Eilaria Victoria
"Aku sudah membeli tiketnya, besok pagi jam empat kita berangkat! " kata Godehyda, si kecil. Jangan salah karena julukan 'kecil' yang kuberikan padanya, begini begini dia adalah yang tertua kedua setelahku. Walau dia jauh lebih pendek dari Valerie yang merupakan termuda di antara kami.
"Jam empat! Ngapain pergi jam segitu, bangunnya malesin tahu!? " Hawwy menolak habis habisan, sebenarnya aku juga ga mau tapi tiket sudah dibeli daripada buang buang uang...
"Pergi jam segitu malah lebih sepi dan dingin tahu! Daripada pagi menjelang siang sudah ramai! "
"Hahaha, tapi kalian tidak lupa aturan berpakaian denganku kalau sudah sampai sana kan? " Valerie mendesis, seolah ingin memberi peringatan kejam padahal yang dia maksudkan biasa saja. Kami bertiga tahu bagaimana kesukaannya pada Jepang. Terutama pakaiannya. Sudah sejak lama kami selalu mengenakan pakaian tradisional negeri sakura itu kalau sedang 'liburan' kesana. Aku tidak keberatan si, lagipula lumayan juga pakai yang model tradisional daripada selalu mengikuti tren dan mode yang tak ada ujung dan batasannya.
"Tidak masalah! Semua rancangan yang terbaru ada disini! " Hawwy menepuk nepuk empat buah tas di sebelah kursi tempatnya duduk.
"Pakaian baru? Punyaku yang ungu kan? " tanyaku memastikan
"As usual my sister! " aku mengangguk angguk puas mendengar jawabannya, lalu sebelumnya dua lainnya bertanya dia sudah melanjutkan, "kamu pink, kamu merah, aku biru, aku sudah tahu semua kesukaan kalian! "
"Thank you! " Valerie dan Godehyda mengacungkan jempol bersamaan.
Jarum jam menunjukkan angka dua belas, tanda tengah malam. Empat jam lagi kami akan pergi, tapi sepertinya tak satupun dari kami ingin jatuh ke kasur empuk dan selimut hangat. Sepertinya kami akan tidur di pesawat, kalau beruntung kami tidak salah penerbangan.
Aku menyandarkan punggung ke sofa raksasa yang kami duduki, memeluk bantal yang ada disana dan memasang posisi tidur. Hawwysia beranjak ke sebelahku dan menarik bantal juga untuk tidur.
"Kalian sudah mau tidur? " tanya Godehyda yang sedang main battle game melawan Valerie.
"Ya! Karena biasanya kami juga yang harus membangunkan kalian yang tidur bagaikan koma! " balas Hawyysia malas.
"Memang kita tidur sampai segitunya? " tanya Valerie
"Entahlah. " jawab Godehyda
Aku memejamkan mata rapat rapat, tanpa sadar tanganku dan tangan Hawwysia saling bergandengan layaknya kakak adik. Sementara Godehyda dan Valerie masih sempat sempat nya bermain perang bantal sambil lari larian di sekeliling ruangan seperti anak kecil, padahal kita sudah delapan belas tahun.
Angin malam berhembus dari tirai jendela, menambah sensasi nyaman yang membuatku semakin mengantuk. Beristirahat dari kesibukan dunia.
***
"La? La, bangun! Ini sudah jam tiga! " kata Hawwysia mengguncang bahuku.
"Terus? Kita kan kesana setengah jam an lagi. " kataku sambil menguap. Seriusan, aku cuma tidur tiga jam? Rasanya seperti baru sekejap memejamkan mata setelah lari maraton sepuluh kilometer lalu dibangunkan paksa lagi.
"Tapi kita belum beberes baju dari kemarin! Malah langsung tidur! " kali ini dia melempar salah satu jaketku ke mukaku. Oh, benarkan? Aku menghela napas keras keras lalu beranjak bangun dari sofa. Duo anak yang kemarin baru battle sekarang terbaring telentang di atas karpet dan memeluk guling.
"Seperti yang kubilang, mereka 'koma'! "
"I don't deny that though. " jawabku sambil menguap lebar lagi. Aku mengeluarkan beberapa lembar pakaian dari lemari lalu menatanya agak serampangan ke koper, maklum waktu mepet. Dan lagi, kok malah aku dan Hawwysia saja yang kerja ya? Malah dua anak ini tidur tiduran, kemarin pingsan jam berapa coba?
KAMU SEDANG MEMBACA
Four Flowers Against Four Eagles : Abyss of Darkness
RomanceDua tahun berlalu dari kejadian hari itu. Membuat kami berempat terpaksa pergi mengasingkan diri di negara asing, melatih semua kemampuan kami, bertemu dengan orang orang baru, 'teman teman' baru. Menciptakan kekuatan, koneksi, sekutu, dan pasukan...