Sudah lewat beberapa jam dari awal audisi dimulai. Artha dan Jelo masih menunggu giliran mereka tepat dibelakang panggung bersama beberapa peserta lainnya. Lima belas menit per satu peserta untuk seratus orang yang mengikuti audisi, cukup menguras tenaga dan ketegangan bagi mereka yang akan turut serta dalam ajang perlombaan yang diadakan YG Entertainment, begitu juga dengan para panitia dan staf lainnya.
"Huff! Rame ya disini, mana gue deg-degan banget, mana masih lama lagi." keluh Artha terus-menerus, membuat Jelo turut ikut merasa tegang karenanya.
"Be calm! Okey." Ia mencoba menenangkan gadis yang sedari tadi bersamanya dan juga mencoba menenangkan dirinya sendiri yang juga ikut merasakan gugup yang luar biasa.
"Breaktime." ucap salah satu panitia membuat Artha, Jelo dan beberapa peserta lain bisa sedikit merasa tenang.
Artha beranjak ke toilet dan meninggalkan Jelo sendirian dibelakang layar tepat sebelum Suho dan Yefta mengarah ke posisi dimana Jelo sedang duduk.
"Are you okey?" tanya Suho sembari menyodorkan minuman ke arah Jelo yang disambutnya dengan senyum dan anggukan kecil darinya.
Yefta yang terlihat memperlakukan Jelo sedikit beda seperti perhatian layaknya seorang kakak, membuat tiap pasang mata disekeliling mereka menatap tak hentinya. Beberapa dari mereka memperhatikan Suho dan Yefta dengan tatapan kagum layaknya pada idola, namun berbeda dengan beberapa dari mereka yang masih termakan berita hoax beberapa saat lalu mengenai Jelo. Kehadiran Yefta dan perlakuannya ke Jelo menjadikan mereka yakin akan kebenaran Jelo sebagai sugar baby.
Suho yang menangkap sedikit keanehan, menyadari akan situasi yang dihadapi Jelo saat ini. Ia mencoba menjelaskan kepada Yefta bahwasannya kehadirannya disamping Jelo menjadi pusat perhatian berlebih. Yefta yang segera paham kemudian berpamitan dan segera menjauh meninggalkan Suho dan adiknya.
Tidak ingin orang lain semakin berpikiran aneh tentang Jelo dan membuat gadis itu semaki terusik memikirkan mengenai gosip yang menerpanya, Suho memutuskan untuk memberikan Jelo semangat dan juga memberinya ruang agar ia lebih berpikir jernih disamping ketegangannya saat ini.
"Hei, look at me." pinta Suho pada gadis du hadapannya itu.
Jelo yang sedikit terkejut akibat lamunannya berbalik menatap Suho dengan senyuman.
"잘 했어(kerja bagus) Jeni-ssi." timpalnya.
"고맙습니다 (terima kasih) Suho-ssi." ujar Jelo menimpali perkataan Suho.
Suho mengelus rambut Jelo lembut seraya tersenyum memberikan arti semangat yang mendalam yang juga turut dibalas senyuman oleh Jelo. Tanpa mereka sadari, dari kejauhan Dimas berdiri menatap mereka dengan tatapan yang sulit di artikan. Niatan yang timbul untuk datang dan menghampiri Jelo lenyap seketika melihat perlakuan Suho pada gadis yang disukainya itu.
Ada perasaan mengganjal yang timbul dalam hati Dimas ketika melihat interaksi antara orang yang disukainya dengan pria lain. Ia hanya bisa menarik nafas panjang seraya merasakan dadanya yang terasa sesak. Disisi lain, Eka yang sedari tadi memperhatikan Dimas berdiri mematung juga ikut mengurungkan niatnya untuk menyapa pemuda itu, ketika ia tahu ini bukan saat yang tepat untuk hanya sekedar berbasa-basi.
"Andai gua bisa gantiin posisi dia, Dim, jadi orang satu-satunya yang ada diujung pandang lo. Andai gue bisa!" batin Eka sebelum berlalu menjauh dari Dimas.
***
Artha kembali ke tempat dimana ia dan Jelo duduk dan menemukan Suho dan Jelo yang sedang asik berbincang-bincang.
"Loh! Kalian berdua sudah akrab, toh?" Artha terheran dengan Jelo yang bisa tertawa lepas disamping Suho.
Percakapan mereka terhenti ketika Artha mempertanyakan kedekatan mereka tanpa aba-aba terlebih dahulu. Suho berbalik menatap Artha dengan tatapan sedikit asing baginya. Ia tidak menyadari jika Artha adalah salah satu dari sekian banyak teman yang sekelas dengannya.
"Sorry, Who...?" ucapnya yang sukses membuat Artha sedikit keki.
"Gue Artha, by the way, kita SEKELAS!" tutur Artha dengan penuh penekanan membuat Suho yang kali ini berbalik menjadi canggung karenanya.
Situasi awkward yang terbentuk diantara Suho dan Artha malah menjadi hal lucu di mata Jelo dan membuatnya sedikit tertawa.
"Suho-nim I think you should know who your classmates are." Suho yang menyadaris dirinya sedikit tersindiri oleh Jelo, mulai terlihat salah tingkah di depan dua wanita yang menertawainya.
"Wait, kembali kepertanyaan awal gue. Kalian sebelumnya udah saling mengenal, gitu?" tanya Artha tetap kekeh pada rasa penasarannya.
"Yass, We've been friends since childhood." timpal Suho sembari menjelaskan secara singkat dikarenakan ia harus balik ke ruangan aula untuk menjadi juri bagi para peserta.
"Aku pikir aku harus pergi sekarang, semangat untuk kalian berdua." sambungnya memberi semangat.
Setelah Suho pamit dan beranjak meninggalkan mereka berdua, Artha dan Jelo memutuskan untuk mengganti kostum yang akan mereka gunakan. Ketika beranjak menuju toilet, Jelo tanpa sengaja berpapasan dengan Dimas, ada rasa senang yang muncul dihatinya dan keinginan untuk menyapa ketika melihat pria itu, namun semuanya runtuh saat Dimas berjalan lurus melewati Jelo dengan ekspresi datar dan acuh.
"Dia kenapa?" batin Jelo dibuat bingung dengan tingkah lelaki yang sukses menyita perhatiannya selama hampir sebulan ini.
Tidak bisa dipungkiri Dimas menjadi orang pertama yang perlahan-lahan meruntuhkan tembok yang Jelo bangun dengan sendirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET'S LIFE - Lost Of Love (Selesai)
Ficción GeneralDifollow juga yaa :) Biar bisa berteman bareng ( ˘ ³˘)♥ Jangan Lupa Vote dan Komennya jugaa.. Cerita ini turut dipublish di Goodnovel & StarFM. _____ Kisah seorang putri konglomerat asal Indonesia, bernama Jenifer Olivia Mahendra, yang lari dari rum...