OO. mulai

451 43 5
                                    


tuhan, saya benar-benar mencintainya. saya senang mendamba dirinya. saya sungguh jatuh. tapi saya bingung ingin berbuat apa.

seminggu yang lalu, saya tenggelam dalam samudera. bersama debar yang menggema, mengambang, mengapung, dan meledak.

sajaknya menghancurkan saya tepat pada deburan ombak pertama datang. lalu selanjutnya, saya memutuskan jatuh, untuk yang kesekian kalinya. sedalam-dalamnya.

"tuan yang bilang. maka jangan anggap ini dusta, nyatanya hanya semu bukan? jika marah, kenapa mengucap selesai? aku paham sudah, sampai disini. kita tamat."

dan jika realita tidak membangunkan saya, maka pada saat itu juga saya akan mati. rupa-rupanya, halusinasi nyata adanya.

di dalam ruang bahasa, saya duduk bergeming. menatapnya yang tengah membungkuk sopan, menyelesaikan bacaan cerpennya, diiringi riuh-riuh tepuk tangan para anggota klub bahasa.

ternyata dia tidak putus dengan pacarnya.
itu hanya dialog rekayasa.
saya kecewa, karena harap saya sudah mati sebelum dilahirkan.

hahahaha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hahahaha. gatau ini apaan, pengen tulis aja.























mati pada awal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang