Sechs

76 18 1
                                    

Kata perpisahan dalam kamus bumi ini memang mengandung air mata

Manusia memang hidup lalu pergi meninggalkan orang-orang tersayang. Tuhan menciptakan siklus kehidupan memang seperti itu adanya. Takdir Tuhan memang tidak bisa ditebak. Entah itu takdir yang membahagiakan, atau takdir yang menyedihkan. Sering kali manusia menyalahkan Tuhan apabila ia mendapatkan takdir buruk. Namun, sesungguhnya Tuhan tidak salah. Tuhan memang menciptakan manusia untuk bisa bertahan hidup di bumi dengan cara mereka sendiri. Hidup memang penuh ujian, dan kejadian tak terduga.

Helaan nafas selalu terkuar kala manusia merasa beban hidupnya semakin berat. Semakin tua, beban manusia memamng semakin berat. Itulah kehidupan. Taehyung masih tidak menyangka, bahwa ia bisa menjadi saksi kepiluan hidup Jennie saat ini. Dirinya hanya bisa berdiri dari kejauhan melihat ramainya orang-orang berdatangan silih berganti untuk melayat ke rumah duka. Tak henti-hetinya dia menghembuskan nafas kasar, merasakan sedikit desiran rasa sakit ketika ia melihat Jennie dan ibunya menerima tamu dengan wajah bengkak akibat terlalu lama menangis.

Ponsel yang ada di saku pria itu bergetar. Ternyata Namjoon menelponnya. Taehyung pergi dari tempat itu dan berhenti di toilet untuk menjawab panggilan Namjoon, "Wae?"

"Kau dimana? Kau bilang akan menelponku. Dimana kau? Kau bahkan tak menjawab panggilanku."

Taehyung menghela nafas kembali, "Hyung. Mianhae. Aku sedang dirumah duka. Ada sesuatu yang mendesak jadi aku tidak mengangkat. Ada apa?"

"Ya Pabbo! Apa yang terjadi? Siapa yang meninggal?"

"Hyung-." Taehyung menjeda kalimatnya, setetes air mata mengalir bergitu saja dari pelupuk matanya. Taehyung menangis.

Namjoon yang mendengar Taehyung terisak, panik begitu saja dan berseru, " Taehyung-ah? Wae? Katakan ada apa?"

"Ayah Jennie meninggal."

"Mwo? Ayah Jennie meninggal?"

"Hmmm" Taehyung hanya mengguman karena sekarang ia tengah susah payah menahan isakannya. Hatinya menjadi sakit hanya karena ia melihat kesedihan bergiliran menghampiri Jennie.

Tadi sebelum Taehyung pergi ke rumah Jennie, Yeonjun menceritakan beberapa hal terkait kejadian-kejadian kejam yang dilakukan Seona pada Jennie. Gadis itu pasti cukup menderita sendirian. Dan sekarang, seakan-akan Tuhan tak mau Jennie bahagia, Tuhan mengambil ayah Jennie untuk menemuinya. Gadis itu semakin terpuruk. Kehilangan sosok ayah memang sangat menyakitkan, rasanya seperti ditinggalkan oleh malaikat pelindung tanpa sayap.

"Taehyung-ah, kirimkan lokasimu. Aku dan yang lain akan menyusulmu. Kau baik-baik saja?"

"Hyung, aku akan pulang saja. Kalian tidak perlu kemari. Sebentar lagi aku akan pulang."

"Baiklah. Kau yakin baik-baik saja? Jika kau merasa tidak sanggup untuk menyetir, biarkan aku menjemputmu."

"Serius Hyung. Aku baik-baik saja. Kau dimana?"

"Aku di dorm. Taehyung-ah jangan membantah, kirim lokasimu sekarang. Aku tidak percaya jika kau sedang baik-baik saja."

"Ya Hyung, ak-."

"JANGAN MEMBANTAH KIM TAEHYUNG!!"

&&&

Namjoon sudah tidak bisa lagi bersabar menghadapi Taehyung. Namjoon yakin, Taehyung sedang tidak baik-baik saja. Maka dari itu ia bergegas untuk mengganti pakaiannya. Dirinya akan menjemput Taehyung sendirian. Namjoon memang pemimpin yang sangat keren dan baik. Ia rela melakukan hal apapun demi kebaikan para member.

KlandestinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang