S A T U

57 11 25
                                    


Senyumanmu yang indah bagaikan candu Ingin trus ku lihat walau...

Aku tersenyum sebentar kala mendengar lagu apa yang diputar oleh pihak cafe. Dari intronya saja sudah jelas lagu siapa itu.
Sambil mendengarkannya dan menyanyikannya dalam hati, aku masih terus fokus dengan beberapa buku yang ada dihadapanku saat ini.

Tak hanya aku yang menikmati alunan lagu tersebut beberapa pelanggan yang ada disini pun terlihat menikmatinya. Beberapa dari mereka juga sibuk dengan urusannya masing-masing. Ada yang sama seperti aku yang sibuk dengan buku dan laptopnya, ada juga yang bahkan sibuk berbincang bincang dengan teman-temannya. Beberapa diantara mereka juga terlihat seperti seumuran denganku bedanya aku sendiri dan mereka dengan teman temannya.

"Andai kamu masih disini, aku tidak akan seperti sekarang ini pasti."

Seketika aku langsung sadar
"Sadar Naaz dia bukan milikmu sekarang!" Sambil menggelengkan kepalaku berusaha menghilangkan pikiranku yang aneh itu.

Ku lanjutkan pekerjaanku sebelumnya, dan kali ini aku benar-benar fokus dengan buku-bukuku ini. Lembar demi lembar ku kerjakan soal-soal tersebut dengan sangat teliti. Saking fokusnya dengan semua buku ini aku sampai lupa waktu bahkan es dalam gelas yang ku pesan saja sudah mencair dengan cepat.

Aku langsung membereskan buku-buku dan memasukkannya ke dalam tasku. Aku mulai berdiri dan siap untuk melangkah pulang ke rumah.

"Aduh Mm..mmaf ka, Saya gak sengaja. Biar Saya Bantu bersihkan!"
"STOP!" Aku berusaha menghentikan pegawai tersebut yang ingin membersihkan noda minuman yang ada di seragamku.
"Maaf ka saya Benar-benar minta maaf saya gak sengaja"

Beberapa pelanggan yang ada di sana langsung teralihkan kepadaku yang langsung pergi begitu saja meninggalkan cafe. Aku keluar dan berjalan menuju halte bus terdekat dengan seragam yang sudah sedikit kotor. Aku tau pegawai tersebut tidak sengaja menumpahkannya tapi bagaimanapun juga aku tidak suka ada orang yang mencoba menyentuh aku.

Mungkin dari kalian berfikir kenapa aku tidak naik ojek online saja? Sudah, sudah pernah ku coba dan terakhir kalinya sangat menyebalkan, bapak-bapak ojek online itu terus mengajakku berbicara. Aku benci akan Hal itu. Dan aku sudah terbiasa menaiki bus yang mirip seperti bus tayo tersebut.

Sambil berjalan aku mencoba mengeluarkan airpods milikku dan menggantungkannya di kedua telingaku dan menyalakan lagu secara acak untuk menghindari kebisingan kota sore hari ini.

"Bisa Gak?! Gak usah ikutin gua kemana-mana?!" Aku berbalik badan
"Tapi Tuan sudah menyuruh saya untuk menjemput non Tanaaz" katanya
"Lo gak liat depan sana ada halte bus?! Gua bisa pulang sendiri naik bus!"
"Tapi..."
"GUA BILANG BALIK! Bilangin ke Papa gua bisa sendiri!" Aku sedikit meninggikan suaraku. Aku tau ini di tempat umum tapi aku tidak peduli dengan orang-orang yang melihatku

Dia Pak Yanto supir yang bekerja di rumahku dan supir yang selalu disuruh oleh papa mengantar dan menjemputku namun selalu aku tolak beberapa kali. Aku melanjutkan perjalanannku menuju halte bus. Saat berjalan beberapa diantara mereka ada yang melirikku entah dengan pikiran apa. Aku tidak peduli, kemudian aku duduk di bangku kosong yang ada di halte bus sambil masih menikmati lagunya.

Tak lama bus datang, Aku masuk dengan beberapa orang yang juga sedari tadi menunggu bus. Lalu aku duduk di samping seorang ibu-ibu yang tampaknya sedang mengandung seorang Bayi. Aku melihat beberapa murid sepertiku juga dan beberapa pegawai kantor yang terlihat baru pulang kerja tidak kebagian tempat duduk, beberapa dari mereka terlihat berdiri dengan bergantung kepada peganggan diatasnya.

Menurutku saat itu bus tidak terlalu ramai seperti biasanya. Tidak terasa juga hari sudah semakin gelap, aku menikmati perjalanan sambil melihat keluar jendela di temani dengan lagu yang masih menyala di airpods ku. Sampai akhirnya ada yang mengajakku bicara.

"Neng! Neng Sekolah dimana? Ih ternyata neng cantik juga yah"
"Makasih" ucapku biasa saja
"Doain yah neng supaya Anak ibu ini bisa cantik kaya eneng" sambil mengelus-elus perutnya
"Aamiin"
"Neng! coba donk senyum jangan cemberut terus, neng gini aja udah cantik apalagi kalau senyum aduh pasti cantik banget yah"
"Iya bu" kataku biasa saja tak peduli
"Neng! Ibu duluan yah" katanya saat bus berhenti di sebuah halte dan ibu itu langsung melangkah keluar dari bus. Aku hanya diam tak menanggapinya.

Kemudian bus mengangkut beberapa penumpang lagi dan mulai berjalan kembali. Kali ini tiba tiba ada seorang anak laki-laki berseragam SMP yang duduk di sebelahku, terlihat dia sangat sibuk dengan handphonenya. Aku pun tak menghiraukannya dan tetap menikmati perjalanan.

Beberapa menit kemudian tujuan halte bus ku sampai aku bergegas keluar diikuti beberapa orang juga yang keluar dari bus. Lalu aku melanjutkan lagi perjalanannku ke rumah sendiri dengan berjalan kaki.

Rumahku tidak jauh dari halte bus dan kebetulan juga rumahku berada di pinggir jalan jadi aku pun tidak terlalu takut untuk berjalan sendirian apalagi masih banyak orang yang berlalu-lalang di jam segini.

•••

Aku sampai di depan pagar rumahku. Bukannya masuk aku hanya diam mematung melihat ke bawah ditemani pikiranku yang kemana-mana. Sampai akhirnya satpam di rumahku menyadari keberadaanku.

"Non Tanaaz!"
Aku hanya mengangkat kepalaku
"Non ayo masuk jangan di luar terus!" sambil membukakan gerbang untukku
"Dia ada di rumah?" Tanyaku datar
"Iyah ada di rumah non, silahkan masuk" satpam itu langsung tau siapa 'dia' yang ku maksud. Lalu Aku perlahan masuk ke dalam sampai akhirnya aku tiba di depan pintu masuk.

Huft

Aku diam lagi menatap pintu yang ada di hadapanku sekarang ini. Ah rasanya aku tidak ingin sekali menginjakkan kakiku ke rumah ini. Kadang rumah yang mereka bilang adalah tujuan akhir dari manapun tidak selalu membuat nyaman bahkan menurutku disinilah sesungguhnya neraka yang ada di dunia, Iya rumahku sendiri.

Pelan-pelan aku membuka pintu yang ada di hadapanku lalu masuk begitu saja dan menutupnya kembali dengan perlahan. Saat hendak menuju kamar aku bisa mendengar dengan jelas suara siapa itu dan aku sudah tau ini akan terjadi.

"Halo sayang!"

See you on next part

NAAZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang