa tulis tangan. Jika kita memiliki salinan palsu nya, kita hanya memerlukan file lain yang berisi tulisan asli dari ayah (Y/n) sebagai tolak ukur keaslian dari masing-masing surat tersebut."

Taeyong terdiam sejenak, benar juga. Ternyata mereka butuh lebih banyak bukti lagi untuk memastikan kemenangan mereka di pengadilan. Sial, Taeyong lupa akan itu.

Sekarang, bagaimana ia bisa mendapatkan berkas tersebut yang bahkan ia sendiri tidak tau tempatnya?

Taeyong melewatkan satu hal penting.

"Saya memiliki berkas lain yang berisi tulisan tangan asli dari Tuan Asgar, yang bisa kita gunakan sebagai tolak ukurnya. Untuk surat wasiat palsu, saya juga tidak tau dimana Ibu Xiyeon menyimpannya. Saya khawatir surat tersebut sudah dimusnahkan." Atas ucapan Jinki, semua perhatian tertuju padanya.

"Tidak mungkin dimusnahkan, ia butuh itu untuk menuntut harta lain nantinya. Seharusnya sekarang surat tersebut masih ia simpan. Tidak masalah, kemungkinan besar, dia pasti membawanya sebagai barang bukti ketika kasus ini naik di persidangan nanti. Di sanalah kita bisa membuktikannya." Respon Seungcheol lagi yang mana membuat Taeyong dapat bernapas lega setelah tadi sempat menyesal telah melewatkan satu hal penting.

LEE JENO 🐾 Soulmate SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang