Sebelum menceritakan semuanya, Yuju meminta Heejin mengatakan lebih dulu tentang apa yang dia dengar dari Chaeyeon.
"Ya, memang benar kalau Jungkook dan Eunha bersahabat sejak kecil. Tapi Lisa lah yang lebih dulu menikah dengan Jungkook." Wajah Heejin seketika pasi karna terkejut.
"Dulu tante, Jungkook, Eunha dan Yugyeom bersahabat sejak kecil karna rumah kami yang berdekatan. Kami selalu bersama-sama mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Kemanapun perginya, kami akan selalu berempat. Kedekatan kami bahkan sudah seperti saudara. Orang tua kami berempat pun sudah seperti orang tua sendiri. Persahabat kami terjalin benar-benar pure tanpa melibatkan perasaan lebih."
Yuju menghela napas pelan, "Lalu dihari kelulusan, kami mendapat kabar duka kalau orang tua Eunha-- mamamu meninggal dalam kecelakan beruntun saat akan menghadiri wisuda kelulusam kami."
Wajah Yuju menyendu, matanya yang mulai berkaca-kaca menerawang jauh. "Eunha benar-benar terpukul saat itu, dia yang merupakan anak tunggal sudah tak memiliki siapapun. Karna kakek dan neneknya pun juga sudah meninggal dan kedua orang tua Eunha juga anak tunggal."
"Eunha yang sebatang kara ditinggalkan warisan perusahaan orang tuanya. Akan tetapi---" tatapan mata Yuju berubah menajam.
"Seseorang yang mengaku kerabat jauh Eunha datang dan mengajak Eunha untuk tinggal bersama mereka. Tapi ternyata itu sebenarnya hanya bualan mereka, karna tepat sebulan setelah Eunha tinggal bersama orang itu. Perusahaan yang awalnya atas namanya berganti nama menjadi nama orang itu. Dan kamu tau siapa dia?" Yuju menatap Heejin dengan tatapan sarat akan kebencian.
"Dia adalah ayahnya Jung Chaeyeon." Yuju mengalihkan pandangannya lagi ke depan.
Deg
Hati Heejin serasa terhantam batu besar. Apakah selama ini dia sudah percaya pada orang yang salah?
"Tidak hanya disitu, mereka memindahkan Eunha ke apartemen kumuh dan hanya meninggalkan beberapa lembar won untuk Eunha."
"Kami menawarkannya agar tinggal dengan salah satu dari kami. Tapi Eunha menolak, dia bilang tak mau menyusahkan orang lain. Jadi dia menyambung hidup dengan kerja paruh waktu di luar jadwal kuliahnya. Beruntung Eunha adalah gadis yang pintar jadi dia mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di kampus yang sama dengan Jungkook. Dan selama melewati masa-masa sulitnya, Eunha lebih banyak bersama Jungkook karna tante dan Yugyeom kuliah di luar kota."
Yuju tersenyum miris, "Mungkin itu yang merubah perasaan Eunha ke Jungkook lebih dari seorang sahabat."
Yuju menatap Heejin lagi tapi kali ini tatapan matanya teduh. "Jungkook sama sekali tak tau hal itu, karna Eunha selalu menutupi perasaannya dan hanya bercerita dengan tante."
"Terlebih lagi, Eunha tau kalau Jungkook sudah jatuh hati dengan gadis lain yang juga dia kenal. Dan gadis itu adalah--- Lalisa Kwon." Yuju mengusap pucuk kepala Heejin yang kini matanya sudah berkaca-kaca.
"B-bisakah aku mempercayai cerita tante?" Heejin tak ingin asal percaya dengan cerita orang lain lagi.
Yuju tersenyum, "Tentu sayang." Yuju membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah buku diary dari tasnya.
"Sepertinya Tuhan sudah berencana akan mempertemukan kita hari ini. Entah kenapa saat hendak kemari tante ingin membawa diary ini." Yuju menarik tangan kanan Heejin dan meletakkan buku itu disana.
Heejin menatap bingung ke arah buku itu. "Itu diary milik Eunha. Semua keingintahuanmu akan terjawab disana. Dan semoga dengan membaca itu, kamu bisa lebih mengenal seperti apa sosok mama kandungmu."
"Tapi mengapa tante yang menyimpannya? Kenapa bukan daddy?" tanya Heejin sembari tangannya mengusap gambar bunga mawar timbul yang ada di sampul buku itu.
"Ini permintaan mamamu sayang. Sebelum dia menghembuskan napas terakhirnya, dia menitipkan diarynya pada tante."
Hati Heejin terenyuh, entah kenapa dadanya menjadi sesak dan matanya semakin memanas. Yuju yang melihat hal itu memeluk tubuh Heejin, tangisan gadis itupun tumpah saat itu juga.
"Percayalah, kedua orang tuamu adalah orang yang baik. Termasuk mommy mu juga." Yuju mengusap surai panjang Heejin.
Tak lama ponsel di tas Yuju berdering. Heejin pun menjauhkan tubuhnya dari Yuju. Membiarkan wanita itu menerima panggilannya.
"Iya, mama pulang sekarang."
Bip
"Sepertinya tante harus pulang sekarang." setelah berkata begitu, Yuju pun berdiri hendak memanggil suaminya. Sementara Heejin tetap duduk di sofa dan merenungi semua cerita Yuju tadi.
Tak lama, Heejin mendengar langkah kaki dibelakangnya. Diapun berdiri ikut mengantar Yuju dan DK sampai ke depan apartemen Junkyu.
"Kalau kamu memang belum siap pulang ke rumah, tetap lah disini. Junkyu pasti menjagamu dengan baik." ucap Yuju seraya menangkup salah satu pipi Heejin, membuat salah satu lelaki disana merona karna ucapannya. Sedangkan DK hanya tersenyum hangat padanya. Lalu pria itu beralih menatap Junkyu.
"Junkyu-ya, jangan coba berbuat macam-macam dengan Heejin. Daddy nya sangat garang asal kamu tau!"
"Iya om, gimana mau macem-macem orang dianya juga garang!" sahut Junkyu yang langsung dihadiahi pelototan Heejin dan tawa DK juga Yuju.
"Tapi om-tante..." ucap Heejin pelan menghentikan tawa DK dan Yuju.
"Kenapa sayang?"
Heejin menggigit bibir bawahnya gugup, "Tolong jangan bilang sama mommy dan daddy kalau aku ada disini." DK dan Yuju sama-sama mengangguk.
"Tapi jangan terlalu lama membuat orang tuamu khawatir ya." DK menepuk pelan pucuk kepala Heejin dua kali."
.
.
.
"Jin, are you okay?" Tanya Junkyu begitu mereka sudah masuk ke dalam apartemen lelaki itu.
Heejin tersenyum, dengan senyuman yang Junkyu lihat lebih tulus dari sebelummya. "Perasaan gue lebih tenang sekarang, tapi masih ada beberapa hal yang harus gue cari di buku ini." Heejin mengangkat buku diary Eunha dengan senyum yang masih terpatri di wajah cantiknya.
Senyuman Heejin pun menular ke Junkyu, "Yaudah lo baca dulu gih isi buku itu." Heejin mengangguk antusias, lalu memasuki kamar tamu yang beberapa hari ini sudah menjadi kamarnya.
Di kamarnya Heejin langsung menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Gadis itu tengkurap dengan bantal yang menyanggah dadanya dan mulai membuka halaman pertama dari buku diary sang mama.
💌💌💌
Note: Kalimat terketik miring dan tebal adalah tulisan Eunha di buku diary nya.
.
.
.
~TBC
Mau dilajutin tapi takut kepanjangan cuy!
