Prolog

1.5K 65 8
                                    

Holaa Readers...

Selamat datang di cerita aku yang ke-2. Btw, ini novelet ya, dan aku ikut sertakan ke event Challenge Cia. Tolong support aku yahh, dengan cara vote, comment, and share ke temen-temen kaliann...

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝



━─━─━─━─====== • ✠ • ======─━─━─━─━≫

Siang itu, terlihat ada seorang laki-laki yang tengah duduk di koridor depan kelas 11 IPS 1, menandakan bahwa ia merupakan siswa kelas 11 IPS 1. Muhammad Iqbal, itulah namanya, atau yang biasa dipanggil Iqbal.

Ia sedang duduk sendirian sembari melihat pemandangan di halaman sekolahnya dari lantai 2. Tiba-tiba, ada seorang perempuan yang melintas dihadapannya dengan membawa kitab suci Al-Qur'an di tangannya.

Perempuan tersebut berjalan menuju tangga dan menuruninya dengan perlahan.

“Siapa perempuan itu tadi?” gumamnya pada dirinya sendiri.

“Cantik ...,” lanjutnya.

Lima belas menit kemudian, terdengar suara orang mengaji dengan suara yang merdu.

Subhanallah ... suara siapa ini? Merdu sekali,” ucap Iqbal.

Rasa penasarannya pun muncul. Ia pergi mencari asal sumber suara tersebut. Ia berjalan menuruni tangga dengan sedikit terburu-buru.

“Mas Mas, mau ke mana?” tanya seorang laki-laki yang merupakan adik kelas Iqbal kelas 10 IPS 3.

“Eh, anu  ... nggak papa, lagi mau ke kantin, ucap Iqbal berbohong.

Ia tidak mau jika niatnya mencari suara itu diketahui orang lain.

“Mau ke kantin, kok buru-buru, Mas?”

“Iya, keburu laper soalnya.”

“Oh ... begitu.”

“Iya. Eh, itu siapa ya, yang ngaji?”

“Oh, itu ... kurang tahu sih, Mas. Tapi yang pasti, seorang perempuan.”

“Ishh ... ya tau kalau itu. Dari suaranya juga sudah kelihatan,” tukas Iqbal memasang muka datar.

Lelaki tersebut hanya tertawa kecil.

“Terus, kenapa Mas kepo? Naksir ya, sama mbaknya?” tanya lelaki tersebut dengan tengil.

“Heh! Sembarangan aja, enggaklah. Aku cuma heran, kenapa siang-siang gini ada yang ngaji. Bukannya sekarang, bukan jadwalnya ya? Kalau ngaji kan, pagi hari,” tanya Iqbal heran.

“Mbaknya itu bukan ngaji biasa, Mas. Dia mau ikut lomba hafiz Qur'an antar Madrasah Aliyah tingkat Kabupaten, dan dia mewakili sekolah ini,” jelas lelaki tersebut.

“Oalah ... begitu ya. Ya maaf, aku memang nggak tau. Kalau boleh tau, ruangannya di mana?”

“Itu, mbaknya mengaji di ruang perpustakaan.” Sambil menunjuk ke arah perpustakaan.

“Oh, oke ... makasih ya,” ucap Iqbal sambil tersenyum.

“Iya, sama-sama.” Lelaki tersebut membalas senyum Iqbal.

Sesudah itu, laki-laki tersebut pergi. Iqbal segera melangkahkan kakinya menuju perpustakaan.

“Untung aja, tadi aku berhasil berbohong. Kalau nggak, mungkin udah ketahuan. Sebenernya, berbohong emang gak boleh sih. Tapi ini kan, demi kebaikan. Ya ... nggak papa lah, apa boleh buat,” batinnya.

Sesampainya di perpustakaan, pintu tertutup.

“Yah, tertutup. Lihat dari jendela aja.”

Iya pun mengintip dari jendela.

“Hah! Perempuan itu ... bukannya ... dia tadi yang lewat di hadapanku? Sebenernya, siapa dia? Dia sangat cantik, dan suaranya merdu sekali. Subhanallah. Apakah dia juga tinggal di pondok pesantren? Tapi, selama aku tinggal di pesantren, aku nggak pernah melihat di pesantren putri. Aku pun juga baru melihat kehadirannya di sekolah ini. Aku harus mencari tahu.”

═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╗
• B E R S A M B U N G • •
╚═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╝

Sampai di sini dulu yaa...
Gimana ceritanya? Bagus gak? Kalau bagus, jangan lupa untuk vote, comment, and share yaa.... Karena itu gratis.
Next? Vote and comment dulu yaa...
See you next part😍...

Salam
Eryun Nita

Aku Mencintaimu Karena Allah [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang