Tiga hari setelah makan malam penuh kebencian itu berlalu, Lim Sora kembali pada aktifitasnya di sekolah. Harusnya, jika mengatakan aktifitas seperti biasa, Lim Sora semestinya berada di perpustakaan, UKS, atau duduk diam saja di kelas dengan membaca buku novel kesukaannya sekarang.
Tetapi lihatlah, hari ini ia bertindak anehㅡ tidak seperti biasanya. Hari ini, seseorang yang kadang tiba-tiba masuk kepikirannya menyuruhnya untuk bertemu di kantin.
Padahal, Lim Sora jarang sekali pergi kesana. Sebab Sora terkadang memang tidak terbiasa makan siang, juga tidak terlalu suka kalau berada di tengah keramaian.
Lalu mengapa ia malah datang kali ini?
Oh, jangan salah sangka!
Ia tidak suka pada lelaki itu.
Bukan, ia juga bukannya menuruti perintah Renjun sebegitu mudahnya. Hanya saja, mereka, kan, sekarang sudah jadi partner lomba, jadi harus lebih sering bersama agar dapat membahas masalah-masalah menuju hari perlombaan yang semakin dekat.
Sora mengelus dada, mencoba menyadarkan diri. Benar, ia bukannya menitik spesialkan Renjun diantara temannya yang lain. Semua manusia itu sama, hanya saja, kali ini Renjun menjelma menjadi partnernya dan sebuah kewajaran baginya untuk pergi menemui Renjun.
Astaga, sumpah, Sora hampir gila. Salah satu suara di sudut hatinya terus-menerus mengatakan bahwa gadis itu merindukan Bako yang bodoh dan ceroboh, bagaimana bisa? Sora sudah kehilangan jiwa rasionalnya hingga ia berulangkali bilang pada dirinya bahwa 'ia hanya menemui Renjun sebagai partner' bukan dengan alasan lain, apalagi yang menyangkut perasaan.
Orang bodoh mana yang mau percaya hal-hal seperti itu? Benar-benar memalukan.
Sembari sibuk bergelut dengan kata hatinya yang gila, Lim Sora mulai memasuki area kantin yang ramai. Berdiri di ambang pembatas kawasan kantin, gadis dengan rambut ikal diujungnya itu mematung sebentarㅡ menyiapkan diri.
Astaga, dasar Lim Sora bodoh. Kenapa repot-repot pergi ke kantin bila ia tidak suka berada di dalamnya?
"Weh!"
Sora menoleh cepat, mendapati Sujeong berdiri dengan matanya yang melotot. "Lo ngapain ke kantin? Biasa mendem di kelas kaya mau berak?"
Sial, Lim Sora yakin betul kalau hari ini adalah hari sialnya. Bagaimana bisa bertemu makhluk antah berantah seperti Noh Sujeong di tempat ramai begini? Oh, Sora rasa ia selalu buat keputusan yang benar untuk tidak mengunjungi kantin selama beberapa bulan terakhir. Karena kalau tidakㅡ Lim Sora harus melihat Noh Sujeong dengan alisnya yang seperti ulat bulu.
Seperti biasa, Lim Sora memutuskan untuk mengabaikan Noh Sujeong dan kini fokus mencari sosok Renjun ditengah ramainya kantin. Ia hanya akan menganggap Sujeong sebagai bayangan tak kasa mata sekarang. Sebab ia rasa, nasib buruk akan menimpanya bila terlalu dekat dengan teman sebangkunya!
Sujeong yang kini teringat pada tulisan di kertas yang digenggamnya, merasa panik kembali setelah tadi santai menyapa Sora. Dengan pupil bergetar, ia menatap teman sebangkunya itu setelah memegang lengannya kencang.
"Tolongin gue, ada orang ngasih surat nyuruh gue ke atap sekolah sekarang. Sialan, gimana kalo gue dibully lagi kaya bangku gue kemaren?"
Lim Sora menaikkan sebelah alisnya, sedikit banyak tidak perduli melihat gadis itu panik. Bukan, ia bukannya sebegitu tidak perdulinya bila teman yang pernah dijadikannya teman curhat itu kenapa-kenapa, tapi Noh Sujeong adalah orang gila.
Ia bisa saja terlihat panik sekarang, tapi kalau nanti ia menyadari bahwa tidak ada apa-apa, ia akan diam dan bersikap santai seolah memang sebelumnya tidak terjadi apa-apa padanya. Gadis aneh dengan kacamata semi bundar itu memang kelewat gila. Perasaannya berubah dengan cepat, topik yang mau dibicarakannya juga hanya lewat.
KAMU SEDANG MEMBACA
imperfect : beauty flaws | ©crushparis
Fanfictionnct dream au • renjun / chenle fanfict. completed story ©2020 Karena sejatinya, perpisahan, kehancuran, keretakan bahkan hingga kepergian, adalah salah satu bentuk kecacatan. Dan manusia takkan mampu menghindar, bahkan bila mereka mau. Suatu hari na...