Mustahil
"Apa yang Mustahil Naaz?"
Aku terkejut saat manusia yang sedari tadi mengikutiku tiba-tiba sekarang sudah berada di sebelahku. Aku menengok ke arahnya sebentar tanpa berbicara apapun.
Aku kembali menengok ke arah sebelumnya namun saat ku lihat betapa terkejutnya aku ketika seseorang yang kulihat beberapa menit lalu ternyata seseorang yang bahkan tidak ku kenal sama sekali.
Lagi dan lagi kamu melihat orang lain itu dirinya Naaz!
Aku langsung pergi meninggalkan manusia ini begitu saja menuju meja yang kulihat kosong. Tentu saja manusia ini masih mengikutiku dan duduk di depanku begitu saja.
"Selamat sore mau pesan apa?" Tanya pelayan yang datang ke mejaku.
"Americano satu eeuuhmm... sama chesee cakenya satu" kataku sambil melihat buku menu yang diberikan oleh pelayannya.
"Baik itu saja?. Masnya mau pesan apa?"
"Tunggu sebentar mba"
"Naaz! lo yakin pesen americano? Tau kan rasanya gimana?" LanjutnyaSekali lagi aku tidak menjawabnya dan aku malah sibuk dengan buku buku yang sedang ku keluarkan dari dalam tasku. Sebenarnya aku ingin sekali menendang keluar manusia yang ada di hadapanku ini sekarang juga tapi ku pikir itu hanya membuang buang waktuku.
Mungkin akan lebih baik seperti ini saja tidak berbicara sedikitpun denganya dan mengabaikan apa yang dilakukannya. Aku juga sama sekali tidak ingin tau apa yang sebenarnya terjadi antara manusia ini dengan pak Yanto di depan cafe tadi.
"Ya udah mbak saya pesan milkshake aja satu sama chesee cakenya satu" kata manusia tersebut kepada pelayan
"Baik saya ulangi yah pesanannya. Americano satu milkshake satu dan chesee cakenya dua. Ada lagi yang bisa saya bantu?"
"Iyah mbak itu aja" kata manusia yang berada di hadapanku ini.
"Baik ditunggu sebentar yah ka, terima kasih"Pelayan tersebut langsung pergi meninggalkan mejaku begitu saja.
Aku masih tetap fokus melihat dan mengerjakan tugas-tugas ku."Naaz!"
Aku diam saja
"Naaz!"
Aku masih diam
"Naaz!"
Dan aku masih tetap diam saja
"Tanaaz! Ya ampun ini gua dari tadi manggil orang apa patung sih? Fokus banget sih Naaz!"
Lagi dan lagi aku masih bungkam dan tetap fokus ke arah buku bukuku.
"Sumpah yah si Tannaz ini! lo gak mau tau apa yang tadi gua bilang sama supir lo itu biar dia gak ngikutin lo lagi hari ini?"
"Kayanya gua didiemin lagi nih. Kayanya lo emang gak tertarik sama yang gua omongin yah" lanjutnyaKemudian manusia yang berada di depanku sekarang ini menyerah mengajakku berbicara sedari tadi. dia juga jadi ikut diam dan malah menyibukkan dirinya bermain handphone.
Aku tentu saja masih sibuk dengan duniaku sendiri sedari tadi yang fokus mengerjakan.
Cekreeekk
Aku melirik ke arah sumber bunyi tersebut. Ternyata manusia di hadapanku ini terlihat sedang memotret aku begitu saja tanpa seizin dariku.
"Naaz senyum dikit donk!"
"Sumpah Naaz mata lo bisa gak biasa aja? Gausah melotot gtu ke gua" sambungnya ketika manusia ini menyadari bahwa aku terlihat tidak menyukai apa yang dilakukan manusia ini.Aku masih membulatkan mataku ke arah manusia ini seakan mengisyaratkannya bahwa aku tidak suka di foto begitu saja tanpa izin dariku.
"Iyh deh Iyah Naaz, gua hapus kok nih liat yah gua apus nih foto cantik lo ehheeh" sambil menunjukkan bahwa manusia ini benar benar menghapus foto aku dari handphone miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAAZ
Teen FictionAku belajar dari kisah kamu dan aku, bahwa semua yang ada dipikiranku tak melulu apa yang ada dihidupku saat ini dan kamu membuktikannya. tapi ternyata memang aku saja tidak bisa mengenal baik diriku sendiri ini seperti apa. waktumu yang berharga ba...