S E P U L U H

3 1 0
                                    

Uhuuukk..uhukk...

Aku sebenarnya terbangun karena wanita tersebut secara mengejutkan tersedak entah karena apa. Aku membuka mata dan ku lihat sinar matahari di sore hari sudah masuk menusuk ke tempat tidurku di sofa.

Bisa ku dengar dengan jelas suara Raafi yang sepertinya memang sedang mengobrol dengan wanita yang tidak sama sekali ku kenal dari suaranya.

Aku memilih untuk tidak bangun agar tidak merusak suasana. Tak ada yang menyadari juga bahwa aku sudah membuka kedua bola mataku namun aku langsung menutupnya kembali dan hanya bisa mendengar suara dua manusia ini.

"Astaga sampai lupa ngasih kamu minum"

Akupun bisa mendengarnya dengan jelas bahwa Raafi sepertinya sedang mencari sesuatu karena pergerakannya sungguh sangat terdengar dari Raafi yang membuka kulkas sampai bahkan membuka laci meja kerjanya sendiri terdengar olehku.

"Gak mungkin kan aku kasih kopi ke kamu?" Sambil menunjukkan kopi yang siap untuk dimasukkan ke dalam mesin kopi.

Sudah jelas bukan siapa lawan bicara Raafi sedari tadi karena dari perkataan Raafi barusan saja mengingatkan aku pada pertama kali aku bertemu dengannya. kemudian ia juga bercerita bahwa kekasihnya sama sekali tidak menyukai kopi.

Bisa ku tebak bahwa wanita yang sedari tadi Raafi ajak bicara tak lain dan tak bukan adalah kekasihnya yang selalu Raafi ceritakan kepadaku.

"Kamu mau Boba? Kebetulan ada boba di toko sebelah sana, sambil aku mau beli air putih"

Kini firasatku semakin kuat kala mendengar Raafi yang menawarkan minuman boba tersebut kepada wanita itu.

Raafi sungguh aku minta maaf

Aku bergumam sendiri dalam hati karena merasa tidak enak harus mendengarkan semua percakapan keduanya diam-diam seperti ini. Walaupun sebenarnya aku sangat ingin melihat wajah kekasih Raafi.

"Kamu gapapa kan disini sebentar?" Raafi bertanya kembali

Aku tak bisa mendengar jawaban wanita tersebut. Kemudian aku mendengar suara langkah kaki Raafi yang ingin pergi dari toko. Aku membuka mataku sedikit berusaha mengintip keadaan saat ini.

Sungguh aku menyesal mengintip sekarang
Ucap batinku

Saat ini aku sungguh terkejut dengan suasananya. Bagaimana tidak secara mengejutkan tepat saat aku mencoba mengintip situasi saat ini tiba-tiba saja Raafi yang memang ingin pergi keluar dari toko dipeluk dari belakang oleh wanita tersebut membuat Raafi menghentikan langkahnya.

Kali ini aku bisa melihat sekilas wajah wanita tersebut walaupun sedikit terhalang oleh rambutnya aku bisa melihat kecantikan yang terpancar dari wajah putihnya itu.

Keduanya sama-sama terdiam untuk beberapa saat. Wajah wanita tersebut memang menghadap ke arah Resya namun wanita tersebut memang tak menyadari bahwa Resya sedang mengintip keduanya.

Ada raut wajah sedih yang ditampilkan oleh wanita tersebut ketika memeluk Raafi dan kepalanya sudah tersandar di punggung Raafi yang lebar. Aku melihatnya dengan jelas sebelum akhirnya Raafi membalikkan tubuhnya menghadap wanita tersebut dan seketika saat itu juga aku melihat perubahan raut wajah yang ditampilkan oleh wanita tersebut yang kini menjadi kebahagiaan

Raafi aku sungguh menyesal dan minta maaf harus melihat semuanya.

Seolah tak ingin Raafi mengetahuinya wanita tersebut terlihat normal kembali walaupun sebenarnya aku merasakan keanehan pada wanita tersebut.

Walaupun saat ini keduanya terlihat mesra tapi aku merasa kali ini Raafi akan terluka kembali karena wanita tersebut. Buru-buru aku memejamkan kedua bola mataku kembali karena tak mau melihat kemesraan keduanya dan tentunya aku masih berpura-pura tidur pulas di sofa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NAAZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang