O2.

172 33 4
                                    


saya sibuk melihat pemandangan kota di balik kaca bis, mempertahankan atensi saya agar tidak beralih padanya. padahal saya hanya mau pulang, sudah itu saja.

sepertinya semesta tidak suka hidup saya damai. sebab sekarang, saya melihat dia duduk di samping pacarnya, asik bercengkerama.

aduh, saya emosi.
tapi saya hanya asing.
tidak bisa melakukan apa-apa.
cuma bisa memperhatikan sambil tersenyum miris.

sore kali ini tak cukup rupawan, senjanya juga begitu buruk. ditambah polusi udara yang menjengkelkan. ingin sekali saya umpati sekitar, hanya perkara satu.

saya cemburu.

selanjutnya saya ucap beribu syukur kepada tuhan yang mau berbelas kasih kepada saya. bis berhenti, mereka berdua turun keluar. berdiri di tempat pemberhentian, bergandengan tangan, lalu pulang menuju ke rumah.

harusnya saya yang menjadi rumah gadis itu. gadis cantik yang sering saya puja tiap harinya. cantik sekali. baik rupa, hati, maupun asma. pengaruhnya begitu hebat, sampai-sampai saya tidak sadar bahwa tempat pemberhentian saya sudah terlewati.

hari yang buruk. saya kesal.

dengan terpaksa saya langkahkan kaki untuk pulang. pulang ke rumah yang kosong dan dipenuhi sarang laba-laba. sangat kotor, berdebu, juga sesak.

bocor di bagian sudutnya, tidak memiliki atap, hanya punya satu pintu reyot, rumah saya sudah bobrok, dan pasti sebentar lagi akan segera hilang.

lalu saya nantinya tidak akan punya rumah lagi untuk tempat kembali pulang.

#jenosadboi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#jenosadboi

mati pada awal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang