O3

1.1K 162 2
                                    

"anu, tadi masker mu jatuh di perpustakaan.. jadi aku bawakan kesini. juyeon, kau sakit?"

juyeon terdiam selagi menahan batuknya, tenggorokan nya perih dan membuatnya susah untuk berbicara.

"jika kau sakit pulang saja, dan maskermu, ini.."

cklek!

juyeon membuka pintu, lalu menatap pemuda yang sedang memegang masker yang diketahui miliknya.

"eh? s-sudah?"

"lanjutkan perkataan mu tadi."

"eh? ah- maskermu, anu, kenapa ada bercak hitam?"

juyeon terdiam, lalu menghembuskan nafas. juyeon membuka kembali pintu toilet yang tadi ia gunakan, lalu menunjukkan lubang toilet yang sudah dipenuhi cairan hitam kepada changmin.

"j-juyeon?!"

"wah wah, kau menunjukkan cairan menjijikkan itu kepada seseorang?"

"uhuk--"

juyeon tersedak, lalu menutup mulutnya. ia menundukkan lagi kepalanya kearah toilet, kembali berbatuk dan mengeluarkan cairan hitam itu lagi.

"juyeon-!" changmin menepuk punggung juyeon dan memberi pijatan serta elus, "sejak kapan kau begini?!" sebut changmin selagi juyeon masih berbatuk.

"ah- a-air? aku akan bawakan air, sebentar--"

grep.

juyeon menahan tangan changmin,

"tunggu disini sebentar, temani aku." sebut juyeon dengan suara serak, "tapi-"

"tem- uhuk--" juyeon kembali berbatuk, changmin memutuskan untuk diam bersama juyeon hingga batuk yang mengganggu nya mereda.

[°]

"kau ingin duduk?" tanya changmin, juyeon menggeleng. "ini, minumlah" changmin memberi sebotol air putih kepada juyeon, tapi juyeon diam saja disana.

changmin dan juyeon sedang berada di luar toilet, tepatnya di luar gedung. menjauh dari tatapan siswa lain. changmin membantu juyeon sedari ia muntah-muntah serta berbatuk, ia bersihkan toilet tadi, ia bersihkan tangan juyeon, ia bersihkan mulut juyeon, jika changmin membiarkan juyeon begitu saja, itu sangat kejam.

changmin menatap juyeon sedih, akhirnya ia menahan tengkuk juyeon dan menyuapi botol itu kemulut juyeon.

"pasti melelahkan ya.. sampai aku menyuapi mu begini." changmin menatap juyeon yang sibuk meminum itu, "sejak kau pakai masker, apa saat itu cairan hitam itu datang?" changmin menjauhkan botol itu dari mulut juyeon, "ingin pulang?"

juyeon menggeleng.

"ke uks?"

juyeon menggeleng lagi.

changmin terdiam, menatap juyeon lama.

"kemari,"

changmin merentangkan kedua tangannya, juyeon tanpa bersuara melingkari tangannya kepinggang changmin, lalu memeluknya.

pemuda itu mengelus punggung oknum lee juyeon lembut, menepuk nya sesekali.

"berarti dari kemarin, kau batuk-batuk, cairan hitam itu keluar terus ya?" changmin sedikit mundur, menatap wajah juyeon, "kenapa tidak bilang?"

"kau dirumah sendiri, batuk-batuk seperti ini, apa ada obat?"

"tidak ada."

"eh?"

"tidak ada obat yang bekerja."

". ..kemana ibumu?"

juyeon terdiam.

"bunuh diri."

changmin menatap juyeon khawatir, changmin tidak sedekat itu dengan juyeon, yang pernah ia dengar bahwa ayahnya menyiksa juyeon dan sekarang masuk ke penjara karena hal itu dibicarakan hampir satu sekolah. setelah itu tidak ada yang tahu bagaimana kabar keluarga juyeon.

tapi sekarang juyeon berada di hadapannya, dan mengetahui rahasia terbesar juyeon sendiri.

". ..ayo kembali ke kelas. bawa ini," changmin memberi botol minum tadi ke genggaman tangan juyeon, lalu menarik nya menuju kelas.

tanpa sadarnya juyeon memejamkan matanya, meneteskan satu air mata. hanya satu, tidak lebih.

"ini kenapa? kenapa rasanya hangat?" batin juyeon, "dan lagi, makhluk hitam itu, tidak menggangguku.." juyeon membuka matanya perlahan, menatap punggung changmin yang sedang menarik tangannya.

"setidaknya.. . , untuk sekarang."

___to be continued.

✓。tears and you | jukyu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang