3 - Kenangan Manis

1.4K 96 24
                                    


Happy Reading

Konser tunggal Pamungkas diadakan di pinggiran Jakarta, di sebuah hall besar nan megah. Panggung besar dengan tata lampu warna warni yang seakan menari mengikuti irama lagu. Pamungkas yang mengusung elektronik pop memang belum membawakan lagunya. Ia akan tampil di penghujung. Sebagai awal adalah band - band pembuka yang beraliran sama. Lagu - lagu nuansa pop ringan yang eargasm, ngebeat. Membawa suasana yang fun bagi penonton yang bergoyang di depan panggung seiring irama lagu.

Di bagian luar hall, ada sejumlah stand sponsor resmi yang menjajakan produknya secara masif. Ada kurang lebih sepuluh stand brand besar tersebar di luar. Di antara stand itu tentu saja ada stand yang menjual original merch dari Pamungkas. Dan brand produk lokal lain yang menjual aneka produk, seperti kaos, sepatu, tas, dan sebagainya. Di antara pengunjung itu ada Chika, yang siang itu tampil amat cantik dengan balutan mini skirt dan kemeja yang dipadu sweater merah. Kecantikannya bertambah dalam polesan make up yang minimalis.

Dimana ada upin, pasti ada ipin. Disitulah Chika menggelendot manja memeluk lengan Christy kemanapun sahabatnya melangkah. Apapun yang Christy pilih dan beli, akan diiyakan Chika. Ara seperti nyamuk yang mengikuti punggung Chika. Di belakang ada pasangan Gita Eli yang ikut meramaikan konser. Masing - masing dari mereka berkalungkan ID Card bertuliskan 'Staff', yang membebaskan mereka masuk ke backstage.

Chika sontak bergoyang ketika sebuah band di dalam sana memainkan lagu lawas Come Undone Remix dalam nuansa disco yang lebih progresive. Gadis itu larut dan tenggelam di sisi stand, tak memedulikan sekitarnya. Pinggul ramping Chika mengayun seirama ritme lagu milik Duran - Duran itu. Ara memperhatikan kecantikan dan kegembiraan Chika dari jauh. Seksi, manis, manja, cuek, sekaligus cute. Ia sudah lama jatuh cinta padanya namun sulit meraih hatinya. Ara berharap, konser ini adalah awal. Awal kenangan manis mereka.

"Heh, adek kakak, gue ada kejutan!" tegur Ara ke Chika dan Christy. Tangan Ara menyembunyikan sesuatu di punggung.

Kedua anak nyaris kembar dan tak siam itu menoleh. Bersamaan menyahut, "Apaan?"

"Ini..." Ara menunjukkan action figure upin dan ipin yang ia beli di sebuah stand.

"Aaaaak, gemeeeesssss...." Chika meraih yang bertuliskan upin dan memeluknya. Ia sampai jejingkrakan saking senengnya.

"Gumuuussshh...." Christy mengcopy gestur Chika. Memeluk ipin.

"Makasiiiih Araso!!" pekik Chika riang. Ia masih tahu diri tidak memeluk Ara, cukup memegang lengan Ara dan menggoyangkannya saja.

Ara tersenyum lebar melihat Chika begitu girang. Tak mengira akan reaksi Chika seperti anak kecil.

"Mau makan apa nunggu Pamungkas?" tanya Ara sedikit berteriak. Suara dentuman speaker mengharuskan ia berbicara keras.

"Masih lama ngga?"

Ara melirik jam tangan, "Sekitar satu jam lebih. Sesuai schedule kok tampilnya. Kita ngga akan ketinggalan."

"Gita! Eli! Mau makan apa?" tanya Christy pada teman sekelas mereka.

"Apa aja asal jangan makan nasi padang pake tangan," celetuk Gita asal sambil bergoyang.

"Yeeeee elu ngadi - ngadi kalo ditanya!" cibir Eli mencubit pipi pacarnya.

Chika dan Christy ngakak dengan recehan Gita.

"Ramen aja yuk?" ajak Chika menunjuk sebuah truck food.

"Hayuuuk...." ujaran Eli mendapat persetujuan yang lain.

Ibu negara memimpin di depan, disampingnya Christy gantian merangkul pinggang Chika dan menjatuhkan kepalanya di bahu. Ara setia memunggungi mereka, dan di belakang Gita Eli saling tabok - tabokan mesra. Mereka memilih meja di ujung, lalu menyatukan dua meja menjadi satu.

Bidadari Badung 4 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang