Sebelas

1.4K 66 0
                                    

Sebelas .

Beberapa bulan setelah kejadian itu, Cho sudah bersemangat lagi seperti sebelumnya dan Ia terus berlatih dengan Gilda.

" Gilda, bagaimana perkembangan Cho? " Tanya Daiki sambil menyesap tehnya.

" Jumat ini, hari ujian telah tiba. Seharusnya dia akan mendapatkan rank SSS dalam bidang bela diri karena tubuhnya yang kecil dan licin "

Gilda melihat Daiki yang tampak berpikir dalam, " Tenang, dia akan mendapatkannya. Kau memilihnya karena kau mempercayainya kan? "

Daiki menghela nafas dan tersenyum kecil.

Malamnya, saat Cho sedang berlatih tiba-tiba Naoki memasuki kamarnya.

" Cho, hari jumat ini kalau kau tidak mendapatkan rank SSS-0 aku tidak akan memaafkanmu! "

Cho tidak menanggapinya dan Ia mengakhiri latihannya.
Perlahan Ia membuka pakaiannya.

" K.. Kenapa kau membuka pakaianmu?! " Pekik Naoki dengan pipi memerah sambil menutup wajahnya dengan tangan.

Cho melangkah maju dan Naoki semakin panik.

" J.. Jangan mendekat! " Naoki mendorong tubuh Cho dan membuat mereka terjatuh bersama.

Naoki menahan nafasnya begitu matanya menatap mata indah Cho.

Naoki perlahan memajukan wajahnya dan bibirnya.

" Ki... NAOKI! " dorong Cho membuat Naoki terjungkal ke belakang.

" Berhenti menjahiliku! " Gerutu Cho sambil mengembungkan pipinya, kemudian berjalan keluar.

Di luar pintu, Masae telah menunggu dan mengantarkannya untuk membasuh diri.

Kriett...
Saat memasuki ruang makan, lampu ruangan yang digunakan hanya 1 dan sisanya dengan lilin yang menerangi makanan di atas meja.

Di sana, Daiki memakai yukata dengan segelas wine di tangannya.
Rambutnya ditata menjadi tidak terlalu rapi namun tidak berantakan.

Cho melangkah perlahan ke hadapan Daiki, suasana menjadi hening untuk beberapa saat.
Tiba-tiba Cho tersenyum dan terkikik, " Daiki.. Kau tampak berbeda hari ini.. "

Daiki langsung mengacak rambutnya, namun Cho langsung menghentikannya. " Aku juga menyukai style mu yang ini "

Daiki ingin sekali langsung menerjang tubuh omega di hadapannya, kalau saja Ia tidak melihat makanan di hadapannya.

" Cho, apa kau siap untuk ujian hari Jumat ini? " Tanya Daiki membuat Cho terdiam sejenak.

" Daiki... Apa kau yakin memilihku sebagai pet mu? "

" Aku mempercayaimu Cho, aku tidak sembarangan memilih orang :) "

" K.. Kalau aku mendapatkan hasil yang baik, apakah aku boleh meminta hadiah? "

Senyum Daiki melebar dan tangannya hendak meraih puncak kepala Cho, " Tentu saja "

" Kalau begitu, aku mau keluar dari tempat ini! " Tangan Daiki terhenti dan langsung memegangi lengan Cho.

Senyumnya memudar digantikan dengan tatapan dingin, " Cho, apa ingata- "

" Aku hanya ingin melihat rumah lamaku dan berjalan-jalan denganmu, siapa tau ingatanku dapat kembali " Melihat Daiki yang tak kembali tersenyum, Cho langsung berkata " K.. Kalau tidak boleh, tidak ap- "

" Baiklah. " Potong Daiki.

" Yatta! Terima kasih Daiki "
Setelah percakapan itu, Daiki tak melepaskan pandangannya sekalipun pada Cho.

Butterfly (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang