Zwei

135 21 13
                                    

Mimpimu akan menjadi kenyataan, dan kuncinya hanyalah sabar. 

Gadis itu mendekap album terbaru milik boy group Bangtan Seonyeondan dengan hati berbunga-bunga. Dia tak pernah berjalan dengan hati segembira ini sebelumnya. Dia terus bersenandung, rasanya tak kunjung sampai di tempat tujuan. Padahal dia sudah memacu langkah kakinya secepat mungkin. Sungguh dia tidak sabar ingin bertemu Taehyung kembali. Bagaimana nanti reaksi para member lain ketika melihat wajah Jennie? Tadi dia sempat merias wajahnya sedikit, agar terlihat lebih good looking. Ia tidak mau kalah dari Seona untuk kali ini.

Akhirnya ia sampai juga di depan gedung agensi Big Hit. Dia berhenti sejenak dengan wajah bingung celingukan, dan menghembuskan nafasnya kasar. Jujur saja dia sangat gugup, tangannya sedikit bergetar ketika ia mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan kepada manager-nim sesuai permintaan Taehyung kemarin.

Setelah beberapa menit menunggu, seorang pria bermasker menghampirinya, "Kim Jennie-ssi?"

"Anyeonghasaeyo, nae." Jawab Jennie membungkuk sopan.

Kedua manusia beda umur tersebut akhirnya berjalan beriringan kedalam gedung agensi. Sungguh, Jennie tak henti-hentinya berdecak kagum sepanjang perjalanan. Ini sangat menakjubkan. Ia tak menyangka, gedung ini isinya sangat mengagumkan, foto-foto para idol yang dinaungi Big Hit terpajang sepanjang jalan menuju tempat BTS berada.

Langkahnya terhenti ketika manager-nim berhenti di depan sebuah pintu hitam. Jennie sudah menebak, pasti para member Bangtan berada di dalam sana. Jantungnya semakin berdetak kencang. Ia tak menyangka, penantiannya selama ini untuk bertemu BTS akan terwujud dalam hitungan detik.

"Kim Jennie-ssi, silahkan masuk." Ucap manager-nim ramah.

Gadis itu kemudian masuk setelah manager-nim membukakan pintu. Adegan ini terasa seperti slow motion bagi Jennie. Ia berasa dalam surga. Sungguh. Didepannya, para member BTS yang sudah berpakaian rapi tengah duduk berbincang-bincang. Tak sengaja matanya langsung menatap presensi Taehyung yang kini terlihat bangga melihat Jennie datang. Ya Tuhan. Jennie sangat berterimakasih. Lihat lah ketujuh pangeran itu menatapnya dengan tatapan ramah. Jennie serasa terbang ke atas langit yang indah. Tampan sekali mereka, lebih tanpan dari foto mereka yang selalu ia liat di sosial media.

"Annyeong Hasaeyo. Hyung, apakah itu sepupu yang kau ceritakan tadi?" tanya Jungkook kepada Taehyung.

"Nae, teman-teman ini Jennie. Sepupuku yang aku ceritakan tadi. Jennie, kemarilah."

Jennie menghampiri Taehyung yang menyambutnya, kemudian duduk di sebalahnya. Dia tidak tau rupa wajahnya sekarang seperti apa. Dia bahagia sekali, sampai tak peduli dengan keadaan wajahnya sekarang. Sudahlah, yang terpenting ia sekarang harus menikmati wajah ketujuh pangeran yang ada bersamanya. Ia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Kejadian langka yang harus di kenang selama-lamanya.

"Jennie-ssi, kami sudah tau kau. Tadi Taehyung menceritakannya. Kami memang sedikit terkejut, karena Taehyung baru bercerita bahwa ia mempunyai sepupu." Ucap Namjoon ramah.

Jennie hanya tersenyum kikuk. Ia tidak tau harus berbuat apa. Ia semakin meremas albumnya, ia tidak boleh pingsan lagi. Ia harus tetap terlihat normal. J-Hope yang melihat Jennie gugup terkekeh, "Jennie-ssi , apakah kau gugup? Gwaenchana, santai saja bersama kami."

"Ahh, Iya Jennie-ssi, kemarikan albummu, akan aku tanda tangani dulu. Dan jika kau ingin bertanya-tanya boleh, kami akan menjawabnya. Anggap saja ini fansign biasa." Seru Namjoon, menyodorkan tangannya untuk menerima album.

KlandestinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang