Tidak semua orang menjelma menjadi iblis ketika hidup di bumi ini
Seseorang berjalan dengan santai memasuki kafe tempat Jennie bekerja. Kebetulan, saat ini suasana kafe tidak terlalu ramai seperti biasanya. Jadi pria tersebut tidak perlu mengantri lama-lama lansung saja menuju kasir untuk menyampaikan pesanan. Jennie yang tengah mengecek uang tidak menyadari jika ada seorang pelanggan datang tiba-tiba saja terjingkat ketika pelanggan tersebut menyerunya.
"Tae-Taehyung? Sedang apa kau dini?" tanya Jennie setengah berbisik dan memastikan tidak ada orang yang mendengarnya.
"Aku mau memesan sesuatu." Jawab pria itu dengan tenang sambil melirik menu yang ada di sana.
"Kau tidak takut jika ada yang melihatmu? Kau tak membawa manager."
Taehyung membuka maskernya yang langsung membuat Jennie sedikit memekik dan mencoba menaikkan masker Taehyung, "Kau jangan gegabah. Tadi aku melayani beberapa gerombolan anak sekolah yang sepertinya mereka fansmu."
"Itu tadi, sekarang mereka sudah tidak ada."
"Ya! Mereka ada di sana." Mata Jennie melirik ke arah dimana segerombolan gadis sekolahan tadi tengah duduk berbincang-bincang.
"Bagimana kau tau jika mereka adalah fansku?"
"Aishh..." Jennie mulai sedikit kesal, "kau tak melihatnya? Mereka tengah menonton music videomu."
"Aku tak melihatnya." Pria itu menajamnkan matanya untuk melihat pergerakan-pergerakan gadis sekolah tersebut.
Karena gemas dengan kelakukan Taehyung yang membuatnya jengkel, Jennie berinisiatif menarik kepala Taehyung dan mengarahkannya kepada layar laptop yang tengah mereka tonton. Jujur saja, Taehyung dan Jennie sedikit menciptakan suara-suara kecil yang membuat beberapa pengunjung menatap mereka aneh. Gadis-gadis sekolah tersebut tiba-tiba saja ikut menolehkan perhatian kepada Taehyung dan Jennie merasa di perhatikan.
Karena refleks, Jennie langsung membanting tubuh Taehyung memunggungi gadis-gadis tersebut. Taehyung sedikit terkejut, tapi ia memang wajib melakukan itu. Jennie pura-pura tengah melayani Taehyung dengan memencet layar monitor asal. Setelah dirasa mereka tak memperhatikannya lagi, ia bernafas lega dan melirik Taehyung.
"Kau mau memesan apa?" tanya Jennie ketika Taehyung kembali mengadapnya.
"Terserah kau saja, aku tidak tau mau memesan apa."
Jennie menghembuskan nafasnya kasar, pria dihadapannya ini benar-benar aneh dan sedikit membuatnya kesal, "Aishh jebbal. Kau niat memesan atau tidak? Jika tidak cepat pulang."
"Ya..." Taehyung terkekeh melihat Jennie merajuk, "Kau kejam sekali memperlakukan pelanggan dengan tidak sopan."
"Kau tidak jelas." Jennie memutar bola matanya jengah dan mendecih.
Taehyung mencondongkan badannya menilik wajah Jennie yang baginya terlihat menggemaskan. Dengan tidak tau malunya, Taehyung menoel pipi Jennie yang sukses membuat Jennie berteriak. Semua orang yang ada disana menatap mereka berdua, Naeil yang berada di dapur keluar dan bertanya, "Jennie-ya. Ada apa? Dia berbuat cabul padamu?"
Jennie langsung panik. Ia menutup mulutnya yang menganga. Bagaimana bisa mulutnya kelepasan ya Tuhan. Ia harus bagaimana ini? Naeil memasang wajah garang menatap Taehyung bersiap akan memukul pria itu. Namun, belum sempat Naeil memukul Taehyung, Jennie sudah menyurunya terlebih dahulu.
"Eonnie, tidak. Dia tidak berbuat apa-apa. Dia hanya sedikit mengejutkanku saja tadi, karena aku tidak tau jika dia datang."
"Benarkah?" tanya Naeil memastikan, "tunggu.. aku seperti mengenal pria ini Jennie." Naeil meneruskan ucapannya dan memincingkan mata mengamati Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin
FanfictionMenjadi kekasih atau pendamping seorang bintang ternama memang suatu hal yang ingin dirasakan oleh seorang fans. Namun dibalik itu semua, nyatanya tak seindah apa yang di bayangkan. Menjadi kekasih seorang bintang ternama mungkin bisa saja mendoron...