"Gak mau."Carren memutuskan panggilan Kai dengan cepat, enak saja pria itu menyuruhnya untuk datang ke rumah Fisya hanya karena Fisya sendirian di rumah, maka Kai mengajak Carren. Masa bodoh apa yang mau mereka lakukan di sana, Carren tidak mau pusing lagi.
Gadis itu membuka laptop kesayangannya, dan mulai memutar drakor favoritnya yang sudah ia tunggu sejak lama, aslinya pun tidak lama hanya seminggu mungkin, tapi bagi gadis itu sangat lama karena rela menunggunya.
Drt...drt...drt...
Carren berdecak kesal. Siapa lagi yang berani mengganggu gadis ini yang baru saja mulai menonton drakor. Gadis itu melirik ponselnya dengan sangat malas, tertera di layar ponselnya bahwa itu adalah Regan, ia kira Kai.
"Apa?"
"Jalan yok, gabut kan lu di rumah, gua tahu kok."
"Dih, sok tahu, gua asik nonton drakor lu bilang gabut."
"Drakor nanti aja, jalan yok."
"Ngebet bangel lu jalan sama gua?"
"Gak usah kegeeran ye anak monyet, gua cuma gabut!"
"Ya udah, gak mau."
Carren menutup ponselnya kembali. Dasar Regan tidak jelas sekali, mana lagi asik menonton drakor dibilang gabut.
"Dudanya ganteng," celetuk Carren menatap layar laptopnya.
"Gak suka nenek zumba, ngeselin minta di bunuh."
Drt...drt...drt....
"Apa lagi, Regan? Gua lagi nonton Vincenzo, ih!"
Tanpa melihat nama yang tertera, gadis itu langsung menebak bahwa yang menelepon adalah Regan. Karena tadi pria itu terus saja mengajaknya jalan.
"Oh, jadi sama Regan?"
Mata Carren membulat sempura. Sial kenapa jadi Kai, ia kira tadi Regan, huh kenapa semua berbalik.
"Apa, sih! Orang sendiri di kamar."
"Jangan boh— Kak, cepet ayo katanya mau ngajak aku jalan?"
Tak asing dengan teriakan seseorang di dalam telepon Kai, sudah bisa di duga bahwa itu adalah gadis manja yang suka sekali mencari perhatian Kai, siapa lagi kalau buka Fisya?
"Selamat bersenang-senang, papai kalau udah selesai jangan lupa balik ke pawangnya," ucap Carren. Menutup sambungan teleponnya tanpa menunggu balasan dari Kai.
"Mengsedih gua!" teriak Carren geram. Kenapa gadia itu masih saja percaya dengan Kai. Ingin sekali tidak bisa percaya dengan Kai tapi tetap saja tidak bisa.
Tok...tok...tok...
Carren menoleh ke arah sumber suara tersebut. Gadis itu melotot, gila saja kenapa Regan sampai berani masuk ke kamarnya, apa lagi lewat jendela.
"Ngapain lu, mau maling di sini?" tanya Carren.
"Gak. Mau jadi tukang bersihin wc," celetuk Regan.
"Gua bilangin mama tau rasa lu!"
"Halah bacot, jalan yok, ngapain lu di dalam cuma teriak gak jelas."
"Mengsedih gua!" Regan menirukan teriakan Carren tadi dengan suara yang mirip dengan suara cempreng Carren.
Carren mengerucutkan bibirnya kesal. Sial kenapa pria ini pakai dengar segala teriakannya tadi.
"Pergi sana!" Carren mendorong tubuh Regan hingga pria itu tersungkur.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spoiled Boyfriend [TERBIT]
Teen Fiction[SUDAHTERBIT DI @ARFA PUBLISHER] Kisah ini dimulai dari Carren Alynka murid baru di Sma Antarika yang tidak sengaja membangunkan Kaivan Axsellino pria dingin dan badboy yang tidur di rooftop, awalnya Kai selalu kesal dengan Carren, hanya karena Car...