Prolog Lauren

88 25 18
                                    

"Boneka kelinci aku ingin bermain bersama mereka, tapi apakah mereka mau berteman dengan ku? Aku pun belum pernah keluar rumah, jadi aku harus gimana?" Lauren mengajak bicara boneka kelincinya. 

Lauren gadis keturunan Belanda Indonesia dimana kedua orang tuanya tidak peduli akan dirinya, ia memiliki trauma yang malu untuk keluar rumah. Dan ditambah keluarganya yang tidak peduli akan dirinya. 

"Hai, kamu kenapa di dalam kamar saja? Ayo bermain bersama denganku?" ajak seseorang dari luar jendela kamar Lauren.

"..."

"Kenapa diam saja? Aku tidak akan jail kepada kamu, aku sungguh tidak akan jail. Ayolah kita bermain."

"Tapi.." 

Anak kecil itu bingung, kenapa anak perempuan itu masih di dalam kamarnya walau ingin bermain, tapi dirinya juga ingin mempunyai teman.

"Tapi kenapa?"

"Tapi aku pemalu." 

Raina kecil mendengar kata pemalu langsung tau kenapa gadis cantik ini enggan bermain keluar. "Tidak usah malu, kamu sama aku ayo kita berteman bagaimana kamu mau?"

Lauren kecil terkejut dengan kata Teman. "Teman? Apakah aku bisa menjadi teman kamu?" 

"Tentu saja bisa, ayo keluar kita akan menjadi teman sekarang dan selamanya." Raina tersenyum.

Baru kali ini Raina tersenyum biasanya ia enggan tersenyum dengan orang tidak ia kenal, tapi entah kenapa dengan Lauren kecil ia sangat ingin banyak bicara.

"Kita teman? Apakah benar kita akan menjadi teman?"

"Iya teman, namaku Raina Dinda Divania salam kenal teman cantikku." 

Lauren yang terus menatap Raina tersenyum pun hatinya hangat, baru kali ini ia mendapatkan teman. Teman yang selalu diinginkan.

Publish : 01 Januari 2021

LaurenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang