05. A Smile among the Wounds

717 123 216
                                    

Up!

Vote dan komentar ya kalian... terimakasih 💚







































🐾🐈🐾
•••

Kamu menunduk, memandang kosong segelas milkshake yang tadi dipesan oleh seseorang yang memelukmu di pemakaman. Ya, saat ini kamu dan ia sudah duduk nyaman saling berhadapan di sebuah cafe terdekat. Bukan, dia bukan Ayah.

Tidak, kamu tidak kecewa, sungguh. Hanya saja... hatimu terlalu rindu. Ya, rindu.

"Hey, jangan diliatin aja dong... minum ya?"

Suara itu membuatmu mendongak, menatap sosok itu dan tersenyum kecut. "Kakak kenapa bisa ada di sana?" Tanyamu.

Sosok yang kamu panggil Kakak itu balas menatapmu lembut, "Kakak kangen sama kamu. Tadi kakak dateng ke rumah, nyariin kamu, kamunya ga ada. Dan Kakak hapal banget, kalau lagi ga ngampus, ga ada di rumah, udah pasti kamu kesana. Maaf ya? Pasti kamu kecewa banget waktu tau yang peluk kamu itu Kakak."

Helaan napas lolos dari bibirmu, tanganmu meraih milkshake tadi dan meminumnya dengan perlahan. "(Y/n) ga kecewa. Karna udah sekangen itu sama Ayah, (Y/n) sampai ngira Kakak itu Ayah. Padahal kan udah ga mungkin, (Y/n) nya aja yang terlalu berharap."

"Hey... kangen sama orang tua itu wajar, apalagi udah selama itu. Tapi kamu jangan sedih terus, ada Kakak yang akan selalu ada buat kamu...."

Hangat.

Betapa bersyukurnya kamu memiliki sosok yang seperti dia. Bahkan tidak ada hubungan darah sama sekali, tapi ia begitu menyayangimu. Ia sungguh peduli terhadapmu.

Kamu terdiam, namun setelah itu, sosok di hadapanmu mengulurkan sesuatu, di atas meja tepat di samping milkshake mu. Sebuah kotak sedang berwarna biru.

"Apa ini Kak?"

Sosok itu tersenyum, "Selamat ulang tahun, adeknya Kakak. Semoga kebahagiaan selalu ada buat kamu. Semoga, ga ada lagi air mata sedih yang keluar dari mata kamu. Semoga, kita bisa seperti ini sampai waktu yang lama. Adekku, Kakak sayang sama kamu, Kakak ga peduli meskipun kita ga ada ikatan darah sekalipun. Kamu adik Kakak, dan sampai kapanpun tetep kaya gitu. Bahagia terus ya...."

Kamu tertegun.

Betapa beruntungnya...

Sosok ini, begitu menyayangimu. Ia bahkan ingat saat ini hari ulang tahunmu, dan ia lah satu-satunya orang yang mengetahui itu. Dengan sangat rendah hati ia menyebutmu adiknya. Siapa yang tidak bahagia? Tanpa kamu duga, air matamu jatuh seiring sosok itu memberimu senyum hangat.

Kamu terisak pelan sambil menatap hadiah yang ada di hadapanmu.

"Kak Yong... hiks...."

Sosok itu -Taeyong- bangkit dari kursinya, mendekat padamu dan meraihmu dalam pelukan. Kamu sontak membalasnya dan menyembunyikan wajah pada perutnya. Ya, dirimu masih duduk saat Taeyong memelukmu.

"Kakak sayang sama kamu." Ujarnya.

Membuatmu semakin menangis. Kamu merasa telah banyak merepotkannya. Membuatnya merasa terbebani meskipun ia tak pernah mengatakannya. Taeyong selalu ada saat kamu butuh tempat bersandar kala jatuh terpuruk. Kak Yong selalu ada, karena ia sayang padamu.

"Makasih...." lirihmu teredam dalam pelukan.

Beberapa saat kemudian, pelukan itu dilepasnya, ia menangkup kedua sisi wajahmu dan menghapus jejak basah air mata dengan ibu jarinya. Menatapmu dengan senyum hangat, yang mana selalu berhasil mengenyahkan rasa kesepian di hatimu.

LEE JENO 🐾 Soulmate SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang