O8.

72 23 9
                                    


lagu di atas terdengar begitu bagus. sayangnya hati saya yang sedang tidak bagus. aduh, hari ini benar-benar hari yang menyebalkan.

jangan tertawa, takdir memang suka begini. sering kali mempermainkan hati saya yang sudah tertata rapi.

kemarin bilangnya ingin bangun rumah bersama. nyatanya hanya dusta. ilusi. delusi. senang sekali membuat saya jadi pemuda bodoh. ya, saya memang sudah berubah menjadi pemuda yang begitu tolol sampai-sampai tidak mengerti maksud dari perkataannya. dia hanya ingin membangun rumah bersama saya, dia hanya ingin membangun kepercayaan bersama saya, dia hanya ingin lebih akrab dengan saya, dia hanya ingin berteman.

kamu tahu, nona manis? saya begitu cinta.
tapi segalanya rusak. saya hancur. di bawah hujan yang mengguyur, berdiri tanpa payung, melihat kamu sedang bersama payungmu.

YA! JATUHKAN SAJA HARAPAN SAYA YANG SEMU ITU! huh, saya marah sekali.

saya tetap berdiri. dengan baju basah kuyup, menandakan bahwa saya butuh peluk.

semesta, saya tahu kamu ingin bermain. hanya saja jangan ajak hati. karena memang tidak bisa. ini hati, bukan mainan. ini hati, bukan barang cuma-cuma. ini hati, saya gunakan untuk mencintainya.

kalian tahu bahwa saya begitu mencinta, kan?
kalian tahu saya begitu menyayanginya, kan?
kalian tahu, kan?
kalian bersedia menjadi saksi, kan?

jadi saksi jalan asmara saya yang terjatuh akibat lubang besar entah datang darimana. sore yang mendung, saya berusaha mengungkap. setelah bergulat dengan pikiran yang teraniaia.

kesialan itu hadir.
saya ingin bunuh diri saja rasanya.
tapi, setelah dengar saya cerita,
jangan membencinya, ya?

haha. sore ini. di bawah naungan langit kelabu, saya berdiri sendirian. membawa sebuket lily harum dari toko bunga milik tante saya. ia memberinya dengan gratis.

sudah senang tentunya. pergi kerumah sang gadis yang dicintai, hendak memberitahu hal besar dalam hidup saya. juga sudah berpakaian rapi, bahkan menyemprot minyak wangi sebanyak mungkin agar tidak bau badan.

bercermin, lalu berbicara. "saya hanya punya satu. jika ini hangus, maka saya tidak punya apa-apa lagi."

saya berjalan menuju rumah ryujin, karena tahu jarak tidak jauh-jauh sekali. kemudian tungkai saya mendadak berhenti di samping gang. bahkan tampaknya sudah tak sanggup menopang tubuh.

setelah saya melihat ryujin tengah bercumbu dengan mantan pacarnya. secara dramatis pula, hujan mengguyur bumi.

keberadaan saya langsung lenyap dari pandang mata. bunga lily di genggaman sudah hilang, baju saya basah kuyup. saya kehujanan, bersama hati saya yang telah tenggelam ditelan banjir.

hancur. berkeping-keping. tidak menyisakan barang sebutirpun.

anjing, sakit sekali.









mati pada awal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang