19. (Bonus 1)

212 27 28
                                    


💚🐶💚
•••

23:05 WIB

"Udah hampir tengah malem...."

Jeno menoleh, memandangmu dengan kedua alis terangkat. "Kamu nyuruh aku pulang sekarang?" Tanya nya.

Kamu terkekeh, "Udah jam segini, ngga enak juga kalau ada yang liat motormu parkir di rumah aku. Dikiranya nanti kita ngapa-ngapain." Jawabmu.

Jeno mengangguk, "Itu sebabnya kita duduk di teras. Jadi kalau ada yang liat, bukan cuma motorku aja yang keliatan, tapi aku juga bakal keliatan, lagi duduk sama yang punya rumah, dan ngga bakal ngapa-ngapain."

Ya, begitulah.

Setelah perdebatan yang cukup panjang tadi dan berakhir dengan kalian yang saling memeluk, kini kalian berdua sedang duduk santai di kursi yang memang ada di teras rumah. Tidak ingin membuat orang-orang berfikiran negatif jika kalian berada di dalam. Tentu Jeno yang menyarankan ini saat kamu mengajaknya masuk agar dapat duduk dengan nyaman di sofa.

"Lagi, aku mau kamu tidur nyenyak malem ini. Jadi aku bakal jawab semua pertanyaan yang kamu simpen itu, baru aku pulang." Sambungnya.

Kamu menunduk, tersenyum tipis karena Jeno bersikap demikian.

"Kalau gitu, ayo open QnA. Bukan cuma kamu yang ditanya, tapi aku juga. Gantian, bagus juga kan biar kita saling terbuka?" Saranmu yang direspon baik oleh Jeno. Ia tersenyum manis dan mengangguk setuju.

"Oke, my lady first." Ucapnya, mempersilakan dirimu dengan sopan untuk bertanya.

Tapi... tidak perlu juga memanggilmu seperti itu. Dasar! Bikin orang tersipu saja. Ia pikir kamu akan terlena? Tcih!

sedikit sih, hehe.

"Tunangan yang Yangyang maksud di IG, siapa? Siapa yang bakal tunangan?" Tanyamu. Hal yang menjadi beban nomor satu di pikiranmu akhirnya keluar juga untuk menagih jawaban yang sebenarnya.

Dahi Jeno berkerut sambil menatapmu heran, "Tunangan?"

Kamu mendengus, "Iya! Jangan sok ngga tau! Siapa yang bakal tunangan?"

"Bentar, kamu marah bukan karena salah paham soal itu juga, kan?" Jeno berbalik tanya.

Kamu mengalihkan pandang, sebal sekali mendengarnya balik bertanya seperti itu. Jawab saja apa susahnya sih?! Kecuali jika yang dimaksud akan bertunangan adalah ia sendiri.

Melihat responmu yang seperti itu, Jeno pun terkekeh geli. "Sayang, lagi-lagi kamu cemasin hal yang ngga perlu."

Kamu menoleh ke arahnya dengan cepat, menatapnya dengan kedua alis menukik tajam bak elang yang sedang mengunci mangsa di bawah air laut.

"Ya jawab dong, jangan ketawa kaya gitu, jelek. Aku jadi malu meskipun aku gatau alasannya." Ucapmu sebal, dengan bibir mengerucut bak bebek.

Jeno menghela napasnya perlahan, menatap jauh ke arah langit yang gelap karena bulan sedang bersembunyi di balik awan tebal. Bahkan bintang pun hanya muncul beberapa.

"Yangyang emang ngga bisa jaga rahasia." Ucapnya.

Kamu yang mendengar itu pun bergerak memegang lengannya, "Tuh kan! Kamu nyimpen rahasia yang aku ngga tau."

Jeno menoleh kembali menatapmu, jemarinya bergerak mengambil alih tanganmu di lengannya, lalu menggenggamnya lembut. Ia menatapmu lurus pada mata, dengan pandangan yang begitu teduh dan... menenangkan.

"Karena belum saatnya kamu tau, harusnya. Aku udah ada rencana buat ngasih tau kamu kalau udah liburan nanti. Tapi karena kamu udah terlanjur tau dan penasaran gara-gara ide Yangyang yang sedikit nyeleneh, jadi aku bakal kasih tau sekarang aja."

LEE JENO 🐾 Soulmate SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang