3💜

2K 249 18
                                    

Keluarga besar Kwon sudah berkumpul di ruang makan untuk dinner bersama. Di atas meja makan sudah tertata rapi berbagai jenis makanan, mulai dari olahan, daging, ikan, sayur dan dessert.

"Heejin, makan yang banyak supaya kamu bisa tambah tinggi seperti adik-adikmu."

"Mommy..." tegur Lisa. Sementara Jungkook memasang ekspresi yang tak bisa diartikan seraya menatap anak sulungnya yang tengah menunduk. Tak berbeda jauh dengan Somi dan Haruto yang menatap nanar kakaknya.

"Loh kenapa? Mommy kan cuma gak mau orang lain mengganggap Heejin bukan keturunanmu karna badannya yang mungil sendiri." sahut CL sembari melirik ke arah Jungkook yang duduk di sebelah Lisa.

Atmosfir di ruang makan seketika berubah mencekam. Sejak dulu entah disadari atau tidak, CL selalu mempermasalahkan tubuh mungil Heejin.

Lisa menghela napas lelah, ia paham betul mengapa sang ibu selalu bersikap seperti ini. Tapi tak bisakah CL berusaha mengilangkan amarah lamanya demi menjaga perasaan Heejin yang tak tau menau dengan semua ini.

Lisa menggenggam tangan kanan Jungkook yang terkepal di atas meja sembari mengumamkan kata maaf tanpa suara. Jungkook balas menggenggam tangan sang istri. Pria itu tersenyum sembari menggelengkan kepala, seolah mengatakan kalau ini bukan salah Lisa.

"Sudah-sudah, kenapa selalu repot dengan tinggi badan. Lihatlah aku juga tak terlalu tinggi sayang." Jiyong berusaha menengahi. CL hanya mendengus tanpa menyahuti ucapan suaminya.

"Beomgyu, pimpin doa!" titah Jiyong.

Setelah doa yang dipimpin Beomgyu selesai, mereka pun mulai makan dengan tenang.

💜💜💜

Sekarang Heejin, Lia dan Somi sedang tiduran di teras balkon dengan beralaskan karpet bulu yang hangat. Mereka sama-sama tenggelam dengan pikiran masing-masing seraya menatap langit malam yang bertabur banyak bintang.

"Jin, gak usah terlalu dipikirin ya ucapan grandma tadi." Lia memecah keheningan yang sejak tadi menyelimuti mereka.

"Bener kak, grandma cuma nunjukin perhatian berlebihnya ke elo aja kok." timpal Somi seraya mengelus bahu Heejin.

Heejin tersenyum kecut, "Perhatian ya..." batinnya.

"Tapi yang dibilang grandma tadi emang bener kok, diantara gue, Somi dan Haruto, cuma gue doang yang meragukan beneran anak daddy dan mommy atau enggak karna gue---"

Lia memukul bahu Heejin, membuat ucapannya terhenti. "Gak usah bilang karna lo pendek, gue tersinggung tau."

Heejin mendengus lalu mengelus bahunya yang kena pukul Lia. "Ya lo kan wajar kalau punya badan pendek Li, soalnya Jimin uncle juga kurang tinggi. Nah gue, mommy daddy semuanya tinggi bahkan dua adek gue pun badannya bongsor-bongsor."

"Kadang gue mikir, mungkin gue memang bukan anak kandung mommy dan daddy." lirih Heejin


"Hush... Jangan sembarangan ngomong kak, masa cuma karna lo lebih pendek sendiri lo langsung mikir kaya gitu." ucap Somi menggebu-gebu. Lia ikut menggangguki.

"Kalau kaya gitu gue juga bukan anak mommy daddy dong, buktinya gue doang yang nama depannya pakai huruf S. Sedangkan lo dan Haruto sama-sama H." imbuh Somi yang lagi-lagi dapat dukungan Lia.

"Wah.. bener banget tu Som, kok gue baru nyadar ya!" ucap Lia dengan ekspresi seolah sedang berpikir. Somi tersenyum bangga sama ucapannya tadi.

Sementara Heejin hanya diam sembari menatap langit. "Lo gak tau aja Som, bukan cuma itu alasan gue berpikir kaya gitu."

Sister✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang