BAB 11

121 11 0
                                    

Sembari mereka menikmati kebersamaan berdua, sembari juga mereka mengenang masa-masa dulu dengan canda dan tawa. Namun, momen itu sedikit terusik dengan kebisingan bunyi bell apartemen Jelo yang membuat keduanya sedikit heran.

***

Jelo mengarah ke pintu apartemennya seraya mencari tahu siapa yang sedari tadi menyebabkan kebisingan dengan berulang kali menekan bell kediamannya.

"Hai..." ucap seorang pemuda menyapa, dengan senyum manis yang merekah di wajahnya.

"Oh, ada apa?" Dimas yang sedikit canggung menyodorkan sekotak cokelat untuk Jelo dengan yakin namun sedikit tersipu. 

"Buat lo, jangan lupa dimakan. Besok jangan telat, gue tunggu diparkiran seperti biasa. Kalau gitu, gue pamit dulu." timpalnya lagi sembari sesekali tersenyum canggung tidak mampu melihat ekspresi muka Jelo, demikian pun dengan gadis itu yang kali ini merasa getir-getir, perasaan menghangat seketika dengan perbuatan kecil yang Dimas berikan padanya.

"Thank you, see you tomorrow." tutur Jelo sedikit terdengar lembut. 

Dimas mematung, perlahan sudut bibirnya terangkat kembali, menampilkan senyum yang tak kalah manis dari sebelumnya, "Pertama kalinya, lo, bicara lembut ke gue." tuturnya, membuat Jelo hanya bisa tersenyum simpul menanggapi perkataan pria di hadapannya itu. 

"Ya sudah, gue balik, ya." pamit Dimas, siap untuk berbalik badan menuju apartemennya.

Belum juga Dimas membalikan badan dan berlalu, Suho muncul tepat dibelakang Jelo, membuat Dimas mengurungkan niatnya untuk beranjak pergi.

Cukup kaget dan juga canggung, namun ia menanggapi sorot mata yang mengejek dari Suho ketika pertama kali melihatnya. Semua pertanyaan yang selama ini Dimas pikirkan, hampir terjawab.

"Benar ternyata mereka memiliki hubungan." tutur Dimas dalam hati. Namun ia masih ingin berikir positif, semoga saja hubungan ini tidak lebih dari sebatas teman. 

Ada perasaan kesal yang bertaut dalam hatinya, melihat Suho yang menatapnya penuh dengan sorotan kemenangan yang mengejek.

"Oh, ada tamu?" ucap Suho sambil tersenyum sinis ke arah Dimas yang terus menatapnya dengan ekspresi yang sulit di artikan dan secara bergantian melihat ke arah kotak cokelat yang di pegang Jelo. 

"Hm, may i?" sembari mengambil cokelat dari tangan Jelo dan mencicipinya. 

"Thanks, bro." masih dengan tatapan mengejek. Dimas tidak berkutik sama sekali, bahkan Jelo pun hanya terdiam memperhatikan tingkah Suho yang tidak seperti biasanya.

Dimas memutuskan untuk memfokuskan kembali pikirannya dan berpamitan ke Jelo tanpa menghiraukan keberadaan Suho, walaupun sebenarnya jauh dalam lubuk hati, ia tidak ingin cepat-cepat berlalu dari hadapan gadis yang disukainya itu dan ingin terus mengawasi Suho, menjauhkan lelaki itu dari Jelo, tepatnya. Tapi Dimas pun sadar, ia belum memiliki hak apapun atas Jelo.

Keesokan harinya, Jelo menemui Dimas di depan lift dan mereka berangkat bersama menuju sekolah. Jelo sudah mulai terbiasa mengendarai motor bersama Dimas, walaupun terkadang pria itu sedikit jahil, membuat Jelo tegang dengan jantung yang hampir melompat keluar, saat ia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

Sesampainya mereka di sekolah, riuh terdengar diantara siswa-siswi yang lain, bahwasannya festival sekolah akan dirayakan dua pekan lagi, bertepatan dengan ulang tahun sekolah mereka. Dan akan diadakan pula pemilihan model dan talent dari agensi YG entertainment untuk para siswa-siswi SMA Rajawali yang terlaksana dengan koneksi donatur utama sekolah, yang adalah Yefta Ryza Mahendra, koko Jelo sendiri.

Namun dalam pemilihan tersebut, akan diadakan dengan pembatasan kuota audisi yang hanya boleh diikuti 100 orang saja. Peserta akan diseleksi melalui beberapa tahap, kemudian menyisakan 5 orang berbakat yang akan diseleksi langsung oleh staff-staff dari agensi terkenal tersebut dan menyisakan satu orang terpilih yang akan menjalani traine di korea serta akan didebutkan disana, sesuai dengan posisi yang mereka mau, entah sebagai group Idol, model ataupun artis.

Jelo tidak terlalu memikirkan hal itu, bahkan sebelum ia meninggalkan rumahnya dan sebelum kejadian Ana menimpa keluarganya, Jelo sudah sering ditawari beberapa agensi untuk menjadi Idol di korea, bahkan Jelo dijanjikan akan debut hanya dalam kurun waktu kurang dari setahun dan agensi-agesi yang menawarkan dirinya adalah top three agansi di korea.

Meski demikian, tidak ada satupun yang dipilihnya, dikarenakan waktu itu ia masih harus melanjutkan sekolahnya dan juga, Jelo tidak ingin meninggalkan adiknya dengan situasi dan kondisi yang gadis remaja itu alami.

Sesampainya mereka di kelas, ketua membagikan beberapa selebaran audisi dan juga menjelaskan persyaratan yang tertera, serta mengatur murid kelasnya untuk partisipasi pelaksanaan festival dua minggu depan.

"Guys! Gue tunggu nama-nama yang akan daftar audisi sampai jam pulang nanti. Formulirnya bisa kalian ambil di ruang BK, ingat kuota terbatas, sekian." ujar ketua kelas.

Setelah mendengar pengumuman, kelas kembali menjadi riuh, beberapa dari mereka sibuk menceritakan tentang audisi yang akan dilaksanakan, beberapa lagi membicarakan tentang festival tahun ini yang sangat berbeda dengan tahun-tahun kemarin.

Disisi lain, Eka sedikit berpikir keras sebelum akhirnya memutuskan untuk ikut Audisi. Ia mengumpulkan niat untuk audisi yang akan dilakukan dua minggu lagi. Eka termasuk dalam beberapa deretan siswi tercantik di sekolahnya dan juga pemegang dua kali berturut-turut gelar Queen Prom Night. Jangan tanya siapa King Prom nightnya, yang jelas, pria itu yang sudah buat Eka jatuh hati selama hampir 3 tahun ini.

"Tertarik untuk ikut?" tanya Dimas pelan namun entah didengar atau sengaja untuk tidak didengar, Jelo seakan kembali pada Mode ansosnya, tidak ingin Dimas terlalu banyak mengajaknya berbicara lebih. Ia memilih duduk di kursinya, membaca novel favorite sembari menunggu jam pelajaran dimulai dan juga memasang handset sembari menikmati lagu kesukaannya.

Jelo merasa kegiatan yang terlalu berlebihan sangatlah tidak penting baginya, disamping bisa menimbulkan masalah baru, juga bisa melibatkannya dalam komunikasi sosial yang selama ini dia hindari. Tapi yang Jelas kali ini Jelo benar-benar akan dibuat terkejut dengan apa yang akan terjadi dua minggu ke depan.

Di samping itu, Yefta yang baru saja berkomunikasi dengan Ayah dan ibunya yang sedang berada di luar negeri. Ia merasa ada sesuatu yang mengganjal, pasalnya Yefta baru saja mengetahui bahwa adiknya meninggal bukan karena kesalahan sepenuhnya dari orang tua ataupun dari dirinya dan Jelo pikirkan. Melainkan ada hal yang tidak bisa dia ungkapkan sekarang.

Pikirannya pun semakin bertambah, ketika mengingat akibat dari kejadian yang membuat adik perempuan yang kini menjadi satu-satunya bagi dia menderita begitu banyak dan juga keadaan keluarganya yang hambur adul. Namun, ia tidak ingin memberitahukan pada Jelo terlebih dulu tentang apa yang terjadi secara terang-terangan. Yang ia inginkan adalah Jelo mengetahui dengan sendirinya, agar ia juga bisa sembuh dan keluar dari masalah yang sedang menimpa mental dan fisiknya.

SECRET'S LIFE - Lost Of Love (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang