Lauren 6

17 11 1
                                    

Lauren kini sedang di bandara bersama keluarga sahabatnya, ia sedang menunggu ibu dari sahabatnya ini yang akan pulang dari perjalanan bisnisnya di luar negeri.

"Lau kenapa kamu diam saja?" tanya Raina sambil memerhatikan sahabatnya itu.

"Aku hanya rindu ibu saja Na, apakah ibu akan sayang sama aku? Aku ingin rasanya di peluk oleh ibuku." ujar Lauren dengan lirih.

"Lauren, kamu tau aku bisa berbagi orang tua aku untukmu. Jadi kamu tak hanya mempunyai satu ibu tapi dua. Mommy aku dan ibu kamu. Kita ini sahabat, duka kamu adalah duka ku maupun sebaliknya Lau."

"Tapi apakah mommy kamu mau? Aku cuma orang asing di kehidupan keluarga angkat kamu ini. Apakah aku pantas?"

"Sudah jangan sedih, aku tak bisa melihat Laurenku bersedih seperti ini." Raina memeluk Lauren dengan kasih sayang. Ia sangat paham maksud sahabatnya, tapi ia juga mengerti kenapa ia mendadak seperti ini.

Lauren yang mendapatkan pelukan hangat itu ia senang, rasanya seperti inikah rasa sayang dan cinta seorang teman. Ia hanya selalu berangan ingin memiliki sahabat, ia ingin merasakan pelukan sahabat. Ia ingin membagi dukanya kepada sahabatnya. Sekarang angan itu telah menjadi kenyataan, ia mendapatkan sahabat yang mau menerima dirinya apa adanya. Raina gadis kecil yang penasaran dengannya kini menjadi sahabatnya.

Syahrian yang melihat keduanya hanya tersenyum, ia juga sudah tau asal usul sahabat anaknya. Ia tak memaksa anaknya, ia tau apa yang anaknya lakukan hanya demi membuat sahabatnya bahagia. Ia bersyukur bertemu dengan Raina, hatinya begitu tulus dan penuh kasih sayang.

Saat keduannya berpelukan ada seseorang yang datang, wanita yang kelihatannya sudah berumur tapi ia sangat cantik dan muda walaupun usianya sudah di atas 30an.

"Raina." panggil wanita paruh baya itu dari belakang Raina dan Lauren.

Raina yang mengenal suara itu pun berbalik dan melihat apa yang ia dengar tak mungkin salah. "Mommy!!!"

Euis sangat bahagia bisa bertemu anak gadisnya ini, sungguh ia sangat merindukan putri kecilnya. Dimana Euis Raina tetap lah putri kecilnya.

"Iya sayang ini mommy, itu siapa sayang?" tanya Euis sambil menunjuk Lauren yang di samping Raina.

"Mom kenalkan, ini Lauren ia sahabat aku mom."

"Euis mommy nya Raina sayang."

"Lauren tante."

"Tidak usah memanggil tante Lau panggil saja mom iya nak."

Lauren yang mendengar kata itu pun matanya perlahan memanas. Ia tak sadar matanya menahan air matanya.

"Mom-my."

"Ah sayang sini mom peluk Lau."

Lauren memeluk Euis dengan sangat erat, ia bisa merasakan memeluk seorang ibu walaupun bukan ibunya. Ia bersyukur tuhan masih sayang kepadanya. Tuhan mengirimkan keluarga Raina untuk dirinya, kini dirinya tak lagi sedih dan tak lagi kesepian.

"Jangan menangis sayang tak baik putri mom menangis, putri mom itu cantik-cantik. Benar tidak dad," Euis menghapus airmata Lauren dan bertanya kepada sang suami.

"Benar apa yang dikatakan mom itu benar sayang."

"Kami sayang mom dan dadd." ucap Raina dan Lauren bersamaan.

Euis sudah tau asal usul Lauren lewat suaminya, tadi dirinya menanyakan siapa sosok Lauren dan Syahrian pun menjelaskan tanpa melewatkan semuanya. Dan Euis menerima Lauren, karena ia yakin anaknya dan Lauren akan selalu bersama seperti kakak adik.

LaurenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang