Eilaria Victoria
Kedatangan keempat pemuda itu benar benar tidak disangka. Kehadiran mereka di rumah kami di Indonesia juga sangat mengejutkan. Sudah dari pertama aku menemukan rumah mereka, pertemuan di pesawat, hingga disini. Aku yakin ini sama sekali bukan kebetulan. Bahkan terlalu aneh untuk disebut kebetulan.
Awalnya kukira mereka mau menggerebek rumah kami ketika dua pemuda lagi malah berkunjung, saat itu hanya ada aku dan Hawwysia, itu cukup membuatku takut apa mereka sejenis polisi, atau psikopat yang merencanakan sesuatu.
Apa lebih baik kita pindah saja?
Tapi rumah itu sayang banget! Kami sudah menghias dan membersihkannya susah payah untuk menjadikannya tempat tinggal kami di Jepang. Kenang kenangan yang ada juga tidak seberapa dengan harga rumah itu. Ada sebuah ruangan khusus di rumah tempat kami memajang semua foto di dinding, maupun gantungan tali, dan pigura. Jujur, aku juga sayang rumah itu.
Atau lebih baik kami pulang saja? Berhubung Val sudah siap untuk kembali ke sana kan? Berhubung mereka akan berada disini untuk waktu yang lama, lebih baik kami menghindari mereka dulu.
"La! Eila! " tepuk Hawwysia di sebelah, membuatku terkejut
"Ah? Kenapa? " tanyaku balik, cih aku terlalu khawatir pada yang di rumah. Sekarang semua orang yang duduk melingkari meja oval memperhatikanku.
"Kau tidak memperhatikan! " jawabnya sambil menunjuk layar LCD "bagaimana keputusannya? "
Enak saja tidak memperhatikan. Aku selalu menghargai orang yang sedang bicara di depanku, meskipun aku tidak kenal. "Hm, untuk dekorasi baru di restoran yang utara sudah bagus, nanti di perbanyak nuansa alam dan unsur tradisional Jepangnya. Untuk menu barunya aku setuju, berikutnya bisa didiskusikan lebih lanjut dengan kepala koki dan sisa juru masak lainnya! Mungkin ada tambahan untuk yang lain! " aku gantian menatap pada beberapa orang yang ingin mengajukan tawaran. Mereka segara mengangkat tangan dan kembali berfokus pada meeting.
Baru dua jam berikutnya meeting menyusahkan ini selesai. Dan satu jam berikutnya aku dan Hawwysia harus sampai di destination berikutnya.
"Minum? " tanya Hawwysia sambil mengulurkan botol air mineral. Aku butuhnya kasur bukan air.
"Aku belum haus, simpan saja dulu! "
"Aku tahu kau memikirkan apa! " katanya meminum air yang ditawarkan padaku. Apa coba yang kupikirkan? "Keselamatan kita kan? Tapi tenang saja, semua akan baik baik saja! " katanya tersenyum.
"Tumben kau bicara to-the-point banget. " tanyaku agak melenceng dari topik
"Jadi aku harus basa basi dulu, kaya 'kau kenapa? ' 'apa kau sakit? ' gitu? Kelamaan! " serang nya lagi
Aku terkekeh, tapi yang dia katakan benar juga. Aku khawatir pada keselamatan mereka. Duh, tambah tua pikiranku semakin begini saja. Meeting berikutnya sama saja, tak ada yang menarik, sangat menyusahkan. Keputusan keputusan rumit harus kami diskusikan dengan berbagai pihak lainnya untuk rencana ini itu.
Baru saat matahari beranjak tenggelam di barat langit, pekerjaanku dan Hawwysia sudah selesai. Tapi tidak menutup kemungkinan kami akan bepergian lagi untuk hari hari berikutnya. Tapi, malah aku berharap kami di luar saja daripada rumah, untuk menghindari kemungkinan bertemu dengan para laki laki rumah sebelah itu.
"Akhirnya seselesaii! Pulang, makan, tidur! " kata Hawwysia sambil merenggangkan tubuhnya. Kami berdua berdiri di pinggir jalan raya sambil menunggu taksi online untuk mengantar kami pulang.
Aku menggeleng sambil memijat kepala, "kau lupa? Val bilang kita harus mendiskusikan masalah para 'hantu' di rumah sebelah itu dulu! "
"Oh! Sialan, aku sudah capek mengikuti meeting meeting itu! Aku butuh istirahat, lagipula... Bisa saja mereka benar benar kebetulan bertemu dengan kita. " Hawwy mendesiskan setiap kata katanya sambil mengelap keringat. Aku nyengir, sepertinya dia benar benar capek sampai omongannya melantur kemana mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Four Flowers Against Four Eagles : Abyss of Darkness
RomanceDua tahun berlalu dari kejadian hari itu. Membuat kami berempat terpaksa pergi mengasingkan diri di negara asing, melatih semua kemampuan kami, bertemu dengan orang orang baru, 'teman teman' baru. Menciptakan kekuatan, koneksi, sekutu, dan pasukan...