T I G A

31 11 7
                                    

"Naaz"
"Tanaaz! kenapa lo buang susu pisang dari gue?" Lanjutnya

Aku diam saat seseorang di depanku ini bertanya kepadaku. Aku tau betul dan masih mengingat siapa manusia ini. Dia adalah manusia yang memberikan susu pisang ini padaku dia juga manusia yang berani memegang tanganku saat ini.

"Tanaaz kalau lo gak mau minum susu ini mending lo kasih sama orang lain atau gak sini gua aja yang minum" sambil mengambil susu pisang yang berada di tanganku

Aku yang hanya diam sedari tadi kemudian pergi meninggalkan dirinya begitu saja tanpa sepatah katapun setelah manusia itu mengambil susu pisang yang ada di tanganku sejak tadi.

Aku berjalan menuju gerbang sekolah secepat mungkin. Aku buru buru ingin pergi saja dari sekolah ini karena sudah jelas ini jam pulang sekolah dan tentu sedikit ramai murid murid yang berlalu lalang di lapangan maupun koridor sekolah.

Namun, tanpa ku sadari sejak tadi aku berjalan sendiri ternyata manusia yang sempat ku temui tadi di depan kelas mengikutiku dari belakang entah untuk apa.

"Naaz! Gila lo jalan cepet banget sih"

Aku berhenti saat diriku sudah sampai di depan gerbang sekolah.
Aku melirik sekilas manusia yang sekarang berada di sampingku ini yang terlihat kelelahan karena mengejar langkahku yang cepat. Tentu saja aku menghiraukannya, aku tidak peduli sama sekali dengannya.

Aku berniat untuk pergi ke salah satu cafe terdekat yang ada di sekitaran sekolah seperti biasa untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru guruku hari ini. Dan aku juga tidak berniat untuk pergi ke cafe yang kemarin ku datangi.

Karena jarak cafe yang ingin ku datangi dari sekolah hanya beberapa meter aku memutuskan untuk berjalan kaki saja ke cafe yang ingin ku datangi. Namun saat aku berjalan di trotoar tiba tiba ada sebuah mobil yang berhenti di sampingku. Saat ku lihat kembali mobil tersebut mobil itu terlihat tidak asing bagiku.

Aku berhenti lagi sebentar memastikan bahwa orang yang membawa mobil tersebut benar ku kenal. Setelah itu orang yang berada di dalam mobil tersebut keluar dan menghampiriku.

"Non Tanaaz! Ayo saya antar pulang!"
"Pak Yanto tolong yah bilangin ke papa gua bisa pulang sendiri"
"Tapi non.."
"Gua bilang Gak yah gak!" Aku menyela sebelum pak Yanto menjawab
"Udah deh mending pak Yanto pulang aja daripada tiap hari dateng sia sia begini" lanjutku

Pak Yanto langsung terdiam dan terlihat binggung harus bagaimana. Lalu tanpa ku sadari seseorang berbicara di tengah obrolanku dengan pak Yanto. Manusia yang sempat mengejar ku ternyata dia masih mengikuti aku dari belakang. Aku kaget melihat kehadirannya yang sedari tadi mendengar obrolanku dengan pak Yanto.

"Naaz udah mending lo balik aja sama supir lo ini. Kasian juga kan dia jauh jauh kesini cuma buat jemput lo doank"

Aku hanya diam tak bicara namun mataku membulat ke arahnya. Sedangkan pak Yanto tersenyum senang karena ada yang mendukung dirinya.

"Gak usah dengerin dia! Udah deh Pak Yanto mending pulang aja sanah! Jangan ngikutin gua kemana mana! Bilangin juga ke papa gua baliknya telat!"
"Naaz! Jangan gitu donk kesian supir lo. Emang lo mau kemana sih? "
Aku melirik sinis ke arah sumber suara itu
"Ehmm yaudah gini aja deh, daripada supir lo sia sia gini gimana kalau supir lo ini anter kita aja ke tempat yang lo pengen datengin?" Lanjutnya
"Tapi non Tanaaz harus segera pulang"

Apa katanya?kita? Kenapa dia ngikutin gua terus

Manusia yang memberikan saran tersebut diam sebentar ketika mendengar jawaban pak Yanto ia  terlihat sedang berfikir. Aku yang sudah malas mendengar saran tersebut memutuskan untuk pergi begitu saja dari tempat ini.

Namun saat aku hendak melangkah berjalan tiba tiba manusia tersebut meraih tanganku untuk kedua kalinya dan menarikku hingga mendorongku masuk ke dalam mobil untuk segera duduk di kursi penumpang.

"Ah kelamaan lo mikirnya. Udah ayo!"

Akhirnya aku berhasil masuk ke dalam mobil tersebut karena dia. Lalu aku langsung melepaskan tanganku yang masih dipegang olehnya dengan kasar dan memutuskan untuk segera membuka pintu mobil yang satunya lagi. Namun belum sempat ku buka pintu tersebut, ada tangan yang tiba tiba menghalangiku untuk pergi kemudian ia juga langsung mengunci pintu mobil tersebut.

"Hayo mau kemana lo?"
"Naaz udah lo ikutin aja kata kata gua kali ini"
Aku menatap dirinya sebagai peringatan
"Ish ish ish gak usah melototin gua gitu nanti lama lama lo malah suka sama gua lagi nanti"
Aku langsung memalingkan wajahku tanpa berbicara sedikitpun

Kemudian manusia itu berhasil menurunkan jendela kaca mobil yang berada di sampingnya setengah dan ia berteriak kepada supirku.
"Pak ayo buruan!" Kata si manusia ini kepada pak Yanto yang terlihat masih diam di tempat kebingungan
"Tt-aapi.."
"Udah pak buruan masuk aja dulu urusan itu nanti aja"
"Naaz lo tinggal tunjukkin aja mau kemana oke" katanya padaku

Apa apaan manusia yang satu ini?

Akhirnya Pak Yanto ikut masuk ke dalam mobil dan langsung menyalakan mobilnya. Dan mau tak mau aku tetap di dalam mobil dan mengarahkan Pak Yanto ke tempat yang ingin ku datangi.

"Nanti lurus aja pak ikutin jalan!" kataku ke Pak Yanto.

Aku tetap diam tak mengajak manusia disebelahku ini untuk mengobrol dan memang tak ada niatan juga.

"Stop Pak disini aja!"
"Ha? Serius disini Naaz?"
"Anjirr kenapa lo gak bilang dari tadi kalau tempatnya disini" lanjutnya

Memang benar cafenya hanya melewati beberapa gedung saja dari sekolahku jadi sedari tadi aku berniat untuk jalan kaki saja kalau bukan karena manusia di sebelahku ini, aku tidak akan naik mobil dan membuang buang bensin saja hanya untuk pergi ke tempat yang berjarak beberapa meter.

Pak Yanto langsung memberhentikan mobilnya dan membuka kunci pintu mobil juga. Tentu saja aku langsung keluar begitu saja tanpa sekata patahpun kepada manusia di sebelahku itu.

"Non.. saya akan tunggu disini sampai non Tanaaz selesai" pak Yanto ikut turun
"Gak usah gua bisa pulang sendiri! udah berapa kali gua bilang!"
"Tapi non nanti saya bisa kena omel Tuan"
"Urusan lo!"
Pak yanto langsung diam lagi
"Naaz udah lo masuk aja duluan biar supir lo ini gua yang urus" ucap manusia itu kepadaku

Aku langsung masuk ke cafe tersebut dan masa bodo dengan mereka berdua yang entah merencanakan apa.

Setelah Aku masuk, Aku melihat sekelilingku mencari tempat duduk ternyaman. Namun, saat aku melihat lihat seketika aku terdiam ketika aku melihat seseorang yang sedang duduk di salah satu kursi di cafe ini nampak tidak asing bagiku. Dan dia  membelakangi diriku yang tengah berdiri ini.

Mustahil

See you on next part

NAAZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang