Kedai Ice Cream

1.9K 138 23
                                    

"Ca!"

Kai menarik tangan Carren, saat gadis itu hendak pulang menuju parkiran. Carren menatapnya, menghempas tangan kekasihnya itu.

"Kamu marah?"

Pertanyaan bodoh itu dengan gampangnya keluar dari mulut Kai. Emang bodoh anj!

Carren tak berniat menjawab pertanyaan bodoh itu, gadis itu langsung saja melangkahkan kakinya pergi begitu saja. Bukan Kai namanya jika menyerah. Pria itu tetap saja mengikuti Carren, bahkan sampai meneriaki nama gadis nya.

"Ca! Dengerin aku dulu!"

"Apa, sih?!"

"Kamu mau pulang, kan? Ayo aku anter," ucap nya.

"Ayo, Ren!" seorang pria tiba-tiba saja menarik tangan Carren, dan menghempaskan tangan Kai yang masih menggenggam jemari Carren.

"Ngapain lu?" tanya Kai sinis.

"Lu tanya sama gua? Ya ngapain lagi gua kesini kalau gua gak mau nganter Carren pulang," jawab Regan. Ya pria tersebut adalah Regan Navaro.

"Lu jangan berani-beraninya nyentuh tangan cewe gua!" Kai terlihat sangat kesal saat Regan menggenggam tangan gadisnya. Rahangnya mengeras, sorot mata elangnya menatap manik mata Regan.

"Why? Situ gendong bahkan genggam tangan cewe lain boleh, kenapa aku gak boleh dipegang cowo lain?" tanya Carren.

"Kamu kenapa, sih? Selalu aja bahas masalah itu, kan aku udah bilang, kalau di—"

Lagi dan lagi, belum selesai Kai mengucapkan perkataannya, Carren lebih dahulu berbicara, "Dia sakit?"

"Iya."

"Basi!"

"Cewe lu cantik juga ya, bro. Boleh kali gua coba," bisik Regan ke telinga Kai.

Kai membalik tubuhnya. Menarik kerah seragam Regan, menatap pria itu tajam. Bisa-bisanya mengucapkan kalimat itu.

"Denger gua baik-baik! Gua gak akan biarin itu terjadi!" sahut Kai dengan penuh penekanan.

"Oke! Lihat saja!" tantang Regan. Seperti tidak mempunyai rasa takut dengan Kai sama sekali.

"Ayo!" Kai menarik tangan Carren.

"Enggak!"

"Kamu dibilangin itu nurut!" bentak Kai.

"Bilang enggak ya enggak!" Carren terus saja memberontak.

"Lepas, cewe lu aja gak mau," celetuk Regan.

"Gak usah ikut campur!"

Setelah mengatakan itu. Kai menarik tangan Carren dengan paksa walau gadis itu masih saja memberontak tidak mau.

"Pembalasan segera datang, Kaivan Axsellino." Regan tersenyum miring, menatap punggung Kai yang sudah menjauh dari arahnya.

Di sana. Carren menatap kekasihnya malas, batu sekali pria itu.

"Ngapain, sih, pake ke sini segala!" dengus Carren.

"Kamu duduk dulu sebentar di situ," suruh Kai.

"Apaan coba, diam di sini mana kelas kamu kotor! Gak pernah di sapu pula, ketua kelas kok gak bener," cerocos Carren. Melihat sekeliling lantainya kotor, lorong meja banyak sampah. Menjijikan.

"Ganteng gini masa di bilang gak bener," balas Kai.

"Kapan kamu bener?"

"Gak tahu."

My Spoiled Boyfriend [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang