"Lo tuli ya? Kita lagi ngobrol sama lo, punya mulut kan?" Jelas salah seorang gadis yang terus-terusan menatap sinis ke arah Jelo namun sama sekali tidak digubris olehnya.
Jelo, panggilan untuk gadis bernama Jenifer Olivia Mahendra, umur 17 tahun, seorang siswi kelas XII IA 2 yang bersekolah di SMA Rajawali Jakarta Pusat, yang kehidupannya tidak akan pernah tenang, karena selalu saja dikelilingi orang-orang yang tidak menyukainya dan beranggapan rendah tentang dirinya.
Hari ini lagi-lagi, Eka and the geng yang beranggotakan Fitra, Isa dan Anastasia berlaku tak senonoh dengan Jelo yang kala itu sedang duduk dipojokan kelas membaca buku favorite keluaran edisi terbaru miliknya. Mereka datang mendekat ke arah Jelo dan menuangkan isi tempat sampah ke atas kepalanya.
Masih tidak ada respon dari gadis itu, dia hanya diam terpaku tanpa perlawanan apapun. Seperti biasanya, dia akan beranjak dari tempat duduknya dan mulai memperhatikan mereka satu persatu, bukan dengan tatapan menantang melainkan tatapan intimidasi darinya.
"Kalau sampah ya mainannya sampah" Ucap Jelo dingin, seraya meninggalkan Eka dan teman-temannya yang terpaku memperhatikan punggung jelo, berlalu menjauh.
"Uh, gila! Lo lihat, kan, tatapan intimidasinya? bulu kuduk gw sampai merinding, njir" Jelas fitra sembari mengusap kedua lengannya. Eka hanya diam terpanah menyaksikan apa yang dilakukan Jelo kepada ketiga sahabatnya.
Sejujurnya Eka bukanlah anak yang suka membully atau bahkan mengganggu siswa/siswi di sekitarnya. Hanya saja, entah mengapa ketiga sahabatnya suka mencari kesenangan melalui rasa takut dari orang-orang yang mereka ganggu. Namun hal itu tidak berlaku bagi Jelo alias Jenifer.
"Sudahlah, kalian ngapain sih masih cari gara-gara sama dia? Udah gw bilangin juga, dia itu beda sama anak-anak lainnya" Omel eka, memperingatkan kepada sahabat-sahabatnya untuk tidak lagi berurusan dengan Jelo.
"Abis penasaran aja sama sikap gadis ansos itu, gw penasaran apa kelemahan dia. Gw kepengen liat ekspresi ketakutan dari dia sekali saja" Ucap Anastasia yang tersenyum getir, memikirkan cara apa lagi untuk membuat gadis ansos bertekuk lutut, takut dihadapannya.
Jelo yang sedari tadi sangat amat merasa terusik dengan kehadiran dan perlakuan Eka Cs, memutuskan untuk menghabiskan waktu istirahatnya di balkon sekolah, sembari melanjutkan membaca buku favoritenya.
Jelo dikenal dikelasnya sebagai gadis Ansos berlidah tajam bahkan satu sekolah pun mengetahui akan hal itu. Tidak luput dari penampilannya yang amburadul dan seperti tidak terurus. Walaupun sebenarnya dibalik gaya acak-acakan, ada wajah yang begitu menawan yang bisa menjadi daya tarik yang kuat bagi kaum Adam, jika saja ia lebih mengurus diri.
Prestasi Jelo disekolah juga tidak kalah hebatnya. Ia meraih dua tahun berturut-turut juara 2 umum sejurusan IA dan rangking 1 dikelasnya, namum ia tidak pernah ingin mengikuti lomba-lomba apapun mewakili SMA Rajawali. Jika diceritakan lebih detail mengenai rupa & prestasi yang di diperolehnya, tentu saja akan membuat semua yang mendengar menjadi terkagum-kagum bahkan bisa tertarik pada deskripsi pertama, tapi beda hal ketika sudah bertemu.
Gadis Anti Sosial, tidak pernah senyum dan pelit bicara, rambut acak-acakan, semua penampilannya berantakan seperti tidak terurus sama sekali. Tapi memang benar bahwasannya Jelo tidak ada yang mengurus dan juga, dia, hidup sendirian di apartemen sederhana miliknya berlokasi dekat dengan SMA Rajawali.
Jika ditanya apakah dia hidup sebatang kara? Jelasnya tidak. Dia masih memiliki orang tua lengkap. Bahkan Ayahnya bernama Arya Mahendra adalah salah satu konglomerat terkaya di Indonesia dan tentunya sangat dihormati. Ibunya bernama Paula Verhone adalah seorang model papan atas yang memiliki agensi model yang berdiri di korea selatan dan juga sedang merambat karir di bidang desainer dan butik. Beliau memiliki begitu banyak cabang butik yang terkenal sampai ke manca negara dan juga menjadi langganan artis-artis terkenal. Sebut saja Suzy Bae, menjadi salah satu dari sekian banyak artis yang direkrut untuk menjadi brand ambassador merk ternama dari ibu Jenifer.
Ia juga memiliki seorang kakak laki-laki yang bernama Yefta Ryza Mahendra, yang sampai saat ini menjadi satu-satunya orang yang bisa terhubung dengan Jelo. Kakaknya bekerja sebagai Direktur Utama di perusahan Induk milik Ayahnya dan juga merangkup sebagai model laki-laki papan atas Indonesia mengikuti jejak sang Ibu. Jika saja Jelo masih bersama kedua orang tuanya, mungkin saja dia bisa mengikuti jejak mereka.
Dan yang terakhir dari riwayat keluarganya, ia memiliki seorang adik perempuan bernama Deliyana Verhone Mahendra yang meninggal 2 tahun yang lalu, akibat kelalaian dirinya dan kakaknya dan juga sikap pilih kasih dari kedua orang tua, yang berujung kematian sang adik.
Jenifer yang terpuruk dengan sikap ayahnya dan juga rasa bersalah yang terus menghantui tentang kematian Ana, akhirnya memilih untuk pergi jauh dari rumah dan keluarganya. Ia memutus kontak dengan kedua orang tua dan bahkan orang-orang terdekatnya, bahkan hanya bertahan dengan membawa sisa tabungan yang ia miliki.
Untung saja Jelo adalah anak yang pintar membaca situasi dan peluang. Sebelum menghambur-hamburkan uangnya untuk keperluan hidup, ia lebih memilih menyisihkan sebagian sebagai modal investasi yang tentu saja dengan bantuan sang kakak, investasinya berputar terus dan membuat dia mampu memenuhi semua kebutuhan hidup dan juga sekolahnya.
Singkatnya Jelo adalah putri konglomerat yang lari dari rumah dan bertahan hidup seadanya dengan uang yang dihasilkan sendiri.
🔔Bell tanda istirahat selesai berbunyi. Jelo memutuskan untuk kembali ke kelas melewati satu pintu yang menuju tangga. Baru saja ingin beranjak keluar, badannya terhimpit di pintu, bersamaan dengan anak laki-laki bernama Angga Dimas Purnomo, yang kebetulan sekelas dengannya. Jelo saat ini benar-benar merasa jengkel dengan situasi yang di alami.
Yang benar saja, belum urusannya bersama Eka cs, yang tadi benar-benar mengganggunya, sekarang ia harus berhubungan lagi dengan anak laki-laki bernama Dimas ini.
"Minggir gak!" Ucap Jelo kesal dan menatap sinis ke arah Dimas.
Dimas yang mendengar ucapan mengusir dari Jelo hanya bisa memutarkan bola matanya dengan sedikit berdecak kesal.
"Lo buta atau apa? Lo gak liat gw terhimpit disini" Tegasnya.
Dimas yang merasa kesal, mencoba mencari cara bagaimana agar ia bisa lolos dari himpitan yang menjengkelkan ini.
"Lo bergerak ke belakang, gw ke depan. Sama-sama biar bisa keluar" Ucap Jelo dengan santai dan terlihat mulai meredam amarahnya.
Dimas hanya mengangguk meng-iyakan. Namun, baru saja ingin melakukan aba-aba yang dikatan Jelo, matanya mengarah dan menatap lekat ke wajah gadis itu dan baru menyadari, bahwa anak perempuan di sebelahnya, begitu cantik ketika dilihat dari dekat.
"Cantik" Ucapnya terpanah, membuat Jelo kembali menatap dengan sinis.
"Mau mesum lo, ya?" Pungkas Jelo lagi dengan ekspresi menantang.
"Gila lo! Gak lah, tapi boleh juga, asalkan itu lo" Timpal Dimas terkekeh menatap ekspresi sangar dari Jelo.
Ia yang mendengar ucapan Dimas kali ini benar-benar dibuat marah. Merasa dilecehkan, Jelo dengan sekuat tenaga menarik diri dari keterhimpitan mereka berdua dan bergegas berlari menuruni tangga dan kembali ke kelas.
Dimas hanya terdiam menatap punggu Jelo yang beranjak menjauh. Ada perasaan yang menggelitik dihatinya, sambil tangan kanannya memegangi dada, mengeluarkan detakan aneh, ia merasakan irama Jantungnya sedang tidak stabil dan membuat Dimas tersenyum getir.
"Ini baru permulaan Jenifer Olivia Mahendra" Pungkasnya pelan.
_____
Hai readers 👋
Selamat menikmati cerita dari "Secret's Life (Lost of Love)" ya!FYI Ceritanya akan Author upload lagi ketika vote mencapai 5 dan comment 5.
Sampai ketemu di cerita selanjutnya🥳Penasaran dengan apa yang akan terjadi anatara Jenifer dan Dimas selanjutny? Buruan Vote dan comment juga ya ;)
_____
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET'S LIFE - Lost Of Love (Selesai)
General FictionDifollow juga yaa :) Biar bisa berteman bareng ( ˘ ³˘)♥ Jangan Lupa Vote dan Komennya jugaa.. Cerita ini turut dipublish di Goodnovel & StarFM. _____ Kisah seorang putri konglomerat asal Indonesia, bernama Jenifer Olivia Mahendra, yang lari dari rum...