Sembilan

1.6K 69 0
                                    

. Sembilan .
Daiki membuka matanya perlahan, cahaya berlomba-lomba masuk ke matanya.

Ia mengangkat tubuhnya dan duduk, kemudian melihat ke sekelilingnya.
Bekas k*nd*m yang digunakannya semalam bertebaran di lantai kamar hotel itu.

Cairan lendir pejuhnya dan Cho mengelilinginya, Ia menyentuhnya dan tersenyum puas.
Saat Ia menoleh ke arah Cho, tiba-tiba Ia melihat raut wajah Cho yang ketakutan dan berkeringat dingin.

" Cho, bangunlah! " Daiki menggoyangkan tubuhnya dan Cho langsung terbelalak.

" Hh.. Hh.. Terima kasih Daiki, aku baru saja mimpi buruk. Aku melihatmu membunuh seseorang.. " Daiki terdiam sebentar kemudian mengelus pucuk kepala Cho lembut.

Cho tersenyum manis kemudian menyenderkan kepalanya di telapak tangan kanan Daiki dan menikmati elusan tangan kiri Daiki.
Ia menikmatinya seperti seekor anak anjing manis.

Srekk..

Daiki mengangkat tubuh Cho dan mendudukannya di atas tubuhnya. " Kau yang memancingku.. "

Daiki mengulum nipple Cho dan tangannya mengocok kejantanan Cho.

" Kau sangat manis.. "

" Engh.. Daiki.. Hmmph.. " Erang Cho saat jari Daiki mulai memasuki lubangnya.

Ting tong.... Ting tong..

Tiba-tiba bel kamar berbunyi dan orang di luar itu tampaknya ingin memaksa masuk.

" Daiki..ada orang.. "

Daiki yang tidak perduli, tetap memasukkan kejantanannya ke lubang Cho. " Ahh.. "

Dokk.. Dokk.. Tingtong..

BRUKK!!

Daiki menggertak laci di sebelah ranjang dan mengangkat tubuhnya yang masih menyatu dengan Cho.

Ia berjalan ke arah pintu, dengan Cho yang terus mendesah.
" Engh.. Setiap langkah.. s.. semakin.. dalam.. "

Cklek..

Yong Hwa yang berdiri di depan pintu kamar mereka langsung terbelalak dan Ia kembali tersadar akan tujuan awalnya.

" Aku boleh menumpang mandi di sini? "

" Huh? "

Sebelum Yong Hwa sempat menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba Min Jun yang bertelanjang dada menutup mulutnya dan mengangkatnya seperti pengantin.

" Hmmphh.. Lepas... "

Daiki langsung menutup( baca : membanting ) pintu kamar mereka dan melanjutkan aktivitasnya.
.
.
" Bagaimana pagimu, Daiki? " Tanya Silva dengan kacamata hitamnya dan Ia tengah berjemur di pantai hotel itu.

Cho yang malu-malu itu berjalan menuju ke arah para uke berkumpul.

" Wah di antara kita, kau memiliki kiss mark dan love bite paling banyak ya.. " Sindir Sola yang memakai kacamata dengan lensa berwarna merah muda.

" Tidak apa, itu artinya kau sangat dicintai.. " Ucap Haru sambil menyesap es kelapanya.

Cho yang awalnya malupun mulai tersenyum mendengar kata-kata Haru.

" Ah, itu Yong Hwa! " Saat Sola ingin memanggil Yong Hwa, tiba-tiba Ia melihat Yong Hwa menuju ke arah Park Jum.

" Wah.. Aku tidak pernah bisa dekat dengan Yong Hwa.. Dia dingin sekali.. " Gerutu Sola.

" Orang paling dingin dan diam, biasanya punya cerita yang menyakitkan.. " Balas Suha tiba-tiba dari belakang mereka.

" Suhaa~ Kau kemana saja? " Sapa Haru lembut.

Butterfly (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang