" Ren, Kai jadi dingin banget, di ajak omong aja diem, udah kayak es beku, coba aja kalau lu bangun, Kai pasti berubah kaya dulu lagi Ren, jadi Kai yang bisa diajak becanda, jadi Kai yang bisa diajak bicara, gak kaya gini. Makanya lu bangun, Ren, biar kaya dulu lagi, ayo semangat bangun dong Ren, Renren pasti kuat, gua yakin itu." Seli tersenyum, tapi, airmatanya juga menetes, mengelus rambut sahabatnya sekilas."S-sakit..."
"RENREN?" pekik Alle dan lainnya secara bersamaan, apakah ini mimpi?
Carren hanya memandang mereka.
"Renren,i-ini b-beneran?" tanya Sanju masih dengan wajah kagetnya.
Carren masih diam, tubuhnya terasa remuk, masih sakit.
"Ren...hiks...ini b-beneran kan, gua gak mimpi kan, Ren?" Alle mengusap wajah Carren lembut, dan membenarkan rambut Carren.
"Gua panggilin dokter, tunggu!" Seli segera lari menuju ruagan dokter tersebut.
"Alhamdulilah, kamu rupanya sudah sadar, dan melewati masa koma, baiklah saya cek dahulu keadaan kamu, dan kalian bisa keluar terlebih dahulu?" tanya dokter tersebut.
"Baik dok." Alle dan lainnya keluar dari ruangan Carren sebentar.
Setelah selesai, dokter tersebut memperbolehkan Alle, Seli dna Sanju masuk ke dalam, menemui Carren.
"Hai, Renren."
"K-kalian siapa?"
Deg...
Hati mereka terasa hancur, apa ini benar? Hasil menunggu selama seminggu terbalaskan rasa sakit? Sahabat yang mereka sayang telah lupa ingatan? Bahkan lupa kepada mereka semua?
"Jangan becanda!"
"Kalian siapa, gua gak kenal?"
"Hiks...hiks..Renren jangan gitu, masa gak kenal sama Sanju yang imut ini!" Air mata Sanju kembali menetes.
"Ren, jangan becanda deh!" decak Seli.
"Sini." Carren menyuruh Alle, Sanju, dan Seli ke sampingnya.
Kemudian Carren membisikkan sesuatu kepada mereka, mereka sudah melotot kaget, apa-apaan ini, Carren sudah sangat gila.
"Mau, kan?" tanya Carren memastikan.
"Sanju takut, kalau Ka--"
"Gua yang jamin, gak akan marah dia," sela Carren dengan cepat.
"Okey sip, kita setuju,good luck Renren sayang!" mereka berhamburan ke pelukan Carren. Carren dengan senang membalas pelukan yang sudah lama tidak Carren rasakan selama koma.
"Sumpah, gua tadi kaget banget, kirain lu lupa sama kita!"
Carren terkekeh kecil. "Haha, enggak beb."
"Beneran nih, lu yakin mau ngerencanain itu?" tanya Seli meyakinkan.
"Yakin, tapi kalian jangan bilang!"
"Siap!"
"Badan gua kok masih sakit ya, kepala gua juga pusing banget," gumam Carren.
"Kan baru sadar, jadi mungkin masih pusing, sabar ya, pasti sembuh kok, Ren."
Carren mengangguk, lalu tersenyum.
"Ren, lu masih ingat gak, orang yang nabrak lu, pakai toyota putih?"
Carren nampak berpikir keras, otaknya berputar, saat kejadian kecelakaan, seminggu lalu, memang, ada mobil toyota putih, sangat kelihatan jika sengaja, di dekat Carren menaikkan kecepatannya, hingga menabrak tubuh Carren.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spoiled Boyfriend [TERBIT]
Teen Fiction[SUDAHTERBIT DI @ARFA PUBLISHER] Kisah ini dimulai dari Carren Alynka murid baru di Sma Antarika yang tidak sengaja membangunkan Kaivan Axsellino pria dingin dan badboy yang tidur di rooftop, awalnya Kai selalu kesal dengan Carren, hanya karena Car...