Eins

189 23 10
                                    

Takdir manusia siapa yang bisa menyangka?

Jalanan Gangnam terlihat senggang, tidak macet seperti biasanya. Mobil putih itu melesat kencang dan berhenti dipelataran sebuah minimarket. Seorang pria dewasa, berpakaian serba hitam dan tertutup tiba-tiba keluar dari mobil tersebut sebelum ia memastikan bahwa area tersebut sepi. Pria itu berjalan sedikit cepat lalu masuk ke dalam minimarket. Dia mengambil dua kaleng minuman soda, tanpa berucap langsung memberikan uang kepada palayan yang melongo melihatnya.

Pria itu tidak mau apabila ada orang yang melihatnya, ia adalah seorang public figure. Apabila terlihat berkeliaran bisa jadi dia digerumbuli banyak orang. Sejujurnya hal itu sangat merepotkannya. Meskipun Kim Taehyung terkenal sebagai idol yang sangat terlihat mencintai Army-nya, tapi untuk aktifitas-aktifitas seharinya tak bisa ia sebarakan secara cuma-cuma ke pada mereka.

Taehyung mencoba duduk di salah satu bangku kosong depan minimarket tersebut, mencoba melepas maskernya secara perlahan. Kemudian meminum minuman itu sekali teguk. Suasana hatinya sedang tidak enak. Pertengkarannya dengan Jimin di dorm tadi sangat membuatnya tersulut emosi. Berandal tengik pendek itu memang selalu menjadi sumber emosinya. Walaupun mereka itu dekat karena seumuran, Jimin kerap kali mengabaikannya ketika Jimin asyik bercengkrama bersama maknaenya, Jeon Jungkook. Mungkinkah dia cemburu? Entahlah, Taehyung hanya ingin diperhatikan mungkin?

Atensinya teralihkan ketika ia mendengar suara gaduh dari arah belakangnya. Ia mendengar seorang gadis tengah mengejek temannya. Dan ia mendengar kata Bangtan Soenyeondan terucap oleh mulut kotor gadis tersebut. Ia tau, pasti mereka adalah Army nya. Secepat kilat ia menutup rapat maskernya dan menarik tudung hoodienya sampai wajahnya tak terlihat. Ini sangat beresiko.

"Bilang saja kau tidak punya uang, dasar miskin."

"Ya!! Siapa kau berani menilaiku seperti itu? Pergilah!"

"Siro, aku masih ingin bermain denganmu Jennie."

"Sudah kubilang pergilan Seona!"

"Baiklah. Jangan menangis ketika besok aku akan bercerita tentang interaksiku dengan Jungkook Oppa." Ledek Seona kemudian pergi jauh meninggalkan gadis yang dirundungnya tadi.

Taehyung mengernyitkan dahi dan berpikir. Dia baru ingat besok dia bersama member lainnya akan mengadakan acara fansign album terbarunya. Jadi gadis urakan tadi akan bertemu dirinya besok ? Jujur saja dia sedikit kesal ketika mendengar gadis urakan itu mengejek temannya. Ia tidak menyangka bahwa ada Army yang tidak punya sopan santun. Sayangnya, dia tidak sempat melihat wajah gadis itu, yang ia lihat hanyalah gadis yang dirundung tadi dengan wajah menunduk lalu melenggang pergi melewatinya. Syukurlah, gadis itu tidak mengenali Taehyung.

Tiba-tiba saja, hatinya merasa iba saat ia tak sengaja mendengar isakan gadis tadi mengiri langkah kakinya berjalan. Dia tau tidak semua Army bisa menemuinya setiap kali ia mendatangi sebuah acara. Dan sekarang, dia cukup tau bagaimana perasaan gadis itu. Pasti sakit sekali.

Tanpa pikir panjang, ia berjalan mengikuti gadis itu. Dan tibalah mereka di sebuah tempat taman yang sepi. Gadis itu duduk disalah satu bangku kosong sambil termenung. Taehyung mengawasinya dari belakang, dan tak lupa ia juga tetap waspada agar ia tidak tidak terlihat oleh orang.

"Heum, Jennie-ya sudahlah jangan merasa sedih. BTS Oppa tidak akan memarahimu apabila kau tidak datang. Jangan terlalu berlebihan. Fokus saja menabung, bisa saja comeback selanjutnya kau bisa datang." Gadis itu bermonolog, mencoba untuk menghibur dirinya sendiri sembari memejamkan mata membayangkan para member Bangtan Soenyeondan tersenyum di hadapannya. Terlihat konyol memang, tapi hanya itu yang bisa ia lakukan sekarang.

KlandestinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang