Begitu aku tau dan melihat siapa yang sedari tadi memeluk erat tubuhku ini aku tentu segera pergi lari dari sana dengan sekuat tenaga untuk menghindarinya. Siapa lagi manusia yang akhir-akhir ini selalu ikut campur dengan duniaku.
"Naaz! Naaz!"
Ia mengejarku sambil berteriak memanggil namaku berulang kali. Aku berlari menghindari manusia yang sejak tadi tidak ku harapkan kehadirannya.
"Lo mau kemana lagi?" Lanjutnya.
Aku sama sekali tak ingin menengok ke arah belakang apalagi menjawab ucapan manusia itu.
Brukk
"Duh maaf-maaf" kataku
Aku terkejut dan tak sengaja akhirnya menabrak seseorang yang baru saja bangkit dari tempat duduknya. Ia terjatuh sampai barang-barang yang dibawanya pun ikut terjatuh dari genggamannya.
Melihat semua barang yang kini sudah berserakan di tanah membuat aku mau tak mau harus bertanggung jawab membereskan barang-barang miliknya.
"Maaf ka maaf" sambil membereskan barang-barang tersebut.
"Iya gapapa"
Keduanya sibuk membereskan semua barang itu tanpa saling menatap satu sama lain.
Buru-buru aku membereskan semua itu sebab tak ingin manusia yang masih mengejarku saat ini berhasil mengejarku.
"Ini ka! Sebelumnya maaf yah ka!" Ucapku saat aku memberikan pulpen terakhir itu.
"Iya ka gapa__"
"Lho! Tanaaz?!" Saat keduanya saling bertatapan.
Saat itu juga aku diam dan mematung tanpa sepatah-duapatah saat mengetahui siapa yang sudah ku tabrak tubuhnya sebelumnya.
Lola
Aku tak salah lihat. Ini benar-benar dia temanku.
Lola dengan cepat memeluk tubuhku sangat erat. Terlihat dari raut wajahnya yang begitu senang bertemu dengan aku disini. Sedangkan aku masih diam mematung dan binggung sendiri harus apa.
"Naaz ini bener lo kan?"
"Lo kemana aja? Gua kangen sama lo. Anak-anak juga pasti kangen sama lo"
Lola melepaskan pelukannya dan kini beralih memegang kedua pundakku dan menggoyangkan tubuhku karena ia heran dengan reaksiku yang seperti itu.
"Naaz gimana kabar lo? Gimana kabar Arthur? Kalian masih berhubungankan?" Tanya Lola excited.
"Naaz! Kok lo diem aja?!" Lola memperhatikan wajahku dengan seksama.
"Naaz! lo gapapa?" Ucap Farhan yang baru saja tiba dan langsung jongkok menyesuaikan posisi tubuhku.
Ada rasa kekhawatiran yang terlihat dari raut wajah Farhan ketika ia melihat sendiri kala aku bertabrakan dengan seseorang.
Ucapan Farhan membuat aku tersadar sekaligus membuat Lola langsung menengok ke arahnya dan bingung dengan kehadiran Farhan sekarang.
"Lo siapa?" Tanya Lola datar.
Farhan menengok ke arah sumber suara lalu ia seketika binggung harus menjawab apa dengan ekspresi Lola yang seperti itu.
"Maaf untuk sebelumnya dan maaf kamu salah orang" Ucapku
Aku bangkit dan langsung pergi lari dari sana meninggalkan Farhan dan Lola. Farhan yang tak mau kehilangan Aku ia pun bergegas pergi menyusulku dan meninggalkan Lola begitu saja dengan rasa kebingungan.
Kakiku terus melangkah entah kemana tanpa tau tujuan yang jelas.
Sampai akhirnya kakiku berhenti di sebuah bangunan yang tidak asing lagi bagiku. Tempat dimana sejauh ini seseorang tak bisa menemukan aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAAZ
Teen FictionAku belajar dari kisah kamu dan aku, bahwa semua yang ada dipikiranku tak melulu apa yang ada dihidupku saat ini dan kamu membuktikannya. tapi ternyata memang aku saja tidak bisa mengenal baik diriku sendiri ini seperti apa. waktumu yang berharga ba...