Semenjak aku mengetahui indentitas asli jungkook, cowok itu menghilang bagaikan lenyap di telan bumi. Aku tidak pernah melihatnya lagi di sekitaran kampus, bahkan kelasnya. itupun berlaku pada taehyung, aku tidak tahu kenapa laki laki itu juga ikut menghilang.
Sebenarnya aku merasa kehilangan jungkook, tapi mungkin inilah yang terbaik. Aku harap jungkook baik baik saja, meskipun ia terlahir dari bangsa iblis--aku yakin jungkook tidak sejahat yang di kira.
"Hei, kau memikirkan apa?" Pertanyaan jimin membuyarkan lamunanku. Hari ini jimin sudah resmi menjadi mahasiswa kampusku, sekaligus satu kelas denganku.
"Eoh? Tidak memikirkan apa apa" kataku, lalu menyeruput ice cappucino. Kami berdua sedang berada di kafetaria kampus setelah kelas usai.
Kedatangan jimin sebagai mahasiswa baru tidak jauh berbeda dengan taehyung. Banyak yang mengaguminya karna memang jimin mempunyai visual yang juga tak kalah sempurna. Jimin jadi idola kampus baru, banyak gadis gadis lain yang mencoba mencari perhatiannya--dan itu berhasil membuatku kesal.
"Jimin-ah, mari kita mampir ke pantai, aku sudah lama sekali tidak main ke pantai" kataku, entah kenapa hari ini aku ingin sekali menghabiskan waktu bersama jimin lebih lama, seakan akan aku tidak akan pernah bisa bertemu jimin lagi nanti.
aku jadi teringat kalau dulu kak yoongi suka sekali mengajak ku ke pantai, jika ia sedang ada waktu luang. Ngomong ngomong--aku jadi rindu kak yoongi, liburan akhir tahun aku ingin sekali pulang ke daegu.
"Pantai? Boleh juga, sepertinya akan seru" ujar jimin menyetujui, kemudian kami berdua bergegas pergi, dan meninggalkan kafetaria.
"Jimin, aku ingin ke toilet dulu--kau tunggu saja di depan gerbang, nanti aku akan menyusul mu" ujarku, yang tiba tiba saja mendapat panggilan alam. Aku pun segera pergi dari hadapan jimin.
•
•
•
Aku menatap diriku di pantulan cermin westafel setelah keluar dari salah satu bilik toilet. Sedikit merapikan rambutku yang agak berantakan, dan juga memoleskan liptint tipis pada bibirku.
Tak lama kemudian, aku mendengar langkah seseorang yang juga memasuki toilet. Aku sempat terperangah melihatnya lewat pantulan cermin, dia sangat cantik, tapi wajahnya terasa asing bagiku. Apakah dia bukan warga kampus sini? Namun anehnya aku seperti pernah melihatnya, tapi tidak tahu dimana.
Dari cara berjalannya saja, terlihat sekali kalau dia adalah orang berkelas. Gadis itu lantas berdiri di sebelahku, ikut berkaca pada cermin westafel.
"Kau murid baru ya? Baru kali ini aku melihat mu" tanyaku ramah, memecahkan keheningan yang ada.
"Hm, aku baru saja mendaftar--belum masuk kelas" katanya, aku mengangguk anggukan kepala ku mengerti.
"Sebenarnya aku tidak ingin kuliah, karna sibuk menjaga bisnis usaha minuman jus buah ku" lanjut gadis itu. "Tapi tidak ada salah nya untuk menjalankan keduanya"
"Wah, padahal kau masih muda sekali--tapi sudah memiliki usaha sendiri" kagum ku padanya.
"Kau mau mencobanya?" Tawarnya.
"Eh?"
"Kebetulan aku membawa sebotol jus buatan ku, siapa tahu kau akan menyukainya, dan tertarik untuk mampir di toko ku" ia menyodorkan jus itu padaku, aku hanya tersenyum tipis lalu menerimanya. Kalau aku menolak pemberiannya, rasanya itu tidak enak, lagi pula itu hanya sebotol jus.
"Baiklah" ujarku, dan membuka tutup botolnya. Aku langsung saja meneguk cairan agak kental itu, tanpa tahu akibat di baliknya.
"Bagaimana?" Tanyanya, setelah aku selesai meminum.
KAMU SEDANG MEMBACA
First SnowFall [Completed]
Fanfiction[ #The Winner WWC2020 ] Bagi kim Hye Jung bertemu park jimin adalah sebuah takdir. Si malaikat penyuka vanilla, dan pemilik mata biru safir itu sangat menjungkir balikan hidupnya. Bagaimana jimin menyelamatkan nya dari petaka maut di malam salju per...