•••••
Esoknya, ketika bel istirahat pertama berbunyi nyaring di sekolah, Lim Sora duduk sendirian di ujung tangga yang dapat menghubungkan nya dengan atap sekolah. Gadis itu tergugu, tidak mengerti dapat berkata apa pada kekhawatirannya perihal keluarganya.
Pak Joonmyeon dari kelas bahasa inggris seolah tanpa sengaja membuatnya teringat kembali pada keluarganya. Seolah melalui Pak Joonmyeon, tuhan menyindirnya untuk merasa khawatir tentang hidupnya. Maka ketika bel akhir pembelajaran berbunyi, Lim Sora segera pergi dari kelas, dan memenuhi angan tuhan padanya.
Ketika waktu semakin dekat, rasanya Sora dimakan semua rasa bersalah, seolah penyebab seluruh kekacauan ini adalah dirinya.
Lim Sora hanya tidak mengerti apa yang orang dewasa pikirkan, dan apa yang mereka mau. Gadis itu kebingungan, kehilangan arahnya. Ia baik-baik saja kalau hanya tinggal berdua dengan ibunyaㅡ tapi omong kosong macam apa yang membuatnya tiba-tiba harus menerima anggota keluarga baru?
Nasib konyol macam apa yang harus di tanggungnya? Adakah dosanya yang tak tuhan maafkan hingga membuat gadis kecil itu harus menanggung semua kekacauan ini?
Sora tidak suka pada ayahnya, tapi bukan berarti gadis itu akan tenang jika Ibunya menemukan ayah baru untuknyaㅡ tidak, ia takkan menerimanya.
Sebagai seseorang yang rasanya telah mati, Sora tak mampu lagi menumpahkan air matanya. Benar, sebut saja ia brengsek dingin yang tak pernah perduli pada keluarganya. Toh, keluarganya juga memfitnah nya dengan tuduhan yang sama.
Ibunya berada di pihaknya? Omong kosong! Sora memilih berada di pihak ibunya saat putusan pengadilan adalah karena wanita itu yang menjaganya sedari ia kecil hingga besar. Meski ia memilih berada di pihak ibunya, tapi wanita itu tak sekalipun pernah berada di pihaknya.
Sora hanyaㅡ memilih pengasuhnya saja. Dan wanita itu tampak kompeten untuknya.
Seluruh dunia tak pernah berada di pihak gadis itu, ia adalah korbannya. Ketika seisi semesta memfitnahnya sebagai bedebah berhati dingin yang diam saja saat keluarganya hancurㅡ ia tak punya seorang pun untuk membela dirinya.
"Ah!!!" Sora mendongak, menatap kesal Sujeong yang baru saja menekan hidungnya dengan kasar secara tiba-tiba. "Lo ngapain!?" tanya Sora, sebal.
Sujeong menaikkan sebelah alisnya, "Lo keliatan kesurupan lagi. Gue pencet idung lo biar setannya keluar!"
Lim Sora mendecak, "Yang di pemcet itu jempol kaki, bukan idung! Lo belajar apa, sih!?"
Sujeong tertawa pelan, "No Problem at all, gue belajar sains terus, mana bisa ngerti ritual-ritual kaya gitu?" Gadis itu kemudian mengedarkan pandangannya, ia membetulkan kacamatanya yang jatuh melorot ke pangkal hidungnya. "Lo ngapain disini?"
"Bukan urusan, lo."
Mendengar balasan dingin dari teman sebangkunya itu, Sujeong tak mau ambil pusing. Kemungkinan memang gadis itu tengah mencoba menekan dirinya agar mampu kerasukan hantu hingga nanti ia tak perlu lagi menjaga UKS atau hadir di kelas fisika.
KAMU SEDANG MEMBACA
imperfect : beauty flaws | ©crushparis
Fanficnct dream au • renjun / chenle fanfict. completed story ©2020 Karena sejatinya, perpisahan, kehancuran, keretakan bahkan hingga kepergian, adalah salah satu bentuk kecacatan. Dan manusia takkan mampu menghindar, bahkan bila mereka mau. Suatu hari na...