17💜

2K 232 32
                                    

"Lisa sudahlah jangan menangis lagi, nak." ucap Chaerin seraya mengusap rambut anaknya yang sedang menangis di bahunya.

"Aku ibu yang gagal mom, aku ibu yang gagal menjaga anaknya hiks... Apa yang harus kukatakan pada Eunha nanti?"

"Tidak, justru kamu adalah ibu yang hebat. Sangat hebat. Kamu bisa menyayangi Heejin seperti menyayangi anak kandungmu sendiri."

Lisa menggeleng lagi seraya terisak, dia teringat akan janjinya pada Eunha untuk menjaga Heejin dengan baik. Tapi sekarang dia bahkan tak tau Heejin berada dimana.

"Mommy janji kalau Heejin pulang nanti, mommy akan menyayanginya dengan tulus seperti Somi dan Haruto."

Lisa mendongak menatap ibunya, "Sungguh? Mommy gak akan membahas tinggi badan Heejin lagi?

Chaerin mengangguk, "Iya, tidak akan. Tapi kamu harus makan dulu sekarang." Chaerin meraih nampan berisi makanan yang ada diatas nakas, memindahkannya ke atas pahanya. Dia pun mulai menyuapi Lisa.

Sementara itu dikamar Somi, Rose sedang menceritakan hal yang sesungguhnya terjadi pada Lisa, Jungkook dan Eunha kepada Somi dan Haruto.

"Dengar, tante menceritakan ini supaya kalian gak lebih dulu tau dari orang lain dan jadi salah paham seperti Heejin." peringat Rose setelah menyelesaikan ceritanya.

"Apa yang kalian dengar cukup kalian aja yang tau, jangan kalian ceritakan lagi ke teman, sahabat, pacar bahkan Lia dan Beomgyu sekalipun." imbuhnya sembari menatap Somi dan Haruto yang masih terdiam karna shock.

"Iya tante, tapi kenapa tante Eunha tega ngelakuin itu sama daddy dan mommy?" tanya Somi lirih.

"Itulah yang namanya digilakan oleh cinta. Tante Eunha pun sangat menyesal akhirnya, sehingga dia berusaha menyatukan orang tua kalian lagi. Tapi kalian gak boleh membenci tante Eunha sama sekali, apalagi Heejin!" tegas Rose yang segera diangguki Somi dan Haruto. Beruntung kedua anak Jungkook dan Lisa itu sama-sama berpikiran terbuka sehingga tak mudah terpancing emosi bila dihadapkan dalam suatu permasalahan.

"Bagus. Kalau nanti Heejin pulang, kalian juga gak boleh mengungkit apa yang tante ceritakan ini sama dia." Somi dan Haruto pun mengangguk sekali lagi. Setelah itu Rose bangkit dari duduknya dan menepuk kepala keponakannya lalu melangkah ke luar.

Somi dan Haruto masih sama-sama terdiam dengan pikiran masing-masing. Hingga Haruto lebih dulu bersuara, "Kak, lo sama kak Heejin jangan rebutan bang Hyunjin ya. Masih banyak kok cowo ganteng di luar sana."

Bugh

Somi melempar bantalnya ke wajah Haruto.

"Gila aja gue kalau kaya gitu, kak Heejin lebih penting dari pada si dower. Kalau kak Heejin emang suka sama kak Hyunjin yaudah gue ngalah." ucapnya lirih diakhir.

Haruto menyeringai, "Jadi ini alasan lo selalu nolak bang Hyunjin?"

Somi menepuk bibirnya yang keceplosan lalu segera menahan tangan Haruto yang ingin beranjak. "Awas ya kalau lo bilang siapa-siapa!" ancamnya galak.

"Iya iya, enggak. Gue malah bersyukur lo punya pikiran kaya gitu." Somi mendesah lega.

"Pokoknya lo tenang aja kak kalau masalah cowo, lo gak bakalan jadi perawan tua. Karna gue punya banyak punya temen seumuran lo yang ganteng-ganteng tapi jones. Tinggal lo pilih mau Asahi, Guanlin, Jaehyuk, Yoshi, Jihoon-- Eh tapi jangan Jihoon deh, gue males punya kakak ipar julid!"

Haruto hendak mengabsen nama teman-temannya lagi tapi Somi yang jengah langsung mendorongnya ke luar kamar hingga terjungkal ke lantai. Haruto pun bangkit lalu mengelus dadanya, "Dosa apa gue punya kakak sadis semua?!"

Sister✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang